Jangan Lupa Bersyukur!

INDOPOSITIVE.org — Manusia menerima dan kadang tidak menerima kondisi yang dialami. Salah satu yang memengaruhi hal tersebut adalah kemampuan kita untuk bersyukur. Saat ini dalam bidang psikologi, rasa syukur menjadi kajian yang menarik untuk dipelajari. Syukur atau Gratitude merupakan emosi yang dimiliki seseorang untuk memberi rasa terima kasih dengan apa yang diterima. Kata syukur berasal dari kata “syakara” yang memiliki arti berterima kasih. 



Gratitude memiliki hubungan positif dengan sikap dan emosi positif, salah satunya forgiveness, dapat dikatakan juga sebagai pasangan sikap. Orang yang bersyukur akan memiliki motivasi untuk melakukan perilaku prososial dan akan mempertahankan perilaku tersebut. Seseorang juga akan menghindari untuk melakukan perilaku yang buruk antar sesama manusia. Dalam memunculkan rasa syukur juga dilatarbelakangi dengan faktor kognitif, yaitu ketika orang mengalami rasa syukur pada saat percaya bahwa keuntungan yang diperoleh disebabkan karena bantuan orang lain. Sehingga seseorang mampu memaknai bahwa usaha orang lain juga menyebabkan ungkapan terima kasih bagi orang lain.

Bono & Mccullough pada tahun 2006 menjelaskan bahwa ketika berbagai sikap dan emosi positif dipasangkan akan memunculkan respon pada masalah interpersonal dan memberikan pengalaman yang dapat mengembangkan diri seseorang menjadi individu yang lebih baik. Sedangkan McCullough dkk di tahun 2001 menjelaskan bahwa terdapat beberapa fungsi yang menjadikan syukur atau Gratitude sebagai moral yang relevan. Pertama, A moral barometer function dapat membantu dalam memaknai perilaku orang lain terlebih pada hal yang positif dan membantu untuk mempresepsikan tentang seseorang mampu melakukan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Kedua, A moral motive function yaitu ketika bersyukur akan memotivasi dan merangsang seseorang untuk berperilaku prososial seperti menjadi orang yang saling berbagi dengan yang lain, fungsi ni juga dapat menjadi dasar dari seseorang untuk bersikap altruisme. Ketiga, A moral reinforce function sebagai penguat moral. Penguat yang mampu mendorong untuk terus berperilaku prososial hingga masa mendatang.

Penelitian Wood tahun 2008 menyatakan bahwa bersyukur juga memiliki kaitan dengan kepuasan hidup seseorang karena bersyukur merupakan hal yang positif dan pengalaman yang memiliki emosi positif juga berkaitan dengan kepuasan hidup. McCollough, Emmons, dan Tsang pun pada penelitiannya memperoleh kesimpulan mengenai teori syukur, yaitu pertama, syukur merupakan bagian dari fungsi-fungsi psikologi yang membantu manusia untuk tetap menjaga kewajiban antar sesama manusia. Kedua, syukur merupakan kumpulan dari perangkat
  yang spesifik tentang kesenangan atau keuntungan yang dinilai positif dan berdasarkan pada usaha yang dilakukan. Ketiga, dari berbagai penelitian dipercaya bahwa syukur salah satu pengalaman yang bersifat menyenangkan dan berhubungan dengan kepuasan, kebahagian dan harapan. Jadi, jangan lupa bersyukur!


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel