Bagaimana Cara Melatih Anak Untuk Berpikir Kritis?
INDOPOSITIVE.org — Artikel
ini dibahas oleh William R.Klemm Ph.D. Seorang psikolog yang mempelajari Memory Medic. Professor senior
Neurosains di Universitas Texas A&M. Banyak anak kurang percaya diri untuk
berpikir sendiri dan benar-benar takut untuk mencoba. Kenyataannya adalah bahwa
anak-anak terlahir untuk berpikir secara kreatif, tapi kesesuaian sekolah telah
menenggelamkan anak-anak dan menghalangi pemikiran analitis dan kreatif mereka.
Dalam budaya kita, satu-satunya tempat di mana ide-ide berwawasan dimusnahkan
adalah di sekolah.
Beberapa
orang mungkin beranggapan bahwa mustahil untuk mengajari anak agar menjadi
seorang pemikir. Kepercayaan umumnya adalah bahwa ada yang terlahir sebagai
intelek dan ada yang tidak. Tentu saja ini keliru! Berpikir kritis dan kreatif
adalah kemampuan, sesuatu yang tentunya dapat dilatih.
Tentu
saja, tetap ada yang dinamakan tahap perkembangan. Anak kecil kurang berpikir
analitis dibanding yang lebih tua. Namun, seberapa baik seorang anak berpikir
tergantung pada bagaimana orangtua dan guru memberi harapan agar mereka
berpikir dengan cara mereka sendiri. sekolah sering hanya berfokus mengajari
siswa mengenai apa yang harus dipikirkan, dan bukan bagaimana cara berpikir.
Orangtua cenderung memberitahu anak-anak apa saja yang perlu dipikirkan. Tetapi
bahkan dalam hal mengajari anak-anak bagaimana berperilaku baik dan tepat,
instruksi akan lebih mungkin diterima jika anak-anak didorong untuk memikirkan
mengapa perilaku tertentu lebih dipilih dari perilaku lainnya.
Beberpa
Orangtua dan Guru mengetahui banyak anak memiliki kemampuan berpikir yang
buruk. Beberapa penyebabnya adalah perubahan budaya, yang menjadi salah satu
faktor, seperti televisi, musik yang melemahkan pikiran, video game, jejaring
sosial dan seterusnya. Kita tidak memiliki masalah untuk memberitahu apa yang
harus dipikirkan oleh anak-anak, namun ketika pemikiran mereka mulai bermasalah
kita banyak yang enggan campur tangan.
Beberapa
Orangtua bahkan Guru berpikir bahwa akan buruk menentang pemikiran anak-anak
yang lemah dan sedikit bermasalah. Mereka khawatir hal itu akan membuat mereka
terlihat memalukan dan menghancurkan harga diri mereka. kenyataannya, hal
itulah yang justru membuat mereka semaakin tidak mampu setara dengan rekan atau
teman mereka yang memiliki kemampuan berpikir efektif, dan justru hal itu yang
menyebabkan timbulnya rasa harga diri yang rendah pada anak.
Sekolah
dan mandat negara juga berkontribusi terhadap masalah ini. Sering sekali, siswa
hanya dilatih untuk mencari satu "jawaban yang benar." Lalu ada
pengetahuan dan keterampilan standar negara, dimana siswa secara aktif tidak dianjurkan untuk berpikir "di luar
kotak."
Bagimana
melatih berpikir kritis pada anak?
Pertama, Berilah Kepercayaan dan Harapan
Penting untuk anak melatih mempertahankan ide-ide mereka dan menjawab sejumlah
pertanyaan. Tunjukkan bahwa tidaklah cukup jika sebuah opini atau jawaban
sekedar “benar”. Anak butuh untuk mempertahankan opini-opini mereka dan
mengerti mengapa mereka tiba pada jawaban tersebut dan kenapa hal itu “betul”.
Kedua, Jadilah Model.
Orangtua dan Guru dapat menunjukkan
langsung kepada anak-anak bagaimana berpikir kritis dan kreatif tentang
instruksi materi. Meskipun dalam “mengajarkan sebuah test,” tunjukkan kepada
anak-anak bagaimana memikirkan alternative jawaban, tidak hanya mengingat
jawaban yang benar. Tunjukkan kenapa beberapa jawaban bisa dikatakan benar dan
beberapa dikatakan salah.
Ketiga, Berilah Penghargaan
Dalam proses berpikir, Orangtua dan Guru mesti mengambil
perhatian anak-anak. Aktifitas belajar dan semua tugas sebaiknya memiliki
tujuan yang jelas untuk anak-anak agar membiasakan pikiran kritis dan kreatif.
Premi gradasi berupa penghargaan atau beberapa insentif dapat diberikan pada
anak-anak sebagai penghargaan. Ketepatan analisis hanya dapat terjadi jika
benar-benar diharapkan dan dihargai.