5 Penelitian Psikologi Yang Wajib Diketahui Orang Tua
INDOPOSITIVE.org - Menjadi orang tua kemudian memiliki anak atau keluarga bukanlah hal yang mudah. Namun dalam peran menjadi orang tua, terdapat sejumlah hal yang wajib disyukuri dan dipelajari dengan baik. Sejumlah penelitian pun membuktikan hal tersebut. Berikut lima penelitian yang wajib diketahui untuk orang tua atau calon orang tua.
1. Peran "orang tua" membuat kita lebih bahagia.
Menjadi keluarga bahagia via newportrichey.suntoyota.com |
Penelitian terkini membuktikan bahwa“pleasures of having children are outweighed
by the pains.” Kebahagiaan memiliki anak itu sangat besar dan amat
terasa. Bisa dikatakan akan sebanding rasanya dengan rasa sakit yang dirasakan
seorang Ibu di saat persalinan. Penelitian
terbaru yang dilakukan Nelson dan kawan-kawan dalam psychological bulletin membahas when, why, and how is parenthood associated with more or less well-being?
mengungkapkan bahwa, rata-rata, orang yang memiliki peran sebagai “orang tua”
merasakan hal yang bahagia setiap hari dibanding dengan “non-parents,” merawat anak-anak terbukti dapat meningkatkan
kenikmatan hidup jika dibandingkan dengan kegiatan lain. Terkhusus bagi para Ayah, hal ini akan meningkatkan
level emosi positif dan kebahagiaan dari anak-anak mereka.
2. Pertanyaan "mengapa penting untuk mengutamakan sang anak?"
2. Pertanyaan "mengapa penting untuk mengutamakan sang anak?"
Anak sumber kebahagiaan via theweeklyworld.com |
Memiliki anak tidak
hanya memberi dampak kenikmatan, penelitian juga menemukan bahwa sikap child-centric atau berfokus pada anak
merupakan hal yang bermanfaat. Penelitian yang dilakukan oleh Ashton-James dan
kawan-kawan pada tahun 2013 dalam jurnal psychological and personality science menemukan bahwa orang tua yang paling berfokus
pada anak juga lebih bahagia dan membawa makna yang lebih besar dalam hidup. Bersikap
child-care atau pada aktivitas yang
menunjukkan kepedulian kepada anak memiliki asosiasi dengan kebermaknaan dan berkorelasi
dengan perasaan negatif yang rendah.
“Penelitian ini mengungkapkan bahwa semakin peduli dan perhatian yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain, semakin bahagia dan bermakna pula pengalaman mereka. Dari perspektif ini, semakin orang tua memberi perhatian terhadap anak atau mengutamakan kesejahteraan anak- yaitu, semakin “child-centric” orang tua-semakin bahagia dan bermakna pula kehidupan mereka." Jadi, apa yang baik untuk Anak Anda, Maka tentu baik pula untuk Anda.
“Penelitian ini mengungkapkan bahwa semakin peduli dan perhatian yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain, semakin bahagia dan bermakna pula pengalaman mereka. Dari perspektif ini, semakin orang tua memberi perhatian terhadap anak atau mengutamakan kesejahteraan anak- yaitu, semakin “child-centric” orang tua-semakin bahagia dan bermakna pula kehidupan mereka." Jadi, apa yang baik untuk Anak Anda, Maka tentu baik pula untuk Anda.
3. Orang tua overprotektif itu masalah.
Orang tua over protektif via stayathomemum.com |
Sebagaimana banyak hal dalam
hidup, sangat jelas perbedaan antara merawat
dan mengekang; khususnya dalam hal tumbuh kembang anak. Penelitian dalam Journal of child and family studies yang
dipimpin oleh Holly H. Schiffrin dari University of Mary Washington bertanya
kepada 297 mahasiswa mengenai perilaku orang tua mereka dan bagaimana perasaan
mereka terhadap perilaku tersebut. Penelitian ini menemukan hubungan antara “helicopter parenting” orangtua pengekang
dan depresi dengan level yang lebih tinggi di antara para mahasiswa, begitu juga
dengan tingkat kemandirian dan kompetisi yang rendah. “orangtua harus mengingat
bagaimana tahap perkembangan anak, dan
belajar menyesuaikan gaya pengasuhan mereka, terutama ketika anak merasa
orang tua sudah mulai lebih mendominasi segalanya.” Semoga kelak kita menjadi orang tua yang baik dan bijak.
4. Melakukan tugas bersama anak.
Bekerja bersama anak itu penting via runnelsortho.com |
Akan lebih mudah jika membesarkan
anak yang bahagia jika hubungan Ayah dan Ibu akur dan seirama didalam rumah. Salah
satu yang sering menjadi pertentangan antara orang tua adalah tugas-tugas rumah.
Salah satu penelitian dalam Journal of Family Issues yang dipimpin oleh Adam M.
Galovan pada tahun 2013 menemukan bahwa akan jauh lebih baik jika keluarga
bekerja sama dalam melaksanakan tugas di rumah. “Ketika pasangan melaksanakan
pekerjaan rumah dalam waktu yang bersamaan-tidak peduli siapa melakukan tugas
apa-pasangan tersebut akan lebih puas dalam pembagian tugas rumah.” Selamat bertugas menjadi ayah atau ibu yang baik.
5. Ancaman TV pada anak-anak.
Awasi anak-anak dari ancaman TV via telegraph.co.uk |
The
American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa anak di atas dua tahun
seharusnya tidak menonton TV lebih dari dua jam per hari. Dan anak usia di
bawah dua tahun seharusnya tidak menonton sama sekali. Salah satu penelitian
yang dilakikuan oleh Linda S. Pagani, Caroline
Fitzpatrick dan Tracie A.
Barnett, yang dilakukan melibatkan
hampir 2000 orang anak di Kanada sejak lahir menemukan bahwa waktu ekstra
selama satu jam untuk menonton TV bagi anak di atas 2.5 tahun dapat menjadi
prediksi kinerja mereka yang buruk ketika memasuki taman kanak-kanak. Dan semakin lama anak menonton di
atas usia 2.5 tahun, maka semakin buruk pula penguasaan kosa kata, perhitungan,
dan kemampuan motorik mereka ketika mencapai usia 5 tahun.
Penulis: Nurul Fitroh
Editor: Wawan Kurniawan
Sumber: Spring.org