Apa yang Sebenarnya Membuat Seseorang Merasakan Kesepian?

kesepian


Kesepian menjadi sesuatu yang nyaris pernah terjadi di setiap orang. Ini menjadi salah satu kondisi psikologis yang begitu dekat dengan situasi kita pada hari ini. Apakah benar jika hari ini kita akan semakin mudah merasa sepi atau sebaliknya? Beberapa akan menjawab setuju, namun tetap saja ada yang berhasil selamat dan merasa baik-baik saja. Namun, mari kita memahami kesepian terlebih dahulu. Kita bisa melihat berbagai hal yang ada dan terjadi selama proses munculnya kesepian.

Pengertian Kesepian


Kesepian adalah pengalaman subjektif atau perasaan emosi negatif yang tidak menyenangkan di mana kualitas dan kuantitas hubungan sosial seseorang mengalami penurunan secara signifikan. Kesepian adalah pengalaman yang sangat tidak menyenangkan terhubung dengan kebutuhan manusia yang tidak memadai seperti keintiman. 

Seseorang dapat menyadari hubungan interpersonal yang diinginkan tetapi tidak dapat diterima, terutama bila orang tersebut merasa tidak mampu untuk mewujudkan hubungan interpersonal yang diinginkan dalam jangka waktu yang wajar. Ada kalanya seseorang mengalami kesepian walaupun ia berada dalam suatu keramaian, sementara yang lain tidak mengalami kesepian meskipun ia seorang diri. Jadi kesepian akan muncul sesuai persepsi orang mengenai keadaan diri dan lingkungannya.

Aspek Kesepian


Menurut Russel, terdapat tiga hal yang menghadirkan kesepian:

  1. Trait loneliness yaitu adanya pola yang lebih stabil dari perasaan kesepian yang terkadang berubah dalam situasi tertentu, atau seseorang yang mengalami kesepian karena disebabkan kepribadian mereka. Kepribadian yang dimaksud adalah seseorang yang memiliki kepercayaan yang kurang dan ketakutan akan orang asing.
  2. Social desirability loneliness yaitu terjadinya kesepian karena seseorang tak mendapatkan kehidupan sosial yang diinginkan pada kehidupan dilingkungannya,
  3. Depression loneliness yaitu terjadinya kesepian karena terganggunya perasaan seseorang seperti perasaan sedih, murung, tidak bersemangat, merasa tidak berharga dan berpusat pada kegagalan yang dialami oleh seseorang. 


Faktor Pemicu


Faktor pemicu kesepian dapat dibagi menjadi dua yaitu, perubahan pada hubungan sosial yang dimiliki dan perubahan hubungan sosial yang diinginkan.

Hubungan sosial yang sebenarnya dapat memicu kesepian apabila hubungan tersebut dinilai tidak lagi memuaskan bagi individu seperti sebelumnya. Mungkin penentu yang paling jelas dari kesepian adalah sifat hubungan sosial yang sebenarnya. 

Meskipun beberapa kegagalan untuk meniru menunjukan bukti yang tegas bahwa orang yang kesepian memiliki kontak atau hubungan sosial yang lebih sedikit dari pada yang tidak kesepian. Seseorang yang kesepian mengatakan bahwa kegiatan sosial yang dimiliki lebih sedikit dan memiliki teman-teman yang lebih sedikit. Seseorang yang kesepian memiliki kontak yang kurang dengan teman-teman mereka.

Hubungan sosial yang diinginkan individu juga dapat memicu kesepian, apabila pada kenyataanya individu memiliki hambatan untuk mewujudkannya. 


Faktor Kerentanan 


Terdapat pula beberapa faktor psikologis yang memicu munculnya kesepian pada seseorang. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: 

1. Sifat malu (shyness)

Sifat malu diidentifikasikan sebagai kecenderungan untuk menghindari interaksi sosial dan gagal untuk berpartisipasi secara tepat dalam situasi sosial yang dapat menjadi contributor penting untuk kesepian.

2. Harga Diri

harga diri adalah keseluruhan cara yang kita gunakan untuk mengevaluasi diri kita. harga diri yang rendah sejalan dengan kesepian yang lebih besar.

3. Keterampilan Sosial

Kurangnya keterampilan sosial kemungkinan berasal dari masa kanak-kanak, dan berkaitan dengan kesepian. 

Situasional


Faktor situasional juga dapat mempengaruhi orang untuk kesepian. Situasi bervariasi dalam kesempatan yang mereka berikan untuk kontak sosial dan inisiasi hubungan yang baru. Beberapa kendala mendasarkan waktu, jarak dan uang. Faktor situasi juga dapat mengurangi kemungkinan mempertahankan hubungan sosial yang memuaskan. 


Budaya


Teoritis yang berorientasi pada sosiologi telah melihat kesepian sebagai hasil dari faktor budaya dan penataan institusi sosial. Misalnya, sosiolog berpendapat bahwa sekularisasi mobilitas dan urbanisasi berkontribusi pada tingkat kesepian di masyarakat Amerika.

Berbagai hal di atas merupakan hal-hal yang dapat membawa kita untuk mengetahui dan mengenal kesepian yang kerap kita alami. 


Reference:


Russell, D.W. (1996). UCLA Loneliness Scale (Version 3): Reliability, Validity, and Factor Structure. Journal of Personality Assessment, 66,20–44.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel