4 Temuan Ilmiah Tentang Mindfulness yang Sangat Menjanjikan



INDOPOSITIVE.orgBeberapa waktu lalu kita sempat membahas tentang mindfulness. Kali ini kita akan mencoba melihat sejumlah penelitian yang berkaitan dengan mindfulness. Namun sebelumnya, mari kembali memahami makna sederhana dari mindfulness, yaitu kesadaran yang mencuat atas perhatian yang disengaja, secara terbuka pada masa kini.

Berdasarkan hal tersebut, para peneliti kemudian melihat berbagai kemungkinan yang ditawarkan dari hadirnya mindfulness.

Pertama, mindfulness membuat kita memiliki usia yang lebih panjang.

Elissa Epel bersama rekannya dari Universitas California San Francisco mempelajari mindfulness dan melihat efeknya terhadap usia. Dengan judul penelitian, Can Meditation Slow Rate of Cellular Aging? Cognitive Stress, Mindfulness, and Telomeres, mereka menemukan bahwa menerapkan mindfulness membawa seseorang untuk berusia lebih panjang. Hal tersebut dikarenakan pengaruh telomeres, yaitu bagian dari kromosom yang memberikan pengaruh besar dengan pemeliharaan sel sehingga usia dapat lebih panjang. Terlebih lagi, mindfulness dapat mengurangi stress kognitif dan meningkatkan pengaruh telomeres pada diri seseorang.


Kedua, mindfulness mengatasi masalah mental dan kondisi fisik.

Rinske A. Gotink, peneliti asal Belanda, mencoba mengetahui bagaimana efek yang ditimbulkan dari mindfulness. Hasil tersebut  membuktikan bahwa pengembangan aplikasi mindfulness seperti Mindfulness Based stress reduction (MBSR) dan Mindfulness Based Cognitive Therapy terbukti efektif dalam mengatasi masalah mental yang ada seperti depresi, kecemasan, dan stress serta masalah fisik seperti kanker, gangguan kardiovaskuler, rasa sakit kronis. Aplikasi tersebut mampu mencegah gangguan fisik atau mental pada seseorang.

Ketiga, mindfulness mampu memberikan pengaruh mood.

Pelatihan mindfulness dalam jangka waktu yang panjang diketahui mampu memberikan efek yang besar. Namun, pada penelitian ini, pelatihan dibuat singkat dan para peneliti mencoba melihat efek yang ditimbulkan dari proses itu. Penelitian itu berjudul, Effects of Brief and Sham Mindfulness Meditation on Mood and Cardiovascular Variables.

Pada penelitian, sebanyak 82 mahasiswa yang terdiri dari 34 laki-laki dan 48 perempuan, tanpa pengalaman meditasi sebelumnya, diikutkan dalam tiga kelompok. Sebelum dan setelah perlakuan itu, mereka dinilai dan dipelajari situasinya.  Tiga kelompok itu terdiri dari meditasi sebenarnya, palsu dan kontrol.

Akhirnya, kelompok meditasi memiliki kondisi mood yang lebih baik. Mood menjadi salah satu hal penting dari aplikasi mindfulness. Selain itu, masalah seperti memori jangka pendek dan fokus juga berkembang. Hal itu dapat ditemukan pada kelompok yang menerima mindfulness, meski dalam waktu singkat.

Keempat, mindfulness memberi kemampuan konsentrasi yang kuat.

Dalam berbagai masalah yang berkembang, mindfulness mulai menjadi sebuah tawaran untuk dijadikan intervensi psikologi. Britta K. Hölzel, peneliti asal Jerman, bersama dengan sejumlah koleganya merilis temuan yang berjudul; How Does Mindfulness Meditation Work? Proposing Mechanisms of Action From a Conceptual and Neural Perspective.

Dari temuan mereka, dijelaskan bahwa latihan mindfulness mampu meningkatkan konsentrasi gray matter di area hippocampus, posterius cingulate cortex, temporo parietal junction, dan cerebellum. Area otak itu berperan penting dalam belajar pemrosesan memori, pengaturan emosi dan perspektif seseorang. Sekiranya, meditasi menjadi sebuah jalan untuk menemukan kondisi yang lebih baik dari diri kita.  

Semoga empat penelitian ini bermanfaat dan kita dapat belajar lebih jauh lagi tentang mindfulness di waktu yang akan datang.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel