Bullying: Pengertian, Peran, Faktor dan Jenis-Jenisnya
Perundungan atau lebih dikenal dengan kata bullying sudah menjadi fenomena yang kerap kita jumpai. Pada kesempatan ini, mari kita membahas lebih lanjut, apa itu bullying? Dan apa yang menjadi faktor munculnya serta jenis-jenis bullying?
Pengertian Bullying
Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik
secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Selain itu, bullying merupakan salah satu bentuk dari perilaku agresi dengan kekuatan dominan pada perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan mengganggu anak lain atau korban yang lebih lemah darinya. Kata bullying sendiri berasal dari Bahasa Inggris,
yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang
senang merunduk kesana kemari.
Victorian Departement of Education and Early Chilhood Development mendefinisikan bullying terjadi jika seseorang atau sekelompok orang mengganggu atau mengancam keselamatan dan kesehatan seseorang baik secara fisik maupun psokologis, mengancam properti, reputasi atau penerimaan sosial seseorang serta dilakukan secara berulang dan terus menerus.
Lihat juga: Mengenal psikologi forensik
Lihat juga: Mengenal psikologi forensik
Peran dalam Bullying
Ada empat peran yang muncul saat terjadi bullying, yaitu:
a. Bullies (pelaku bullying) yaitu seseorang yang
secara fisik dan/atau emosional melukai
orang lain secara berulang-ulang. Pelaku bullying juga cenderung
memperlihatkan simptom depresi yang
lebih tinggi daripada orang yang tidak
terlibat dalam perilaku bullying dan
simptom depresi yang lebih rendah
daripada victim atau korban. Pelaku bullying cenderung mendominasi
orang lain dan memiliki kemampuan sosial
dan pemahaman akan emosi orang lain
yang sama.
b. Victim (korban bullying) yaitu seseorang yang
sering menjadi target dari perilaku agresif,
tindakan yang menyakitkan dan hanya
memperlihatkan sedikit pertahanan
melawan penyerangnya. Korban
bullying cenderung menarik diri, depresi,
cemas dan takut akan situasi baru.
c. Bully-victim yaitu pihak yang terlibat dalam
perilaku agresif, tetapi juga menjadi korban perilaku agresif Bully victim
menunjukkan level agresivitas verbal dan
fisik yang lebih tinggi dibandingkan
dengan anak lain.
d. Netral yaitu pihak yang tidak terlibat
dalam perilaku agresif atau bullying.
Faktor Perilaku Bullying
Berdasarkan beberapa temuan, terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan mengapa perilaku bullying itu terjadi:
Lihat juga: 4 manfaat optimis dalam kehidupan kita sehari-hari
Lihat juga: 4 manfaat optimis dalam kehidupan kita sehari-hari
1. Keluarga.
Pelaku bullying seringkali berasal dari
keluarga yang bermasalah : orang tua
yang sering menghukum anaknya secara
berlebihan, atau situasi rumah yang penuh
stress, agresi, dan permusuhan. Anak akan
mempelajari perilaku bullying ketika
mengamati konflik-konflik yang terjadi
pada orang tua mereka, dan kemudian
menirunya terhadap teman-temannya.
Jika tidak ada konsekuensi yang tegas dari
lingkungan terhadap perilaku cobacobanya itu, ia akan belajar bahwa
“mereka yang memiliki
kekuatan diperbolehkan untuk berperilaku
agresif, dan perilaku agresif itu dapat
meningkatkan status dan kekuasaan
seseorang”. Dari sini anak
mengembangkan perilaku bullying.
2. Sekolah
Pihak sekolah sering mengabaikan
keberadaan bullying ini. Akibatnya, anakanak sebagai pelaku bullying akan
mendapatkan penguatan terhadap
perilaku mereka untuk melakukan
intimidasi terhadap anak lain. Bullying
berkembang dengan pesat dalam
lingkungan sekolah sering memberikan masukan negatif pada siswanya, misalnya
berupa hukuman yang tidak membangun
sehingga tidak mengembangkan rasa
menghargai dan menghormati antar
sesama anggota sekolah;
3. Kelompok Sebaya
Anak-anak ketika berinteraksi dalam
sekolah dan dengan teman di sekitar
rumah, kadang kala terdorong untuk
melakukan bullying. Beberapa anak
melakukan bullying dalam usaha untuk
membuktikan bahwa mereka bisa masuk
dalam kelompok tertentu, meskipun
mereka sendiri merasa tidak
nyaman dengan perilaku tersebut.
