Apa yang Terjadi Jika Pilihan Kita Dikendalikan Orang Lain?
INDOPOSITIVE.org—Hidup
akan dihadapkan dengan beberapa pilihan. Apa yang akan kita alami dikemudian
hari menjadi konsekuensi atas pilihan
kita hari ini. Di tengah banyaknya pilihan, seringkali kita mendapat masalah
dalam memutuskan sesuatu yang benar-benar kita inginkan.
Kemampuan
manusia untuk membuat keputusan dari sejumlah pilihan yang ada tidak sepenuhnya
terjadi atas kehendak pribadi (faktor internal), melainkan juga dipengaruhi
oleh lingkungan (faktor eksternal).
Di
beberapa negara dan budaya, pilihan seseorang tak sepenuhnya ditentukan diri
sendiri. Misalnya saja, pilihan seseorang terkadang masih
dipengaruhi oleh lingkungan seperti teman, kerabat dan orang tua. Sering kali
dapat kita jumpai, peran orang tua masih mempunyai pengaruh yang kuat dalam
pemilihan keputusan anak. Orang tua senang sekali memilih atau mengurusi
pilihan anak, seperti memilih jurusan kuliah, memilih teman bahkan ada orang
tua yang juga ingin mengambil kuasa untuk pemilihan pasangan hidup anaknya. Padahal,
kemampuan kita dalam memilih keputusan secara mandiri menjadi kunci agar
kondisi jauh lebih baik.
Hal
itu juga bertujuan agar kita tidak menyesali apa saja yang akan terjadi dan akan
berdampak baik, serta membuat kita bahagia. Dalam isitilah psikologi, fenomena
diatas dikenal dengan istilah locus of
control. Locus of control secara sederhana dapat difenisikan sebagai harapan umum yang mendasari terjadinya suatu peristiwa
kehidupan seseorang yang dipengaruhi oleh tindakan atau kendali pribadi maupun
unsur lain. Locus of control pertama kali diajukan oleh Rotter berdasarkan
teori belajar sosialnya. Menurut Rotter, pada dasarnya konsep dari locus of control memperlihatkan
keyakinan serta harapan seseorang mengenai sumber penyebab dari berbagai
peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Kejadian-kejadian yang terjadi pada
dirinya dikendalikan oleh kekuatan dari dalam dirinya atau dari luar dirinya.
Terkait
hal ini, kita bisa belajar dari salah satu penelitian dari Yale University. Eksperimen
yang di lakukan oleh Langer bersama Rodin yang merupakan Profesor dari Yale University
dengan judul penelitian The effects of
choice and enhanced personal responsibility for the aged: a field experiment in
an institutional setting. Mereka melakukan studi di panti jompo dengan memberikan beberapa
pilihan terkontrol pada subjek atas keputusan kecil dalam hidup mereka. Para
peneliti membagi subjek menjadi dua kelompok: kelompok yang diinduksi oleh
tanggung jawab (RI) dan kelompok kontrol. Pada kelompok RI diberitahu bahwa mereka
memiliki kehendak untuk beberapa pilihan pengaturan seperti, perabotan, jam
berkunjung, hiburan dan diberi tanaman kecil untuk dirawat.
Sedangkan
pada Kelompok kontrol diberi tahu bahwa perawat akan mengurus setiap kebutuhan
mereka, hiburan apa yang diinginkan, jam kunjungan yang ditentukan, bagaimana
tata ruang diatur dan tanaman yang diberikan akan dirawat oleh perawat. hasil
eksperimen menunjukan bahwa kelompok RI memiliki suasana hati yang lebih baik,
tingkat kewaspadaan yang tinggi, dan lebih aktif. Dan setelah beberapa lama
kemudian mereka menemukan bahwa subjek yang berada di grup RI tingkat
kematiannya lebih rendah sebesar 50% dibandingkan kelompok kontrol.
Bahagia
itu ditangan kita sendiri, sebisa mungkin kita berusaha menjadi apa yang kita
harapkan. Lingkungan sekiranya tak membatasi ruang gerak kita. Seperti halnya
yang Carl Gustav Jung selalu katakan, “I
am not what happened to me, I am what I
choose to become.”