4 Penelitian Terbaru Tentang Uang dan Kebahagiaan Kita: Berapa Penghasilan Ideal untuk Hidup Bahagia?
INDOPOSITIVE.org—Salah
satu kesimpulan dari penelitian Psikologi Positif adalah uang tak mampu membeli
kebahagiaan. Sebuah kesimpulan yang sering kita dengar diungkapkan di berbagai
hal lain, bukan hanya di dunia psikologi. Dalam kehidupan sehari-hari saja,
orang-orang sering mengatakan hal demikian. Hanya saja, kesimpulan seperti ini
memunculkan sebuah konsep yang keliru. Beberapa orang tak memikirkan baik-baik
tentang masalah finansial lantaran sering mendengar kalimat atau ungkapan
serupa.
Penelitian
terbaru bahkan menyatakan pendapatan atau penghasilan memiliki pengaruh dengan
kebahagiaan. Meskipun bukan menjadi satu faktor penentu yang utama. Namun
berikut beberapa penelitian tentang uang yang mungkin akan menarik untuk dikaji
dan dibahas bersama.
Pertama,
uang memberikan kebahagiaan saat kita menghabiskan untuk orang lain.
Elizabeth
W. Dunn, Lara B. Aknin, dan Michael I. Norton, dengan judul penelitian Spending money on others promotes happiness
yang diterbitkan pada tahun 2008 di Science, menyimpulkan bahwa uang dapat
membeli kebahagiaan, selama uang itu kita gunakan atau habiskan untuk kepentingan
orang lain. Dalam salah satu studinya, peneliti membandingkan efek kebahagiaan
mengeluarkan uang untuk keperluan pribadi dibanding orang lain. Bagian tersebut
memperkuat hasil bahwa berbagi dengan orang lain mampu meningkatkan rasa
bahagia seseorang. Penelitian tersebut dilakukan di Amerika Utara.
Kedua,
secara universal uang mampu memberikan kebahagiaan dalam memberi.
Jika
penelitian sebelumnya hanya dilakukan di Amerika Utara, Lara B. Aknin bersama koleganya
kembali menguji penelitian terdahulu. Kali ini bukan hanya bertempat di satu
negara, melainkan di beberapa negara. Judul penelitian mereka, Prosocial spending and well-being:
Cross-cultural evidence for a psychological universal, dipublikasikan Journal of Personality and Social Psychology.
Pada penelitian ini, 136 negara memperlihatkan hal yang serupa. Bahwa dorongan
memberi kepada orang lain begitu dekat dengan kebahagiaan. Perilaku prososial
dengan membagikan pendapatan dapat menjadi bukti universal dalam berbagi.
Ketiga,
menghasilkan uang $ 75.000 per tahun akan membuat kita hidup bahagia.
Andrew
T. Jebb bersama rekannya, baru-baru ini mempublikasikan penelitian yang
berjudul Happiness, income satiation and
turning points around the world. Dengan melibatkan sebanyak 1,7 juta orang
dari 164 negara, mereka penemukan bahwa penghasilan antara $60.000 dan $75.000
per tahun memberikan kondisi yang lebih baik terhadap kebahagiaan kita.
Keempat,
uang dapat mengubah motivasi seseorang dalam bekerja.
Bila
sebelumnya kita paham bila berbagi memberikan kebahagiaan, uang memiliki sisi
lain yang patut kita sadari. Kathleen D. Vohs Bersama rekannya telah
membuktikan dalam sebuah penelitiannya yang berjudul, The Psychological Consequences of Money. Sekiranya penelitian
tersebut memberikan pengingat pada kita, uang cenderung membuat kita tak ingin
membantu orang lain, membuat kita tak ingin menyumbang bahkan menghabiskan
waktu bersama orang lain.
Mengapa
memberikan uang pada orang lain membuat kita bahagia?
Manusia
sebagai makhluk sosial akan menerima efek positif secara langsung dalam membina
atau menjalin hubungan dengan orang lain. Karena itu, otak manusia memiliki reward system yang juga mengatur
interaksi kita dengan orang lain: neuortansmitter
oxytocin. Hormon ini walaupun dikenal sebagai hormon cinta, ini juga memiliki
efek positif dan negatif terhadap hubungan sesama. Lalu, setelah kita
mengetahui empat hal tersebut, apa yang harus kita lakukan selanjutnya?