Humor Mampu Memberikan Kita Harapan, Mengapa?



INDOPOSITIVE.org — Sebagai makhluk yang memiliki perasaan, tak jarang kita mengalami kegagalan hingga merasa kehilangan harapan terhadap apa yang telah kita lakukan. Saat merasakannya, sebagian dari kita bahkan mengandaikan dengan perumpamaan bagai bumi yang berhenti berputar, atau langit seakan runtuh, dan bahkan matahari yang tak lagi bersinar. Kehilangan harapan tentu mempengaruhi proses kehidupan yang kita jalani.

Seorang penulis bernama Pablo Neruda pernah berkata bahwa “you can cut all the flowers but you cannot keep spring from coming”. Demikian halnya dengan harapan yang kita miliki, meskipun keputusasaan menghampiri, tidak ada yang bisa mematikan harapan. Tanpa kita sadari, sebenarnya harapan terus ada dalam diri kita. Hanya saja harapan dapat muncul dalam berbagai bentuk. Dan salah satu hal yang menciptakan harapan ternyata ada pada humor.

Humor ternyata memainkan peran yang penting bagi kita karena berfungsi sebagai sumber potensial untuk menumbuhkan harapan. Humor akan bekerja sebagai mekanisme penanggulan yang akan menghambat pikiran negatif dengan memunculkan pikiran positif sehingga memunculkan harapan pada diri.

Snyder di tahun 1991 mempublikasikan penelitiannya dengan judul, The will and the ways: Development and validation of an individual-differences measure of hope. Penelitian itu menunjukkan bahwa harapan terdiri dari dua dimensi kognitif yang saling berkaitan yaitu agensi, yang merupakan set kognitif individu yang bertujuan untuk percaya bahwa individu mampu memulai serta mempertahankan diri dalam sebuah pencapaian; selanjutnya adalah jalur, merupakan kemampuan individu untuk menemukan cara secara efektif dalam mencapai sasaran. Sama dengan halnya dengan yang di ungkap oleh Barbara L. Fredrickson  dalam salah satu artikelnya yang berjudul What good are positive emotions?, ia mengatakan bahwa model emosi positif berbeda dengan emosi negatif. Emosi negatif akan menimbulkan penyempitan repertoar pemikiran-tindakan seseorang (yang mengarah pada kecenderungan aksi yang terkait dengan kelangsungan hidup tertentu), sedangkan emosi positif mengarah pada pelebaran sesaat dari repertoar pikiran-tindakan.

Dengan demikian, emosi positif tidak selalu terkait dengan kecenderungan perilaku-perilaku tertentu, melainkan awal untuk merangsang kegiatan kognitif. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa emosi positif dapat memiliki efek untuk mendorong individu dalam membuang skrip perilaku otomatis (setiap hari) dan mengejar jalur pemikiran dan tindakan yang baru, dan kreatif seperti harapan.

Humor dan harapan adalah faktor-faktor yang berpotensi signifikan terhadap keseluruhan rasa kesejahteraan psikologis dan fisik seseorang. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Alexander Vilaythong bersama rekannya dalam penelitian Humor and hope: Can humor increase hope? mengungkap bagaimana humor dapat mempengaruhi harapan seseorang.

Penelitian ini menguji apakah stimulus humor, khususnya video komedi, dapat meningkatkan tingkat harapan seseorang. Pengujian ini dilakukan menggunakan The Snyder State Hope Scale, untuk menguji kemungkinan peningkatan skor harapan setelah menonton video yang lucu dan netral.  Hasil dari penilitian ini menunjukkan bahwa adanya nilai perubahan dihitung dengan mengurangi nilai harapan pra menyaksikan video dengan pasca menyaksikan video. Dengan demikian, terdapat nilai perubahan positif pada individu yang mendapatkan stimulus humor menunjukkan peningkatan untuk memiliki harapan.

Jadi, sudahkah kita menghadirkan humor di kehidupan sehari-hari kita?

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel