Kebahagiaan Feby
Perkenalkan ini adik baru saya, Feby. Kami dipertemukan dalam sebuah
komunitas pendidikan alternatif yang ada di Makassar, Sekolah Rakyat KAMI.
Komunitas ini mewadahi para anak-anak pemulung yang tinggal di kampung pemulung
samping kampus, Unhas. Saat perjumpaan pertama antara saya dan Feby, dia masih
malu-malu. Ini lumrah terjadi di awal pertemuan antara adik dengan kakaknya.
Jangan memikirkan sekolah seperti layaknya sekolah
pada umumnya ! Tidak ada kelas, karena KAMI menciptakan kelas sendiri. Tidak
ada ruang yang membatasi proses belajar dengan lingkungan KAMI.
Kembali tentang Feby, ia hidup menumpang di
rumah keluarganya di kampung pemulung. Ibu mereka pergi entah ke mana sementara
bapaknya ke luar kota merantau bekerja. Singkatnya, Feby semenjak kepindahannya,
memegang peranan ganda, seorang kakak sekaligus seorang ibu bagi kedua adiknya.
Saya terenyuh betul, saat melihat Feby dengan telaten
menyuapi adiknya. Feby menjadi dewasa sebelum waktunya. Masih terlalu dini
untuk mengerjakan tugas seperti itu. Seharusnya sekarang Feby bisa bermain
boneka dan membaca setumpuk buku cerita bersama teman-temannya. Bisa dibilang,
Feby adalah anak multy-tasker. Dia sebagai kakak
harus menjaga sekaligus menjadi pencari nafkah untuk adiknya, Ade.
Suatu hari, Feby mendatangi kami, para kakaknya yang
sedang duduk bercerita, untuk memberi masing-masing kami permen. Dia
membagi-bagikan permen pada kami satu-satu tanpa terkecuali. Beberapa jam
berikutnya, dia datang dari warung membeli sabun cuci dan sebungkus makanan
ringan. Dia pun dengan senang hati singgah, membuka makanannya dan menawari
kami.
Saya ingat betul saya menolak makanan itu. Mukanya
biasa saja, tiada kecewa. Feby tersenyum lalu menawari kakak-kakaknya yang
lain. Ah, selain sabar dia juga senang berbagi saa seharusnya justru dia yang
layak menerima.
Sungguh beruntung orang-orang yang mampu menciptakan
bahagia saat justru keadaan sedang dalam keadaan begitu sulitnya. Barangkali,
orang-orang ini percaya bahwa bahagia adalah pilihan dan tanggung jawab diri
sendiri, bukan orang lain.
_____________
*Inti tulisan ini pernah dimuat di sini dengan beberapa penambahan isi.
Andi Sri Wahyuni Handayani, penulis merupakan anggota Forum Lingkar Pena Makassar.