Sisi Baik dan Buruk dari Sifat Ambisius
“Dasar Ambis!!!”
Seseorang pasti pernah menerima atau mengucapkan
kalimat tersebut. Padahal menjadi ambisius bukan merupakan suatu kesalahan.
Namun, kesalahannya terletak saat seseorang menjadi ambisius yang tidak sehat. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ambisius adalah sifat seseorang yang penuh
keinginan untuk mencapai harapan atau cita-cita dengan ambisi. Sisi baik dari
sifat ambisius adalah :
1. Upgrade
diri
Seseorang dengan sifat ambisius selalu ingin menjadi
lebih baik dalam berbagai bidang. Sehingga seseorang yang ambisius selalu
mempunyai tujuan dan kemauan untuk mencapai keinginannya. Seseorang yang ambisius
juga menjadi penggerak bagi diri sendiri untuk mencapai tujuan karena tanpa
ambisi, seseorang tidak akan melakukan apapun.
2. Multitasking
Seseorang yang memiliki sifat ambisius, biasanya
tergolong ke dalam jenis multitasking.
Sehingga seseorang yang ambisius dapat menyelesaikan tugas dengan cepat dan
penuh tanggung jawab karena tidak ingin mengecewakan orang lain.
3. Optimis
Seseorang dengan sifat ambisius juga memiliki rasa
percaya diri yang tinggi dan yakin atas kemampuan yang dimilikinya, sehingga
orang-orang ambisius selalu bersikap gigih dan bekerja keras untuk mewujudkan
keinginan tersebut.
Menjadi seseorang dengan sifat ambisius tidak selalu buruk, bahkan seseorang tidak bisa berada di posisi karir saat ini tanpa ambisi. Namun, yang harus diperhatikan adalah seseorang harus memiliki sifat ambisius yang sehat.
Ambisius yang sehat adalah upaya yang diukur secara sistematis
untuk mendapatkan dan membuktikan pencapaian diri. Namun, ambisius juga
memiliki kategori yang tidak sehat.
Ambisius tidak sehat adalah sporadis untuk membuktikan kepada keluarga, teman, bahkan media sosial, jika ‘dirinya’ yang paling hebat.
Ambisius tidak sehat justru memiliki kesamaan dengan sifat keserakahan, yang akhirnya
dapat menghambat perkembangan diri sendiri dan hubungan sosial. Meskipun
seseorang tidak merasa jika ‘dirinya’ mengalami hal tersebut, namun sering kali
hal kecil seperti ini justru terjadi. Sisi buruk dari sifat ambisius adalah :
1. Mudah depresi
Orang-orang yang ambisius menjadi sangat mudah
depresi, egois, dan gegabah dalam bertindak dan mengambil keputusan. Bahkan,
seseorang merasa tidak ingin dikalahkan dan harus bisa menjadi yang terbaik,
serta melakukan segala hal dengan sempurna.
2. Tidak mau kalah dari orang lain
Hal ini dapat terjadi karena orang-orang dengan sifat
ambisius selalu merasa ingin menjadi yang terbaik dan unggul dalam segala bidang.
Sehingga, selalu muncul rasa untuk bersaing dan mengalahkan orang yang disebut
sebagai lawan.
3. Merusak pikiran dan lelah
Biasanya orang-orang ambisius memiliki waktu yang
sangat padat dan sibuk. Bahkan, waktu beristirahat pun dipakai untuk melakukan
kegiatan yang kompetitif. Bisa jadi, orang-orang dengan sifat ambisius justru
dapat menurunkan kesehatan sendiri.
4. Tekanan lingkungan dan sosial media
Orang-orang yang memiliki sifat ambisius biasanya
sering mendapat tekanan dari lingkungan dan sosial media, seperti hinaan dan
dianggap remeh. Tekanan tersebut dapat membuat seseorang merasa tidak pernah
puas dengan pencapaian yang didapat.
Ambisi memang dapat muncul dari berbagai faktor, seperti keluarga, lingkungan, sosial, bahkan media sosial. Keluarga menjadi salah satu faktor terbentuknya sifat ambisius seseorang, bisa sifat ambisius yang sehat maupun tidak sehat. Hal ini tergantung bagaimana orang tua menerapkan pola asuh untuk memproteksi anak.
Banyaknya tuntutan untuk menjadi sempurna dan berkompetitif dengan saudara/tetangga/teman dapat melahirkan sifat ambisius tidak sehat. Kemudian, lingkungan juga akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan sifat ambisius. Lingkungan yang tidak sehat, seperti kemiskinan, kekerasan, broken home, dan pergaulan yang buruk juga akan mempengaruhi lahirnya sifat ambisius yang tidak sehat.
Sama halnya dengan tekanan sosial media, akan menyebabkan sifat ambisius yang tidak sehat. Tidak menutup kemungkinan, di era sekarang asupan untuk konten sosial media sangat dibutuhkan. Sehingga, tidak sedikit orang yang ingin terlihat hebat dan sempurna di sosial media dengan memposting berbagai bentuk kegiatan dan prestasi.
Faktor pendukung tersebut tidak selalu memberikan dampak buruk bagi sifat ambisius. Boleh jadi, dengan faktor pendukung tersebut seseorang dapat memiliki sifat ambisius yang sehat. Tidak ada yang salah dengan sifat ambisius karena ambisius boleh-boleh saja, asalkan tidak merugikan diri sendiri dan orang lain!
*Penulis
Elys Krisdiana, saat ini berstatus sebagai mahasiswi Universitas Islam Indonesia, Hubungan Internasional. Penulis juga menggeluti dunia pendidikan terkait HAM dan saat ini berstatus sebagai ketua divisi pendidikan dalam organisasi Klinik Advokasi Hak Asasi Manusia. Serta beberapa kali menjadi moderator dalam diskusi HAM bersamaYLBHI dan KontraS. Serta penyelenggara dari Seminar Nasional Memperingati Hari HAM Internasional yang bekerja sama dengan komunitas Millennial Youth Action. Penulis dapat dijumpai di @elyskrisdianaa