3 Penelitian Menarik Membuktikan Manfaat dari Memaafkan (Forgiveness)
Kapan terakhir kali anda memaafkan seseorang? Tentu saja, berbeda dengan perilaku yang lainnya, maaf terbilang sesuatu hal yang butuh energi lebih. Maaf membutuhkan proses. Pemaafan yang kita lakukan sebenarnya dapat menjadi bagian dari strategi penanggulangan yang berfokus pada emosi dalam meningkatkan kesehatan mental. Memaafkan pun mampu memberikan keuntungan psikologis, dan dapat bekerja sebagai terapi yang efektif dalam intervensi yang membebaskan seseorang dari kemarahannya dan rasa bersalah. Dalam kajian psikologi positif, telah banyak hasil yang ditemukan dari proses pemaaf tersebut.
Baca juga: Magic Word, Rahasia agar maaf lekas diterima
Berikut tiga penelitian menarik yang membuktikan manfaat dari memaafkan (forgiveness):
1. Pemaafan baik untuk kesehatan jantung kita.
Penelitian ini melibatkan partisipan sebanyak 108 mahasiswa yang terdiri dari 44 laki-laki dan 64 perempuan. Para peserta diwawancarai sebanyak dua kali, satu kali perihal perlakuan buruk keluarga dan satu kali perihal perlakuan buruk teman atau kekasih. Selama proses tersebut peneliti kemudian mengukur tingkat pemaafan sekaligus melihat kondisi detak jantung serta stres yang dialami partisipan. Hasilnya, partisipan yang cenderung pemaaf memperlihatkan penurunan detak jantung dan tekanan darah serta menghilangkan stres. Ini dapat memperlihatkan manfaat kesehatan jangka panjang bagi jantung dan kesehatan Anda secara menyeluruh. Penelitian ini berjudul A change of heart: cardiovascular correlates of forgiveness in response to interpersonal conflict. Penelitian ini berasal dari para ilmuwan asal University of Tennessee, di antaranya Lawler KA, Younger JW, Piferi RL, Billington E, Jobe R, Edmondson K, dan Jones WH.
Baca juga: 2 hal penting tentang memaafkan
2. Pemaafan berhubungan dengan 5 masalah kesehatan.
Sebuah penelitian kemudian menemukan pemaafan berhubungan positif dengan lima ukuran kesehatan: gejala fisik, penggunaan obat-obatan, kualitas tidur, kelelahan, dan keluhan somatik. Penelitian ini melibatkan 81 orang dewasa (19 laki-laki dan 62 perempuan) yang mendapatkan wawancara dan diminta mengisi kuesioner. Hasil penelitian menjelaskan bahwa orang-orang dengan kemampuan memaafkan memiliki kondisi kesehatan yang lebih baik, tidak menggunakan obat-obatan dan kualitas tidur yang lebih baik. Penelitian ini berjudul The Unique Effects of Forgiveness on Health: An Exploration of Pathways yang dipublikasikan oleh Journal of Behavioral Medicine.
3. Pemaafan memberikan pengaruh pada orang lain.
Penelitian ketiga, yang diterbitkan dalam Buletin Kepribadian dan Sosial Psikologi, menemukan bahwa pemaafan tak hanya memulihkan pikiran, perasaan, dan perilaku positif tetapi mampu memberikan pengaruh positif pada perilaku orang lain. Pemaafan membuat orang lebih dekat dengan sikap sukarela, berdonasi, dan perilaku altruistik lainnya.
Baca juga: 4 langkah menjadi pribadi pemaaf
Sekiranya, pemaafan itu baik untuk tubuh, hubungan, dan kondisi di sekitar. Belajar memaafkan bukan sekadar memberikan tiga manfaat di atas Ada beberapa hal yang ditimbulkan dari proses maaf tersebut. Hanya saja, memaafkan juga berkaitan dengan proses kognitif seseorang, hal itu yang kerap kali tidak dipahami dengan baik. Pada kesempatan selanjutnya, mari kita mempelajari proses maaf secara kognitif.