Apakah Optimisme Selalu Baik untuk Kita?


Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa optimisme dalam diri seseorang mampu menjadi modal penting untuk hidup bahagia. Orang-orang yang memiliki nilai optimisme tinggi dijelaskan dapat menghadapi berbagai peristiwa sulit. Pada dasarnya, optimisme membantu kita memiliki kesehatan mental yang lebih baik. Namun, belakangan para peneliti mulai mempertanyakan bahwa apakah optimisme selalu baik untuk kita? 

Pada artikel kali ini, kami akan mencoba membahas costs of optimism, suatu hal yang bisa menjadi peringatan penting bagi orang-orang yang merasa optimis. Dan di saat yang bersamaan, pesimisme memiliki nilai positif tersendiri untuk kondisi psikologis kita. 

Kate Sweeny bersama rekannya, James A. Shepperd mencoba memberikan pelengkap atas penelitian sebelumnya terkait tentang ekspektasi seseorang, yang berjudul Anticipating one’s troubles: The costs and benefits of negative expectations. Mereka berusaha menjawab beberapa pertanyaan yang sudah ada sebelumnya di penelitian tersebut. Sekaligus menambahkan pertanyaan baru untuk mendapatkan temuan yang lebih baru. Beberapa pertanyaan di penelitian sebelumnya adalah: a) Apakah ekspektasi negatif jauh lebih buruk dibandingkan dengan ekspektasi positif sebelum adanya hasil? b) Apakah ekspektasi positif lebih memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan dengan ekspektasi negatif setelah adanya hasil? Penelitian ini juga menambahkan pertanyaan baru, c) Apakah para peserta sadar dengan adanya costs of optimism?

Proses penelitian ini menggunakan simulasi ujian yang dapat melihat harapan atau ekspektasi para peserta. Untuk mengetahui jawaban dari sejumlah pertanyaan di atas, peneliti membuat ujian sebagai simulasi yang mudah untuk melihat ekspektasi dan respon setelah melihat hasil yang didapatkan. Subjek penelitian ini sebanyak 77 orang mahasiswa psikologi.  Mereka diminta untuk menyebutkan ekspektasi hasil ujian yang akan mereka dapatkan nantinya. Sebelum mengetahui hasil yang diperoleh, peneliti meminta para peserta untuk mengisi 5 item pertanyaan untuk menilai perasaan tertekan, kesal, takut, gugup, dan marah. Dan setelah mengetahui hasilnya, para peserta kembali diminta mengisi 5 item yang sama.  

Lihat juga:



Hasil Penelitian

Pada pertanyaan pertama, apakah ekspektasi negatif jauh lebih buruk dibandingkan dengan ekspektasi positif sebelum adanya hasil?

Seperti penelitian sebelumnya, orang-orang yang memiliki ekspektasi positif memperlihatkan hasil dari 5 item tersebut dengan kondisi yang lebih baik. Namun saat melihat hasil yang ada, ekspektasi para peserta yang positif ternyata juga memperlihatkan kinerja yang baik, dan bukan sekadar optimis semata. 

Pada pertanyaan kedua, apakah ekspektasi positif lebih memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan dengan ekspektasi negatif setelah adanya hasil? Untuk jawaban ini, peneliti melihat bentuk kekecewaan orang-orang yang berekspektasi positif jauh lebih tinggi ketika hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan. 

Pada pertanyaan ketiga, apakah para peserta sadar dengan adanya costs of optimism? Peneliti melihat hasil dari ekspektasi kinerja ujian sebelum mengetahui hasilnya dengan kemungkinan kecewa yang dialami. Para peserta yang memilih ekspekatasi tinggi sadar akan konsekuensi kecewa yang mesti dibayar. 

Pada dasarnya, beberapa penelitian sebelumnnya memperlihatkan bahwa pesimisme atau mengharapkan ekspektasi negatif atau rendah tak memberikan hal baik bagi kita. Namun dalam penelitian ini, pesimisme secara tidak langsung menjadi cara untuk meredam hal-hal buruk setelah mengetahui hasil yang akan kita raih dari sebuah ekspektasi. Orang-orang pesimis dianggap memiliki antisipasi yang lebih baik dibanding orang-orang yang optimis. Namun, tentu saja hal tersebut akan menjadi ruang kajian baru dan penelitian yang akan membuka kemungkinan terkait manfaat optimis dan pesimis di psikologi. 

 Referensi

Golub, S. A., Gilbert, D. T., & Wilson, T. D. (2009). Anticipating one’s troubles: The costs and benefits of negative expectations. Emotion, 9, 277–281. 

Scheier, M. F., Carver, C. S., & Bridges, M. W. (2001). Optimism, pessimism, and psychological well-being. Optimism and pessimism: Implications for theory, research, and practice1, 189-216.

Sweeny, K., & Shepperd, J. A. (2010). The costs of optimism and the benefits of pessimism. Emotion10(5), 750.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel