Sepak Bola Indonesia di Masa Pandemi
Bagaimana
kabar sepak bola Indonesia di masa pandemi? Berbeda dengan beberapa liga di
luar negeri, kondisi di Indonesia terbilang memprihatinkan. Sebelumnya, kita
tahu bahwa Liga 1 dan Liga 2 sempat berulang kali dijadwalkan namun kemudian
ditunda dengan alasan pandemi yang masih memburuk. Hingga akhirnya, kabar baik
dalam dunia sepak bola di tanah air memberikan secercah harapan. Setelah keputusan
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan izin pelaksanaan kompetisi
sepak bola nasional, Liga 1 dan Liga 2, musim 2021/2022.
Di
beberapa negara, sepak bola sempat mengalami masa lockdown dan liga pun ditunda
untuk sementara waktu. Namun, tidak butuh waktu lama untuk mengeluarkan
kebijakan baru demi menggulirkan kembali liga yang sementara berlangsung.
Hasilnya, kita bisa melihat sejumlah pertandingan sepak bola di luar negeri
yang berlangsung dengan penerapan dan pelaksanaan protokol kesehatan yang
ketat.
Proses pelaksanaan sepak bola di masa pandemi tentu menyisahkan berbagai peristiwa, misalnya sejumlah klub, seperti Manchester City yang musim lalu harus kehilangan beberapa pilar pemainnya lantaran positif Covid-19. Venue pertandingan mesti dipindahkan atau jadwal pertandingan harus diubah karena tim terpapar Covid-19.
Tentunya, pelaksanaan protokol kesehatan yang ada di liga-liga
besar dijalankan dengan ketat dan tidak main-main. Kita berharap liga yang akan
dilangsungkan tidak hanya memperlihatkan skill atau adu taktik semata,
melainkan akan memberikan sajian kedisiplinan yang dapat membantu proses
berlangsungnya liga menjadi tetap aman dan nyaman.
Belajar
dari liga-liga yang telah berlangsung di masa pandemi, kedisiplinan dari
berbagai pihak menjadi kunci sukses berlangsungnya pelaksanaan. Termasuk dengan
para pendukung yang juga dapat menahan diri untuk tetap berada di rumah. Meski
sekarang, di beberapa liga Eropa, kita bisa melihat para pendukung mulai
memenuhi stadion dan menyaksikan pertandingan secara langsung. Semua itu tentu
dengan kebijakan yang telah dibuat matang dan buah dari kedisiplinan
menjalankan protokol kesehatan secara bersama-sama.
Sekiranya,
Liga 1 dan Liga 2 yang akan bergulir nanti juga dapat memberikan keterbukaan
data terhadap masyarakat. Apabila staf atau pemain terpapar Covid-19, kabar
resmi dapat disampaikan ke publik untuk membuktikan dan memperlihatkan
keseriusan dalam melaksanakan liga di masa pandemi. Jelas saat pemain terpapar
virus saat liga berlangsung akan merugikan tim, namun kesadaran untuk terbuka
dan memberikan klaim akan menjadi pilihan yang jauh lebih baik.
Hiburan
Bagi Masyarakat
Sepak
bola di Indonesia menjadi salah satu tontonan yang begitu digemari berbagai
kalangan. Bagi beberapa orang yang mulai bosan berdiam diri di rumah, siaran
pertandingan tim kesukaan dinantikan sebagai hiburan. Para pendukung sepak bola
tanah air sudah menantikan liga sejak lama, tertunda selama kurang lebih satu
tahun seakan membuat para pendukung dipenuhi dahaga akan menyaksikan tim
kesayangannya berlaga. Namun, apakah sebenarnya sepak bola benar-benar bisa
menjadi sebuah hiburan bagi masyarakat?
Pada umumnya, citra pendukung sepak bola kerap digambarkan dipenuhi dengan berbagai hal negatif. Hal ini tidak terjadi hanya di Indonesia, melainkan di berbagai belahan dunia. Ini dibuktikan dari banyaknya penelitian tentang pendukung sepak bola yang memperlihatkan perilaku hooliganisme dan rasisme.
Namun, salah
seorang peneliti, bernama Alan Pringle, dari University of Nottingham
membuktikan hal yang dapat menjawab pertanyaan kita sebelumnya. Dalam jurnal
penelitiannya yang berjudul “Can watching football be a component of
developing a state of mental health for men?”, Alan memberikan gambaran
betapa sepak bola juga dapat memberi efek pada kesehatan mental seseorang.
Dalam
penelitiannya, Alan mencoba mengeksplorasi beberapa efek positif yang dicatat
selama studi dengan penggemar sepak bola dari Mansfield Town, sebuah tim yang
saat ini berada di divisi ketiga Liga Sepak Bola Inggris. Hasil dari studinya
menjelaskan bahwa para pendukung sepak bola dapat menjadi penghilang stres,
sebagai ruang katarsis, memperbaiki mood, dan pengembangan hubungan orang tua
dan anak yang baik. Selanjutnya, berbagai temuan menarik itu mungkin dapat kita
buktikan sendiri berdasarkan pengalaman masing-masing.
Di masa pandemi ini, ketika situasi benar-benar buruk dan sulit diprediksi, mungkin saja sepak bola bagi para penggemar atau beberapa orang dapat menjadi hiburan yang menyelamatkan. Namun di satu sisi, jika Liga di Indonesia dijalankan tanpa kedisiplinan yang tinggi dari berbagai pihak, harapan sebelumnya mungkin akan berubah menjadi petaka.
Dan yang tak kalah penting, masa depan sepak bola di
Indonesia sekiranya dapat terus berkembang bahkan di masa yang pelik seperti
ini. Berbagai ajang di masa depan akan menuntut kita untuk meningkatkan
kualitas dan keterampilan para pemain sepak bola tanah air, dan dengan
bergulirnya Liga 1 dan Liga 2, secercah harapan untuk melihat masa depan sepak
bola Indonesia kembali mulai terlihat.