Pencegahan dan Penyembuhan Pasien Covid-19 Ala Epictetus

 


Pada mulanya penyakit kerap berasal dari pikiran. Di psikologi, dikenal dengan istilah psikosomatis, di mana pikiran bisa menjadi muncul suatu gejala. Jika pikiran mulai bermasalah, kondisi tubuh dengan mudah akan terganggu. Bahkan dapat menurunkan kerja imun.

Kini, kita dihadapkan dengan informasi dari berbagai media tentang kasus positif virus Corona yang melonjak seperti gunung. Di tengah situasi seperti ini, mari kita mencoba melihat dari sudut pandang filsafat. Akan menarik untuk membahas virus Corona ini bila beranjak dari pemikiran salah seorang  filsuf Yunani pada abad ke-1 SM dan tergabung dalam aliran stoisisme yang sangat populer, namanya adalah Epictetus. Pemikiran beliau mengenai etika moral sangat terkenal.

Epictetus pernah mengatakan, “It is not things that disturb us, but our opinion of them.”  Pernyataan itu mencoba menjelaskan bahwa ketika orang memiliki kecemasan atau ketakutan terhadap sesuatu, itu karena opininya, bukan hal yang sebetulnya terjadi. Pemikiran seperti ini merupakan kesalahan individu karena tidak dapat menuju ke cara pandang yang lebih luas.

Manusia sebetulnya memiliki hak mutlak atas kendali pikirannya. Akan tetapi menurut Kaum Stoa, terdapat hal-hal di luar kendali personal, diantaranya adalah kekayaan, kondisi tubuh, reputasi, tindakan orang lain, anggapan orang lain, atau sesuatu yang di luar pikiran seperti gempa bumi dan semacamnya.

Tubuh dapat dikendalikan oleh akal sepenuhnya karena dapat mengatur langkah manusia. Jika pikiran mengatakan benar, dia akan bergerak ke arah tersebut. Begitu juga sebaliknya. Pemikiran Epictetus memberikan pandangan pada manusia agar mampu menguasai pikirannya.

Epictetus dulu adalah seorang budak, Murid dari Rufus sangat menikmati masa itu karena sadar bahwa pikiran mengendalikan tubuhnya. Jika dia kesal atau mengamuk tidak jelas, itu akan merugikan dirinya sendiri karena hal tersebut di luar kendalinya. Yang dapat dilakukan adalah ikhlas dan mengendalikan pikirannya dengan cara yang lebih baik.

Konsep terapi kadang kala menggunakan kekuatan pikiran untuk mengendalikan kondisi seseorang. Salah satunya dengan terapi CBT (Cognitive Behavioral Theraphy) yang mana hal tersebut telah terbukti sebagai metode penyembuhan dan pencegahan penyakit mental.

Di masa peningkatakn kasus virus Corona ini, kita bisa mencoba untuk melatih cara berpikir kita seperti Epictetus. Mulai dari mendisiplinkan diri dengan protokol kesehatan, waspada, dan mengendalikan pikiran sebagaimana mestinya. Ditambah lagi belakangan ada beberapa kelompok yang mengucilkan mantan pasien Corona dan memberi stigma negatif.

Melalui konsep berpikir dari kaum Stoa, terutama Epictetus, masyarakat harus memahami sebagaimana pentingnya cara berpikir yang bijak untuk dilakukan agar terciptanya kesejahteraan dan menghindarkan diri dari penyakit.

Namun, untuk memahami konsep tersebut bukanlah hal mudah. Pemerintah sekiranya dapat memikirkan kurikulum pendidikan yang dapat mengajarkan nilai-nilai filsafat secara dini. Semoga kedepannya situasi dapat lebih baik.*

 

 

*Penulis

Muhammad Fachrul Hudallah yang lahir di Kudus, 28 Agustus 2000. Saat ini dia berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Wahid Hasyim Semarang. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel