Stres Akademik: Pengertian, Jenis, Respon dan Faktor yang Memengaruhi
Pengertian Stres
Stres
merupakan suatu kondisi yang disebabkan adanya ketidaksesuaian antara situasi
yang diinginkan dengan keadaan biologis, psikologis atau sistem sosial individu
tersebut. Menurut Santrock (2003) stres merupakan respon individu terhadap keadaan
atau kejadian yang memicu stres (stressor), yang mengancam dan
mengganggu kemampuan individu untuk menanganinya (coping). Dari beberapa
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa stres adalah ketidaksesuaian antara
situasi yang diinginkan dimana terdapat kesenjangan antara tuntutan lingkungan
dan kemampuan individu untuk memenuhinya yang dinilai potensial membahayakan,
mengancam, mengganggu dan tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu
untuk melakukan coping.
Jenis-jenis Stres
Selye (1992) mengategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:
a. Distres (Stres
Negatif). Distress merupakan stres yang bersifat tidak
menyenangkan. Stres dirasakan sebagai suatu keadaan dimana individu mengalami
rasa cemas, ketakutan, khawatir, atau gelisah. Sehingga individu mengalami
keadaan psikologis yang negatif, menyakitkan, atau timbul keinginan untuk
menghindarinya.
b. Eustres (Stres Positif).
Seyle (1992) menyebutkan bahwa eustres bersifat menyenangkan dan merupakan
pengalaman yang memuaskan. Eustres dapat meningkatkan
kewaspadaan, koginisi, dan performansi individu. Eustres juga
dapat meningkatkan motivasi individu untuk menciptakan sesuatu. Berdasarkan
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa jenis stres terbagi menjadi dua,
yaitu distres (stres negatif) dan eustres (stres
positif).
Pengertian Stres Akademik
Stres yang terjadi di lingkungan sekolah atau
pendidikan biasanya disebut dengan stres akademik. Olejnik dan Holschuh (2007)
mengambarkan stres akademik ialah respon yang muncul karena terlalu banyaknya
tuntutan dan tugas yang harus dikerjakan individu.
Stres akademik adalah stres yang muncul karena
adanya tekanan-tekanan untuk menunjukkan prestasi dan keunggulan dalam kondisi
persaingan akademik yang semakin meningkat sehingga mereka semakin terbebani
oleh berbagai tekanan dan tuntutan (Alvin, 2007).
Menurut
Gusniarti (2002), stres akademik yang dialami individu merupakan hasil persepsi
yang subjektif terhadap adanya ketidaksesuaian antara tuntutan lingkungan
dengan sumber daya aktual yang dimiliki individu.
Berdasarkan
berbagai definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa stres akademik
adalah suatu kondisi atau keadaan dimana terjadi ketidaksesuaian antara
tuntutan lingkungan dengan sumber daya aktual yang dimiliki individu sehingga
mereka semakin terbebani oleh berbagai tekanan dan tuntutan.
Stresor Akademik
Stresor akademik diidentifikasi dengan
banyaknya tugas, kompetisi, kegagalan, kekurangan uang, relasi yang kurang
antara sesama mahasiswa dan dosen, lingkungan yang bising, sistem semester, dan
kekurangan sumber belajar (Agolla dan Ongori, 2009). Selanjutnya, Olejnik dan
Holschuh (2007) menyatakan sumber stres akademik atau stresor akademik yang
umum antara lain:
a. Ujian,
menulis, atau kecemasan berbicara di depan umum
Individu
sebelum ujian atau menulis sesuatu, ketika mereka tidak bisa mengingat apa yang
mereka pelajari, maka biasanya telapak tangan mereka berkeringat, dan jantung
berdegup kencang. Mereka merasa sakit kepala atau merasa dingin ketika dalam
situasi ujian. Biasanya individu ini tidak bisa melakukan yang terbaik karena
mereka terlalu cemas ketika merefleksikan apa yang telah di pelajari.
b.
Prokrastinasi
Individu
yang melakukan prokrastinasi menunjukkan ketidakpedulian terhadap tugas mereka,
tetapi ternyata banyak individu yang peduli dan tidak dapat melakukan itu secara
bersamaan. Individu tersebut merasa sangat stres terhadap tugas mereka.
c. Standar
akademik yang tinggi
Stres
akademik terjadi karena individu ingin menjadi yang terbaik. Hal ini tentu saja
membuat individu merasa tertekan untuk sukses di level yang lebih tinggi. Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa stresor akademik yang umum antara
lain: ujian, menulis, atau kecemasan berbicara di depan umum, prokrastinasi,
standar akademik yang tinggi.
Respon terhadap stres akademik
Olejnik dan
Holschuh (2007) mengemukakan reaksi terhadap stresor akademik terdiri dari:
a. Pemikiran
Respon yang
muncul dari pemikiran, seperti: kehilangan rasa percaya diri, takut
gagal, sulit berkonsentrasi, cemas akan masa depan, melupakan
sesuatu, dan berfikir terus-menerus mengenai apa yang seharusnya
mereka lakukan.
b. Perilaku
Respon yang
muncul dari perilaku, seperti menarik diri, menggunakan obat-obatan dan
alkohol, tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, makan terlalu banyak atau
terlalu sedikit, dan menangis tanpa alasan.
c. Reaksi
tubuh
Respon yang
muncul dari reaksi tubuh, seperti: telapak tangan berkeringat, kecepatan
jantung meningkat, mulut kering, merasa lelah, sakit
kepala, rentan sakit, mual, dan sakit perut.
d. Perasaan
Respon yang
muncul dari perasaan, seperti: cemas, mudah marah, murung, dan
merasa takut.
Dari
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat empat respon terhadap
stresor akademik yaitu pemikiran, perasaan, reaksi tubuh, dan perilaku.
Faktor- Faktor yang Memengaruhi Stres Akademik
Alvin (2007)
mengemukakan bahwa stres akademik ini diakibatkan oleh dua faktor yaitu
internal dan eksternal.
1) Faktor internal yang
mengakibatkan stres akademik, yaitu:
a. Pola pikir
Individu yang berfikir
mereka tidak dapat mengendalikan situasi mereka cenderung mengalami stres lebih
besar. Semakin besar kendali yang individu pikir dapat ia lakukan, semakin
kecil kemungkinan stres yang akan individu alami.
b.
Kepribadian
Kepribadian seorang individu dapat menentukan
tingkat toleransinya terhadap stres. Tingkat stres individu yang optimis
biasanya lebih kecil dibandingkan individu yang sifatnya pesimis.
c. Keyakinan
Penyebab internal selanjutnya yang turut
menentukan tingkat stres individu adalah keyakinan atau pemikiran terhadap
diri. Keyakinan terhadap diri memainkan peranan penting dalam
menginterpretasikan situasi-situasi disekitar individu. Penilaian yang diyakini
individu, dapat mengubah cara berfikirnya terhadap suatu hal bahkan dalam
jangka panjang dapat membawa stres secara psikologis.
2) Faktor
eksternal yang mengakibatkan stres akademik
a. Pelajaran
lebih padat
Kurikulum dalam sistem pendidikan telah
ditambah bobotnya dengan standar lebih tinggi. Akibatnya persaingan semakin
ketat, waktu belajar bertambah dan beban pembelajar semakin berlipat. Walaupun
beberapa alasan tersebut penting bagi perkembangan pendidikan dalam negara,
tetapi tidak dapat menutup mata bahwa hal tersebut menjadikan tingkat stres
yang dihadapi individu meningkat pula.
b. Tekanan
untuk berprestasi tinggi
Individu seringkali sangat ditekan untuk
berprestasi dengan baik dalam ujian-ujian mereka. Tekanan ini terutama datang
dari orang tua, keluarga, teman sebaya, dan diri sendiri.
c. Dorongan
status sosial
Pendidikan selalu menjadi simbol status sosial.
Orang-orang dengan kualifikasi akademik tinggi akan dihormati masyarakat dan
yang tidak berpendidikan tinggi akan dipandang rendah. Individu yang berhasil
secara akademik sangat disukai, dikenal, dan dipuji oleh masyarakat.
Sebaliknya, individu yang tidak berprestasi disebut lamban, malas atau sulit.
Mereka dianggap sebagai pembuat masalah dan cenderung ditolak lingkungannya,
dimarahi orang tua, dan diabaikan teman-teman sebayanya.
Berdasarkan uraian di atas, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa stres akademik adalah suatu kondisi atau keadaan
dimana terjadi ketidaksesuaian antara tuntutan lingkungan dengan sumber daya
aktual yang dimiliki individu sehingga mereka semakin terbebani oleh berbagai
tekanan dan tuntutan. Terdapat empat respon terhadap stresor akademik yaitu
pemikiran, perasaan, reaksi tubuh, dan perilaku.
Referensi
Agolla, J.E. &
Ongori, H., 2009. An assesment of academic stres among undergraduate students. Academic
journals, Educational research and review vol.4 (2), pp 063-067.
Alvin.
2007. Mengatasi Stres Belajar. Jakarta. Elex Media Komputindo.
Gusniarti, U.
(2002). hubungan antara persepsi siswa antara tuntutan dan harapan sekolah
dengan stres siswa di Sekolah Menengah Umum-Plus. Jurnal Psikologika. 13
(VII).1-13
Olejnik, S. N. L &
Holschuh, J.P (2007). College rules! 2nd Edition How TI study survive, and
succeed in college. New york: Ten Speed Press.
Santrock (2003)
John W. Adolescence. Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Jakarta:Erlangga.
Selye, Hans.
(1992). Guide to Stres Research, New York: Van Nas Trans Reinhold
Company inc