Voice Therapy: Cara Ampuh Mengatasi Kesepian Masa Kini



INDOPOSITIVE.org—Sejauh mana anda merasakan pengaruh kesepian saat ini? Mungkin terdengar biasa saja, tapi ternyata kesepian mampu memberikan efek psikologis yang berat bagi seseorang. 

John T.Cacioppo bersama Louise C.Hawkley dalam penelitiannya yang berjudul Perceived social isolation and cognition menjelaskan bahwa kesepian membuat seseorang sulit untuk melihat atau mengenali pengalaman positif secara normal dan sulit untuk memahami pikiran orang lain. Kemampuan kognitif seseorang yang merasakan kesepian mampu menciptakan suasana berbeda dari hal yang sebenarnya terjadi. Inggris dan Amerika Serikat sendiri memberikan perhatian lebih terhadap penduduk yang mengalami rasa kesepian akut. 

Maraknya kasus kesepian membuat pemerintah mereka berupaya untuk melakukan terobosan dalam menanggulangi masalah tersebut. Berbagai penelitian dan survei dilakukan secara rutin guna mengatasi masalah kesepian terus berkembang. Di Indonesia sendiri, kesepian mungkin saja serupa dengan Inggris atau Amerika, hanya saja belum ada riset atau survei kuat tentang seberapa kesepian orang-orang Indonesia saat ini. Namun, jika berbicara sebagai seorang yang bebas, kesepian tentu saja pernah atau sering datang menyapa kita. 

Mengingat bahaya dari kesepian yang mengganggu kesehatan mental kita, Robert Firestone, seorang terapis dan psikolog klinis memberikan sebuah cara untuk terbebas dari masalah itu. Cara itu adalah dengan menggunakan voice therapy. Setelah menghadapi berbagai orang yang mengaku kesepian, Robert Firestone kemudian mencatat sejumlah kalimat yang seringkali muncul di kepala mereka. Beberapa kalimat yang dimiliki orang-orang kesepian itu antara lain seperti:

“Tidak ada yang benar-benar peduli padamu.”
“Kamu sungguh sangat membebani. Siapa yang ingin berada di dekatmu?”
“Jangan bersama mereka. Kau hanya akan ditolak.”
“Tetaplah di rumah malam ini. Kau terlalu lelah berada di dekat orang-orang sekarang.”
“Tak ada yang pernah mengerti kamu.”
“Kamu akan mempermalukan dirimu sendiri.”

Dan beberapa kalimat lainnya. Menurut Robert, langkah yang mesti ditempuh saat mendengar suara tersebut adalah melakukan perlawanan secara sadar. Serta mencoba membangun hubungan dengan seseorang atau menjalin pertemanan dan melakukan sosialisasi. Sebab, suara-suara tersebut akan terus berputar dan mengisi kepala seseorang yang tak melakukan upaya tersebut. Terbebas dari sepi mampu membuat kita jauh lebih sehat dan produktif. 

Sebuah penelitian bahkan menemukan jikalau jejaring pertemanan mampu membawa pengaruh terhadap usia. Penelitian tersebut membuktikan bahwa pria dan wanita lansia mengalami kelangsungan hidup lebih panjang saat mereka memiliki jejaring dan teman dekat mampu meningkatkan umur panjang dibandingkan anggota keluarga dekat sendiri. Penelitian itu berjudul Effect of social networks on 10 year survival in very old Australians: the Australian longitudinal study of aging dengan diikuti sebanyak 1477 orang lansia dengan usia di atas 70 tahun. 

Tentu bukan hal yang mudah untuk mengenali suara-suara tersebut. Namun, akan jauh lebih sulit jika suara tersebut terlanjur menguasai cara berpikir dan kemampuan kita mengenali diri dan lingkungan yang ada di sekitar kita.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel