Dua Alasan Mengapa Stres Penting Kita Hindari
INDOPOSITIVE.org — Stres
dapat terjadi dengan alasan yang tak dapat kita duga. Stres bukan hanya
merupakan perasaan yang sangat tidak menyenangkan, namun juga memiliki efek
samping yang berbahaya bagi pikiran dan tubuh. Sangat penting bagi kita untuk belajar bagaimana mengatasi stres, agar dapat menjaga tubuh kita berfungsi dalam
kesehatan yang baik dan tetap menjalani hidup yang sehat.
1. Stres Bisa Merestrukturisasi
Otak Anda
Stres
tidak selamanya selalu negatif. Bahkan sesekali kita membutuhkan stress,
seperti saat kita bersaing dalam sebuah lomba olahraga atau tampil di atas
panggung. Hal itu dapat memberikan kita ledakan energy yang dibutuhkan pada
saat-saat tertentu. Namun efek negative dari
stress, dari waktu ke waktu dapat merestrukturisasi otak kita.
Ketika
stres mempengaruhi otak kita, sumbu dari HPA (hypothalamus-pituitary-adrenal) diaktifkan.
Hipotalamus adalah bagian tengah otak, dan ia melepaskan senyawa yang bergerak
ke kelenjar pituitari. Hal ini kemudian melepaskan Hormon ACTH (adrenocorticotrophic)
yang kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah. Pada saat itu,akan dihasilkan hormon
stress kortisol.
Ketika
kortisol terlepas hal itu akan membuat tubuh dalam keadaan antisipasi, siap
beraksi. Ketika tubuh mulai berurusan dengan efek jangka panjang Kortisol, bagaimana
pun, itu akan memiliki efek negatif pada otak. Otak tak dapat mengatasinya
dengan baik dalam waktu yang panjang dari adrenalin, sehingga hal itu mulai memberikan
efek negatif pada tubuh.
Kortisol
bertanggung jawab atas ketersediaan pasokan energi kita (karbohidrat, lemak dan
yang paling penting - gula) energy tersebut diperlukan ketika kita mengalami
situasi stres. Namun setelah keadaan berkepanjangan terjadinya stres, otot
mulai rusak dan kita akan mengalami respon yang mulai menurun dan kita akan
mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh. Secara umum, hal tersebut akan
merusak otak kita.
2. Stres Dapat Membuat Otak Anda
lebih kecil
Terus
menerus stres dan meningkatnya tingkat kortisol berarti menjadikan sinyal otak
yang berhubungan dengan pembelajaran, memori dan pengendalian stres menjadi
menurun. Daerah ini sama dengan otak yang mengontrol sifat-sifat ini
(Hippocampus) juga mulai membatasi aktivitas sumbu HPA dan ketika ini memburuk
atau menjadi lemah, kita kurang mampu mengendalikan tingkat stres kita.
Kortisol
juga membuat otak Anda lebih kecil! Koneksi Syanptic menghilang ketika terdapat
begitu banyak kortisol dan bagian depan otak yang menentukan penilaian,
perilaku sosial, dan pengambilan keputusan, juga menyusut. Depresi adalah
risiko ketika hal ini terjadi, karena sel-sel otak kurang sedang dikembangkan,
dan kami terjebak dalam siklus negatif dalam otak.
Dua
hal tersebut semoga saja dapat membuat kita untuk sebisa mungkin menghindari stress.
Pun saat kita harus melewati atau menghadapi stress, kita selalu punya cara
untuk belajar dan membuat kehidupan kita menjadi lebih baik.