Kesepian: Pengertian, Penyebab, dan Efeknya




Orang yang kesepian sering mendambakan kontak manusia, tetapi keadaan pikiran mereka membuatnya lebih sulit untuk menjalin hubungan dengan orang lain.


Kekhawatiran yang berkembang seputar bahaya kesepian telah mendorong seruan untuk bertindak oleh Ahli Bedah Umum AS Vivek Murthy, yang baru-baru ini mengeluarkan nasihat setebal 82 halaman tentang masalah ini. Penasihat tersebut mengutip data dari beberapa penelitian, termasuk penelitian yang menemukan bahwa hampir separuh orang dewasa di AS mengalami perasaan kesepian setiap hari.

Laporan Murthy juga mengutip meta-analisis yang menemukan bahwa risiko kematian dini akibat kesepian meningkat sebesar 26% dan 29% akibat isolasi sosial. Selain itu, kurangnya hubungan sosial dapat meningkatkan risiko kecemasan, depresi, stroke, penyakit jantung, dan demensia.
Artikel ini membahas apa yang kami maksud dengan istilah "kesepian", serta berbagai penyebab, konsekuensi kesehatan, gejala, dan pengobatan potensial untuk kesepian.

Pengertian Kesepian

Kesepian adalah emosi manusia secara universal yang kompleks dan unik untuk setiap individu. Karena tidak ada penyebab tunggal yang sama, mencegah dan mengobati kondisi pikiran yang berpotensi merusak ini bisa sangat bervariasi.

Misalnya, seorang anak kesepian yang kesulitan mencari teman di sekolah memiliki kebutuhan yang berbeda dengan orang tua yang kesepian yang pasangannya baru saja meninggal.
Peneliti berpendapat bahwa kesepian dikaitkan dengan isolasi sosial, keterampilan sosial yang buruk, introversi, dan depresi.

Kesepian, menurut banyak ahli, belum tentu terkait akan sendirian. Kecuali, jika Anda merasa sendirian dan terisolasi, maka kesepian berperan besar mencuat di pikiran Anda.

Misalnya, seorang mahasiswa baru mungkin merasa kesepian meskipun dikelilingi oleh teman sekamar dan teman sebaya lainnya. Seorang prajurit yang memulai karir militernya mungkin merasa kesepian setelah ditempatkan di negara asing, meskipun terus-menerus dikelilingi oleh anggota pasukan lainnya.

Kesepian vs Kesendirian

Meskipun penelitian dengan jelas menunjukkan bahwa kesepian dan kesendirian buruk bagi kesehatan mental dan fisik, menyendiri tidak sama dengan kesepian. Faktanya, kesendirian sebenarnya memiliki sejumlah manfaat kesehatan mental yang penting, termasuk memungkinkan orang untuk lebih fokus dan memulihkan tenaga.

Kesepian ditandai dengan perasaan terasing meskipun menginginkan hubungan sosial. Ini sering dianggap sebagai pemisahan, penolakan, atau pengabaian yang tidak disengaja oleh orang lain.
Kesendirian , di sisi lain, bersifat sukarela. Orang-orang yang menikmati menghabiskan waktu sendiri terus menjaga hubungan sosial yang positif sehingga mereka dapat kembali ketika mereka menginginkan koneksi. Mereka masih menghabiskan waktu dengan orang lain, tetapi interaksi ini diimbangi dengan periode waktu sendirian.

Penyebab Kesepian

Faktor penyebab kesepian termasuk variabel situasional, seperti isolasi fisik, pindah ke lokasi baru, dan perceraian. Kematian seseorang yang berarti dalam hidup seseorang juga dapat menimbulkan perasaan kesepian.

Selain itu, ini bisa menjadi gejala gangguan psikologis seperti depresi. Depresi sering menyebabkan orang menarik diri secara sosial, yang dapat menyebabkan isolasi. Penelitian juga menunjukkan bahwa kesepian bisa menjadi faktor yang berkontribusi terhadap gejala depresi. 

Kesepian juga dapat dikaitkan dengan faktor internal seperti harga diri yang rendah . Orang-orang yang kurang percaya diri sering percaya bahwa mereka tidak layak diperhatikan atau dianggap orang lain, yang dapat menyebabkan isolasi dan kesepian kronis .

Faktor kepribadian juga dapat berperan.  Introvert , misalnya, mungkin kurang mengembangkan dan mencari hubungan sosial, yang dapat menyebabkan perasaan terasing dan kesepian.

Efek Kesepian

Kesepian memiliki berbagai efek negatif pada kesehatan fisik dan mental,  di antaranya: penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan, fungsi otak yang berubah, perkembangan penyakit Alzheimer, perilaku antisosial, penyakit kardiovaskular dan stroke, daya ingat dan belajar menurun, depresi dan bunuh diri, meningkatnya tingkat stres, pengambilan keputusan yang buruk.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel