Mengenal Teori Zeigarnik Effect dan Cara Kerja Ingatan Kita
Pernahkah teman-teman merasa sulit tidur lantaran ada hal yang belum diselesaikan? Tugas sekolah, kantor, atau organisasi, mungkin. Beberapa dari kita kerap lupa atau mungkin belum sempat menyelesaikan hal tersebut. Hingga akhirnya, kita merasa terganggu dan tak lagi merasa tenang.
Para peneliti menyebut masalah tersebut dengan istilah Zeigarnik Effect. Segala hal yang kita mulai namun tidak selesai, kerap membawa kita pada pikiran yang mengganggu.
Zeigarnik Effect
Istilah ini berawal dari penelitian Bluma Zeigarnik, seorang psikolog asal Uni Soviet. Dalam serangkaian percobaan, peserta diminta untuk menyelesaikan tugas-tugas sederhana seperti menempatkan manik-manik pada tali, menyusun puzzle, atau memecahkan masalah matematika. Setengah dari peserta terganggu sebagian saat mengerjakan tugas-tugas ini.
Setelah penundaan selama satu jam, Zeigarnik meminta peserta untuk menggambarkan apa yang telah mereka kerjakan. Dia menemukan bahwa mereka yang pekerjaannya terganggu dua kali lebih mungkin mengingat apa yang telah mereka lakukan dibandingkan dengan mereka yang benar-benar menyelesaikan tugas.
Dalam versi lain dari eksperimen, ia menemukan bahwa peserta dewasa mampu mengingat tugas yang belum selesai 90 persen lebih sering daripada mereka yang melakukan tugas hingga selesai. Studi awal Zeigarnik dijelaskan dalam sebuah makalah berjudul "On Finished and Unfinished Tasks" yang diterbitkan pada tahun 1927.
Selama 1960-an, peneliti memori John Baddeley mengeksplorasi lebih lanjut temuan ini dalam sebuah eksperimen. Peserta diberi waktu terbatas untuk menyelesaikan satu set anagram. Ketika mereka tidak bisa menyelesaikan anagram sebelum waktunya habis, mereka diberi kata jawaban.
Ketika para peserta kemudian diminta untuk mengingat kata dalam anagram, mereka menunjukkan ingatan yang lebih baik untuk kata-kata yang belum mereka pecahkan. Ini mendukung temuan Zeigarnik bahwa orang memiliki memori yang lebih baik untuk informasi yang belum selesai atau terputus.
Namun, tidak semua penelitian menemukan dukungan untuk efek tersebut. Beberapa penelitian gagal menunjukkan efek yang sama dan peneliti lain telah menemukan bahwa ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan efek tersebut. Misalnya, penelitian telah menunjukkan bahwa motivasi dapat memainkan peran utama dalam seberapa baik orang mengingat informasi.
Bagaimana cara kerja ingatan kita?
Memori jangka pendek terbatas, baik dalam kapasitas maupun lamanya. Biasanya, kita hanya dapat mengatur untuk menyimpan begitu banyak hal dalam memori, dan bahkan kemudian kita perlu terus berlatih informasi untuk mempertahankannya. Ini membutuhkan sedikit upaya mental. Tidak mengherankan, semakin banyak Anda mencoba untuk mengingat dalam jangka pendek, semakin sulit Anda harus bekerja untuk membuatnya tetap tinggal.
Pelayan, misalnya, harus mengingat banyak detail tentang tabel yang mereka layani. Informasi tentang apa yang dipesan orang dan juga apa yang mereka minum perlu tetap dalam ingatan mereka sampai pelanggan selesai makan.
Untuk mengatasi kelebihan data ini, orang sering mengandalkan sejumlah trik mental yang memungkinkan mereka untuk mengingat banyak informasi dengan lebih baik. Efek Zeigarnik adalah salah satu contohnya. Kami menyimpan informasi ini dalam jangka pendek dengan terus-menerus menariknya kembali ke kesadaran. Dengan sering memikirkan tugas yang belum selesai, kita lebih baik mengingatnya sampai selesai.
Tetapi efek ini tidak hanya berdampak pada memori dalam jangka pendek. Tugas yang belum selesai seperti tujuan yang masih harus kita capai dapat terus mengganggu pikiran kita selama periode waktu yang lama.
Efek Zeigarnik mengungkapkan banyak hal tentang cara kerja memori. Begitu informasi diterima, ia sering disimpan dalam memori sensorik untuk waktu yang sangat singkat. Ketika kita memperhatikan informasi, itu pindah ke memori jangka pendek. Banyak dari ingatan jangka pendek ini dilupakan dengan cukup cepat, tetapi melalui proses latihan aktif, beberapa informasi ini dapat pindah ke ingatan jangka panjang.
Zeigarnik menyarankan bahwa kegagalan untuk menyelesaikan tugas menciptakan ketegangan kognitif yang mendasarinya. Ini menghasilkan upaya mental dan latihan yang lebih besar untuk menjaga tugas di garis depan kesadaran. Setelah selesai, pikiran kemudian dapat melepaskan upaya-upaya ini.