7 Perbedaan Skala dan Angket



Seringkali kita mendapat pertanyaan sederhana seperti ini, apa itu skala? apa itu angket? apa bedanya skla dan angket? ataukah skala dan angket sama saja?

Beberapa orang menyamakan istilah angket dan skala, namun sebenarnya kedua instrument pengukuran tersebut sebenarnya memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda. Perbedaan tersebut antara lain adalah:

Pertama, Data yang diungkap oleh angket berupa data faktual atau yang dianggap fakta dan kebenaran yang diketahui oleh subjek. Sedangkan data yang diungkap oleh skala psikologi adalah deskripsi  mengenai aspek kepribadian individu. Data terkait riwayat pendidikan,jumlah anggota keluarga, jenis film yang disukai, opini atau pendapat mengenai suatu masalah, merupakan contoh data yang ada pada angket atau yang diungkap pada angket. Sedangkan untuk data mengenai agresivitas, kecemasan, motivasi, dan semacamnya adalah contoh data yang diungkap  oleh skala psikologi.

Kedua, Pertanyaan angket berupa pertanyaan langsung, terarah pada informasi mengenai data yang hendak diungkap. Sedangkan aitem pada skala psikologi berupa penerjemahan dari indikator perilaku guna memancing jawaban secara tidak langsung.

Ketiga, Pada angket, responden mengetahui dengan jelas apa yang ditanyakan dalam angket dan informasi apa yang dicari oleh pertanyaan yang bersangkutan. Sedangkan pada skala psikologi, meskipun responden memahami isi pertanyaan, namun tidak menyadari arah jawaban yang dikehendaki dan kesimpulan apa yang sesungguhnya diungkap oleh  pertanyaan tersebut.

Keempat, Respon yang diberikan subjek terhadap angket tidak dapat diberi skor (dalam arti harga atau nilai jawaban) melainkan diberi angka coding sebagai identifikasi atau klasifikasi jawaban. Sedangkan respon terhadap skala psikologi diberi skor melalui proses penskalaan (scaling).

Kelima, Satu perangkat angket dirancang untuk mengungkap data dan informasi mengenai banyak hal, sedangkan satu perangkat skala psikologi dirancang hanya untuk mengungkap satu tujuan ukur saja.

Keenam, Karakteristik yang disebutkan pada poin 2 dan poin 4 menyebabkan data hasil angket tidak perlu diuji lagi realibilitasnya secara psikometrik. Reliabilitas hasil angket tergantung pada terpenuhinya asumsi bahwa responeden akan menjawab dengan jujur seperti apa adanya. Sedangkan pada skala psikologi, harus tinggi realibilitasnya secara psikometrik dikarenakan relevansi isi dan konteks kalimat yang digunakan sebagai stimulus pada skala psikologi lebih terbuka terhadap berbagai sumber error.


Ketujuh, Validitas angket lebih ditentukan oleh kejelasan tujuan dan kelengkapan informasi yang hendak diungkapnya sedangkan validitas skala psikologi ditentukan oleh ketepatan operasional konstrak psikologi yang hendak diukur menjadi indikator keperilakuaan dan aitem-aitemnya.   

Nah, sudah jelaskan perbedaanya. :)


Bersumber dari buku Saifuddin Azwar, "Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel