Home Literacy Environment Bagi Perkembangan Psikologis Anak

 


Selamat tahun baru!


Berapa jumlah buku yang selesai kamu baca di tahun kemarin? Kamu mungkin adalah orang yang membaca cukup banyak buku atau memenuhi target, atau belum mempertimbangkan untuk membuat target bacaan dan emoga saja tahun ini kamu bisa bertemu dengan banyak bacaan-bacaan menyenangkan.


Sebagian besar dari kita mungkin tidak begitu menaruh perhatian pada jumlah buku bacaan. Bahkan beberapa orang mungkin saja merasa asing dengan target bacaan. Itu tidak menjadi masalah, karena sepertinya memang kita tidak tumbuh di dalam lingkungan yang memberi perhatian besar pada kegiatan membaca buku.


Di sini, alih-alih membahas manfaat membaca buku mari kita membahas saja mengenai peran lingkungan dalam membentuk kebiasaan membaca. Banyak orang yang beranggapan bahwa kecintaan terhadap membaca tidak selalu datang begitu saja. Biasanya terdapat hal yang melatarbelakangi kebiasaan tersebut, misalnya peran orang terdekat di masa kecil, atau rumah yang memiliki banyak buku bacaan, dan lain-lain.


Lingkungan yang mendorong agar orang-orang bisa lebih banyak terlibat dengan kegiatan membaca diistilahkan dengan home literacy environment. Istilah ini mengacu pada rumah yang di dalamnya memberikan banyak stimulus untuk kegiatan literasi, misalnya terdapat banyak buku bacaan, kegiatan membaca bersama anak, diskusi interaktif yang membahas bacaan, waktu yang diberikan untuk membaca hingga perjalanan mengunjungi toko buku dan perpustakaan.


Penelitian mengenai home literacy environment pada anak juga telah banyak dilakukan. Menciptakan home literacy environment tidak hanya akan membuat anak menjadi lebih mencintai kegiatan membaca buku namun juga bisa menjadi beberapa predictor perkembangan psikologis yang bermanfaat. 


Misalnya saja penelitian Nikla Wirth, Guffler, Drescher, dan Ehmig, di tahun 2020, menemukan bahwa orang tua yang mengutamakan aktivitas membaca bersama anak  di usia prasekolah menunjukkan hasil yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan bahasa anak khususnya dalam aspek produksi bahasa, komprehensi kalimat dan tata bahasa. 


Rose, Lehrl, Ebert dan Weinert di tahun 2018 juga melakukan penelitian longitudinal pada anak berusia tiga hingga delapan tahun dan menunjukkan bahwa home literacy environment dapat mendukung perkembangan bahasa anak dan berpengaruh pada perkembangan sosioemosional anak khususnya pada perilaku kerja sama yang lebih baik, agresifitas fisik yang rendah, dan regulasi emosi yang lebih baik.


Hal itu terjadi karena aktivitas membaca bersama bisa menjadi peluang untuk bercerita mengenai banyak hal antara orang dewasa dan anak. Dengan membangun kebiasaan bercerita bersama ini, suasana kelekatan antara orang tua dan anak akan semakin hangat. 


Buku anak biasanya menampilkan cerita-cerita sederhana yang sesuai dengan kapasitas sang anak untuk memahami konteks tertentu. Namun dari sana, pengalaman imajinatif dan menyusun konsep-konsep abstrak berdasar. Anak-anak juga akan lebih banyak menemukan kata atau istilah baru. Semua itu memperluas wawasan anak dan tentunya akan membantu mereka untuk mengembangkan berbagai kemampuan-kemampuan lain.


Armstrong dan Pemberton di tahun 2010 menerbitkan sebuah artikel penelitian yang membahas mengenai bagaimana pengetahuan verbal dapat berperan penting dalam proses regulasi diri anak sekolah dasar. 


Anak yang memiliki banyak kosa kata akan lebih mampu melakukan komunikasi terhadap orang di sekililingnya ketika mereka menginginkan sesuatu atau ketika menghadapi kesulitan. Memiliki banyak kosa kata juga akan membantu anak untuk lebih mungkin mengekspresikan perasaan mereka. Perasaan atau emosi adalah sesuatu yang abstrak, dan kata-kata dapat membantu untuk merekatkan konsep tersebut menjadi sesuatu yang lebih mungkin untuk dipahami.


 

Referensi:

Cole, P. M., Armstrong, L. M., & Pemberton, C. K. (2010). The role of language in the development of emotion regulation.


Wirth, A., Ehmig, S. C., Drescher, N., Guffler, S., & Niklas, F. (2020). Facets of the early home literacy environment and children’s linguistic and socioemotional competencies. Early Education and Development31(6), 892-909. 


Rose, E., Lehrl, S., Ebert, S., & Weinert, S. (2018). Long-term relations between children’s language, the home literacy environment, and socioemotional development from ages 3 to 8. Early Education and Development29(3), 342-356.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel