Virus Corona: 6 Kiat Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Wabah Covid-19



Virus Corona atau Covid-19 hari ini sudah menjadi isu dunia yang amat penting. Dari hari ke hari jumlah korban terus meningkat di berbagai penjuru dunia. 

Setelah kondisi kian penuh ketidakpastian, respon kita akan memberikan dampak terhadap kesehatan mental yang kita miliki. Terlebih jika mereka yang sebelumnya punya gangguan seperti kecemasan, panik, hingga beberapa gangguan lainnya.

Menjaga kesehatan mental di situasi seperti ini sangatlah penting. Kini, berdiam diri di rumah atau menjaga jarak dengan orang lain, menjadi salah satu langkah untuk mengatasi penyebaran virus corona. Namun, di satu sisi, berdiam diri di rumah atau melakukan karantina sendiri tentu memberi efek pada kesehatan mental kita.

The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mendefinisikan karantina sebagai memisahkan dan membatasi pergerakan orang yang telah terpapar penyakit menular untuk mengetahui apakah mereka kemudian ikut terjangkit virus corona.

Berada di rumah akan membuat kita sulit melakukan aktivitas seperti biasa. Situasi luar menuntut kita  menerima ketidakpastian yang ada. Tak banyak hal yang dapat dilakukan, tekanan ini tentu saja akan memberi dampak yang cukup besar terhadap kondisi psikis kita.

American Psychological Association melaporkan bahwa isolasi sosial memberikan sejumlah risiko pada kesehatan mental kita. Perasaan terisolasi dapat menyebabkan kurang tidur, kesehatan jantung yang buruk, kekebalan yang rendah, gejala depresi, dan gangguan fungsi eksekutif. Saat keterampilan fungsi eksekutif terganggu, kita mungkin merasa lebih sulit untuk fokus, sulit mengelola emosi, sulit mengingat informasi, dan juga berat untuk mengikuti arahan.

Sebuah tinjauan tahun 2019 di The Lancet menganalisis hasil studi sebelumnya untuk mendapatkan ide yang lebih baik tentang bagaimana COVID-19 dapat berdampak pada mereka yang dikarantina.

Tinjauan tersebut menemukan bahwa tekanan psikologis sering terjadi selama dan setelah periode karantina. Orang  biasa mengalami kondisi-kondisi seperti berikut:

Takut
Sedih
Mati rasa
Insomnia
Kebingungan
Marah
Gejala stres pasca-trauma
Gejala depresi
Mood rendah
Tertekan
Gangguan emosi
Lekas marah
Kelelahan emosional

Beberapa kajian kemudian merumuskan 6 kiat untuk menjaga kesehatan mental di tengah wabah covid-19.

1. Segera Tetapkan Rutinitas

Saat berada di rumah, situasi yang baru mesti disiasati. Membuat rutinitas dan mengatur secara jelas akan membantu kita lebih terarah. Perasaan senang dan adanya jadwal yang ditetapkan, dapat mengurangi efek ketidakjelasan atau ketidakpastian yang ada di luar sana. Situasi di rumah terasa terkendali dan tentu saja akan memberikan efek produktif kepada kita.

2. Tetaplah untuk Bergerak Aktif

Satu studi menemukan bahwa hanya dua minggu tidak aktif dapat menyebabkan pengurangan massa otot dan efek metabolik. Masa karantina punya peluang untuk membuat kita tidak aktif dan hanya menikmati suasana rumah dengan nyaman. Bergerak dan aktif menjadi salah satu kunci agar situasi psikologis kita dapat terjaga. Berolahraga ringan juga dapat menjadi pilihan untuk tetap aktif atau melakukan hobi yang kita senangi di rumah.

3. Perangi Frustasi dan Kebosanan

Beberapa kesulitan karena dikarantina berasal dari kebosanan dan frustrasi. Mencari cara untuk tetap sibuk adalah penting, jadi cobalah untuk mempertahankan sebanyak mungkin rutinitas kita. Terus mengerjakan proyek atau mencari kegiatan baru untuk mengisi waktu kita, apakah itu mengatur lemari atau mencoba hobi kreatif baru.

4. Jaga Komunikasi

Tetap berhubungan dengan orang lain tidak hanya mencegah kebosanan, tetapi juga penting untuk meminimalkan rasa isolasi. Tetap berkomunikasi dengan teman dan keluarga melalui telepon dan teks. Jangkau orang lain di media sosial. Jika memungkinkan, bergabunglah dengan komunitas pendukung atau ruang diskusi khusus untuk orang-orang yang berada di karantina. Berbicara dengan orang lain yang mengalami hal yang sama dapat memberikan rasa kebersamaan dan membuat kita merasa berdaya.

5. Mendapatkan Informasi Terbaru tapi Tidak Berlebihan

Orang cenderung mengalami kecemasan yang lebih besar ketika mereka merasa tidak memiliki akses ke informasi yang mereka butuhkan. Di sisi lain, bagaimanapun, rasa panik  dapat berasal setelah kita tenggelam dalam 24/7 di laporan atau berita yang berfokus pada informasi yang tidak akurat atau terlalu negatif. 

Daripada menghabiskan waktu menonton berita , fokuslah untuk mendapatkan informasi bermanfaat dari sumber tepercaya.

6. Ingat Alasan Mengapa Kita Melakukan Ini

Ketika kita mulai merasa frustrasi atau terkurung, akan sangat membantu jika kita mulai memikirkan alasan mengapa mesti mengkarantina diri sendiri. Jika kita berpotensi terkena coronavirus, menghindari orang lain adalah tindakan altruistik. Kita bisa meminimalkan kemungkinan menyebarkan penyakit kepada orang lain, bahkan saat kita belum menunjukkan gejala sama sekali.

Semoga saja wabah Covid-19 segera berakhir dan situasi lekas membaik, tetap sehat dan jaga kondisi kesehatan kita semua. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel