ABCDE Model: 5 Langkah Untuk Lebih Optimis dari Seligman
INDOPOSITIVE.org—Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa optimis
menjadi salah satu hal penting bagi seseorang. Dalam berbagai penelitian
tentang optimis, kita tentu akan membaca berbagai pandangan tentang lawan dari
kata optimis itu sendiri, pesimis. Bukan
berarti bahwa pesimis adalah hal buruk, namun sejauh ini, optimis masih
mendapatkan hasil yang lebih baik. Bahkan kita kadang mendengar bahwa ada orang
yang telah terlahir optimis dan pesimis. Tapi, benarkah demikian adanya? Akan
tetapi, berdasarkan dari temuan Martin Seligman, optimis menjadi sesuatu yang
dapat dipelajari dan dikembangkan.
Dalam bukunya, Learned Optimism: How to Change Your Mind
and Your Life, Seligman menceritakan tentang optimisme dan usaha yang
dapat dilakukan dalam mengembangkan potensi tersebut. Mulai dari anak-anak,
kita bisa menanamkan nilai kritis serta mengajarkan sejumlah nilai hingga saat
dewasa nanti, tak akan mudah saat menghadapi masalah dan terhindar dari depresi
berat.
The
ABCDE Model
Seligman percaya bahwa setiap orang dapat belajar untuk
optimis. Dengan hal tersebut, kesehatan mental seseorang dapat terjaga lebih
baik. Pendekatan Seligman dalam mempelajari hal tersebut berdasarkan
pengembangan cognitive-behavioral techniques yang dikembangkan oleh Aaron
Beck dan rational emotive behavioral therapy yang diciptakan oleh Albert
Ellis. Kedua konsep tersebut dikembangkan guna menumbuhkan dan menemukan
perilaku yang diinginkan. Pendekatan yang kemudian disusun Seligman dikenal
dengan model ABCDE, yang terdiri dari:
Adversity
(Kesulitan)
Coba pikirkan kesulitan terbesar atau kesulitan
terakhir yang anda alami. Mungkin berhubungan dengan kesehatan, ekonomi atau
keluarga. Tantangan apapun yang anda alami.
Belief
(Keyakinan)
Catatlah pikiran yang muncul saat anda mengalami
kesulitan tersebut. Tulislah perasaan anda sejujur mungkin. Semisal anda
mengatakan, “Saya bodoh” atau “Semua ini salah saya” dan sejumlah pikiran lain
yang terlintas.
Consequence
(Konsekuensi)
Selanjutnya, pertimbangkan konsekuensi dari pikiran
yang telah dicatatkan pada langkah sebelumnya. Pertimbangkanlah dengan matang,
apakah pikiran itu membawa pada kondisi yang lebih baik atau semakin
memperburuk keadaan.
Disputation
(Pertentangan)
Setelah mengetahui konsekuensi yang terjadi, hal
selanjutnya adalah, buatlah bantahan terhadap pikiran anda sendiri. Berusahalah
untuk melawan pikiran yang muncul pada langkah kedua tahap ini. Buatlah jawaban
yang sebisa mungkin mampu membantah pernyataan anda sebelumnya pada langkah
kedua.
Energization
(Energi)
Terakhir, kumpulkan sejumlah langkah yang telah
dilewati, buatlah pertimbangan yang membawa anda pada usaha untuk menentukan
langkah terakhir. Mengumpulkan inspirasi atau tenaga untuk menghadapi kesulitan
yang telah ada. Dengan itu, anda akan tetap berusaha untuk berjuang mencapai
tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Kiranya, konsep yang ditawarkan Seligman, ABCDE
Model menjadi salah satu kemungkinan untuk dipelajari dan dikembangkan.
Hanya saja, butuh waktu untuk mengembangkan konsep optimis itu sendiri. Selain
itu, penting diketahui bahwa seringkali kita tak mampu memahami optimis dengan
baik. Hingga hal tersebut membuat kita secara tidak realistis bertindak dan
melakukan apa saja. Optimsim bias menjadi salah satu konsep yang membahas hal
tersebut. Saat optimis tak mampu terlihat jernih dan semakin bias, itu dapat
mengarahkan kita pada narsistik.