4. Kondisi Lingkungan Sosial
Kondisi lingkungan sosial dapat pula
menjadi penyebab timbulnya perilaku
bullying. Salah satu faktor lingkungan
social yang menyebabkan tindakan
bullying adalah kemiskinan. Mereka yang
hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa
saja demi memenuhi kebutuhan
hidupnya, sehingga tidak heran jika di
lingkungan sekolah sering terjadi
pemalakan antar siswanya.
5. Tayangan televisi dan media cetak
Televisi dan media cetak membentuk
pola perilaku bullying dari segi tayangan
yang mereka tampilkan. Survey yang
dilakukan Kompas memperlihatkan bahwa 56,9% anak
meniru adegan-adegan film yang
ditontonnya, umumnya mereka meniru
geraknya (64%) dan kata-katanya (43%).
Jenis-Jenis Bullying
a. Bullying Fisik
Penindasan fisik merupakan jenis
bullying yang paling tampak dan paling
dapat diidentifikasi di antara bentuk-bentuk
penindasan lainnya, namun kejadian
penindasan fisik terhitung kurang dari
sepertiga insiden penindasan yang
dilaporkan.
Jenis penindasan secara fisik di
antaranya adalah memukul, mencekik, menyikut, meninju, menendang,
menggigit, memiting, mencakar, serta
meludahi anak yang ditindas hingga ke
posisi yang menyakitkan, serta merusak
dan menghancurkan pakaian serta barangbarang milik anak yang tertindas. Semakin
kuat dan semakin dewasa sang penindas,
semakin berbahaya jenis serangan ini,
bahkan walaupun tidak dimaksudkan
untuk mencederai secara serius.
b. Bullying Verbal
Kekerasan verbal adalah bentuk
penindasan yang paling umum digunakan,
baik oleh anak perempuan maupun anak
laki-laki. Kekerasan verbal mudah
dilakukan dan dapat dibisikkan dihadapan
orang dewasa serta teman sebaya, tanpa
terdeteksi. Penindasan verbal dapat
diteriakkan di taman bermain bercampur
dengan hingar binger yang terdengar oleh
pengawas, diabaikan karena hanya
dianggap sebagai dialog yang bodoh dan
tidak simpatik di antara teman sebaya.
Penindasan verbal dapat berupa
julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam,
penghinaan, dan pernyataan-pernyataan
bernuansa ajakan seksual atau pelecehan
seksual. Selain itu, penindasan verbal
dapat berupa perampasan uang jajan atau
barang-barang, telepon yang kasar, e-mail
yang mengintimidasi, surat-surat kaleng
yang berisi ancaman kekerasan, tuduhantuduhan yang tidak benar, kasak-kusuk
yang keji, serta gosip.
c. Bullying Relasional
Jenis ini paling sulit dideteksi dari luar.
Penindasan relasionaladalah pelemahan
harga diri si korban penindasan secara
sistematis melalui pengabaian, pengucilan,
pengecualian, atau penghindaran.
Penghindaran, suatu tindakan
penyingkiran, adalah alat penindasan yang
terkuat. Anak yang digunjingkan mungkin
akan tidak mendengar gosip itu, namun
tetap akan mengalami efeknya.
Penindasan relasional dapat digunakan
untuk mengasingkan atau menolak
seorang teman atau secara sengaja
ditujukan untuk merusak persahabatan.
Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap
tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan napas, bahu yang bergidik, cibiran, tawa mengejek, dan
bahasa tubuh yang kasar.
d. Cyber bullying
Ini adalah bentuk bullying yang
terbaru karena semakin berkembangnya
teknologi, internet dan media sosial. Pada
intinya adalah korban terus menerus
mendapatkan pesan negative dari pelaku
bullying baik dari sms, pesan di internet
dan media sosial lainnya.
Lihat juga: Psikologi musik, 5 manfaat musik untuk psikologis kita
Lihat juga: Psikologi musik, 5 manfaat musik untuk psikologis kita
e. Seksual bullying
Adalah tindakan yang berbahaya dan memalukan seseorang secara seksual. Intimidasi seksual ini termasuk pemanggilan nama seksual atau cat-calling, gerakan vulgar, menyentuh, dan materi pornografi.