Mengapa Memaafkan Itu Penting?
INDOPOSITIVE.org — Di
kehidupan sehari-hari kita tentu saja melakukan interaksi. Ketika bertemu dan
berinteraksi dengan orang lain ada banyak emosi yang bermunculan, apakah itu
dengan bertemu seseorang yang kita benci, kemudian kita mencelanya, atau tidak
setuju dengan pendapat orang lain, kecewa dengan yang dikatakan orang lain,
bahkan marah ketika kita sedang dijadikan bahan candaan. Apakah kita sudah tahu
dampak dari sikap emosi tersebut? Witvliet bersama timnya pada tahun 2001 menemukan jawaban tersebut dan
dipublikasikan dengan judul Granting Forgiveness
or Harboring Grudges: Implications for Emotion, Physiology, and Health. Ternyata
sikap emosi mencela, benci, kecewa, marah dapat mempengaruhi denyut jantung,
tekanan darah dan sistem saraf kita.
Para
peneliti juga berpandangan bahwa orang yang mengintensifkan pengalaman atau
kenangan yang menyakitkan serta pikiran dendam dalam kehidupan sehari-hari
menurut tanggapan Psikofisiologis mungkin akan lebih kuat bereaksi alami untuk
menunjukkan sikap dan emosi negatif. Ketika kita sering menunjukkan perilaku
mencela, benci, kecewa, marah dan sikap/ emosi lainnya dapat mengikis kesehatan
fisik dengan mempengaruhi kerentanan terhadap perkembangan penyakit yang telah
dijelaskan Bono dan Mc Cullough dalam penelitiannya, Positive Responses to Benefit and Harm: Bringing Forgiveness and
Gratitude Into Cognitive Psychotherapy, yang dipublikasikan di Universitas
of Miami pada tahun 2006. Lalu ketika berada masalah tersebut, entah dibenci
atau dicela, dikecewakan, kita butuh kemampuan atau keinginan untuk dapat
memaafkan.
Sebab
memaafkan bukan hanya berpengaruh pada perasaan, emosi dan pikiran tapi juga
sangat berperan penting untuk menjadikan tubuh tetap sehat serta menjaga
kehidupan sosial untuk tetap baik. Dalam penelitian yang sama Witvliet beserta
tim, membuktikan bahwa memaafkan dapat meningkatkan kesehatan. Dalam studi
mereka, tim peneliti meminta partisipan untuk membayangkan memaafkan seseorang
dalam kehidupan nyata, hal ini menunjukkan perbaikan dalam hal kardiovaskular (denyut
jantung, tekanan darah) dan sistem saraf simpatik yang berfungsi (meningkatkan
konduktansi kulit) dibandingkan dengan mereka yang diminta membayangkan untuk
tidak memaafkan orang lain dalam kehidupan nyata. Penemuan serupa dari Lawler dan rekan dalam
penelitiannya dengan judul a Change of
Heart: Cardiovascular Correlates of Forgiveness in Response to Interpersonal Conflict
pada 2003, mereka menemukan partisipan dalam wawancara studinya bahwa seseorang
yang memaafkan orang lain dari kehidupan
masa lalunya akan lebih jauh reaktif dan kurang mengalami peningkatan denyut
jantung dan tekanan darah tinggi dibanding yang tidak memaafkan.
Demikian
pula hubungan sosial sangatlah erat dengan saling pengertian dan pemahaman
interpersonal. Bagaimana manfaat memaafkan dapat berpengaruh untuk menciptakan
hubungan dalam kehidupan sosial yang baik?. Menurut Aschleman dalam
penelitiannya yang berjudul Forgiveness as
a Resiliency Factor in Divorced or Permanently Separated Families, dipublikasikan
pada 1996, mereka menemukan bahwa seseorang yang memaafkan orang lain karena
kekerasan pemberontakan, memiliki rasa penerimaan diri dan tujuan hidup yang
lebih baik serta kurangnya kecemasan dan gejala depresi. Dalam hubungan sosial
dengan memaafkan seseorang yang mempunyai masalah dengan kita dapat
mengembalikan hubungan yang dekat antar interpersonal, sehingga akan mendapat
kedamaian dan ketenangan dalam hidup bersosial.
Tanpa
kita sadari dalam kehidupan sehari-hari memaafkan berbeda dengan pembelaan diri
yang berlebihan, menyalahkan orang lain dan pikiran untuk balas dendam serta
proses yang berhubungan dengan psikopatologi. Sangatlah banyak dari kita hanya
mementingkan diri sendiri, ingin menang sendiri, menjatuhkan harga diri orang
lain dan tidak ingin melihat orang lain senang. Hal ini dilakukan karena suatu
harga diri yang menurut kita sangat penting untuk dijaga.
Dengan memaafkan
individu tidak sedang melecehkan diri sendiri atau bahkan menganggap harga dirinya
begitu rendah. Memaafkan adalah suatu keputusan dalam pribadi seseorang yang
sangatlah bijak untuk menciptakan suatu kedamaian bagi diri sendiri dan orang
lain. Selain bermanfaat bagi kesehatan dan hubungan sosial, dengan memaafkan
kita dapat menambah ladang amalan untuk menjadi bekal yang takkan pernah
membusuk dikemudian hari. Kalau bukan
sekarang kita memaafkan kapan lagi? Budayakan memaafkan guna menciptakan
suasana yang penuh damai.