Mengapa Memilih Kata Itu Penting?
Oh, a word is a gem, or a stone, or a song,
Or a flame, or a two-edged sword;
Or a rose in bloom, or a sweet perfume,
Or a drop of gall is a word.
……….]
The Word by Ella Wheeler Wilcox
Majalah
Science pada tahun 2007 merilis sebuah penelitian psikologi yang dilakukan oleh
Matthias R. Mehl dkk., mengenai jumlah rata-rata kata yang digunakan manusia
dalam sehari. Artikel mereka yang berjudul “Are women really more talkative
than men?” menemukan bahwa perempuan dan laki-laki setidaknya berbicara
menggunakan 16.000 kata per hari.
Manusia
begitu lekat dengan kata, bahkan mungkin kita harus sepakat bahwa kata
bergerak, dan menggerakkan. Setidaknya, begitulah kajian Psikolinguistik
menjelaskan. Lebih dari struktur huruf dan alat komunikasi, kata-kata dapat
menjadi hal magis, sehingga menimbulkan berbagai usaha untuk memahami bagaimana
kata bekerja.
Dalam
sebuah penelitian psikologi yang dilakukan oleh Pia Aravena dan rekan-rekannya,
menemukan bahwa mendengarkan kata kerja positif dapat mengaktifkan respon bawah
sadar seseorang untuk memunculkan tindakan fisik kata tersebut. Jurnal yang
berjudul “Action relevance in linguistic context drives word-induced motor
activity”, mengembangkan lebih lanjut beberapa temuan dalam penelitian
neurokognitif dan neurosains, mengenai peran struktur motorik otak dalam
melakukan proses terhadap bahasa-tindakan.
Penelitian
Aravena menggunakan metode experimental melalui manipulasi kata-kata yang
diperdengarkan kepada partisipan. Partisipan dipasangkan sebuah alat di ujung
jari mereka (hand-grip objects)
yang akan mengirimkan sinyal energi dari tangan masing-masing partisipan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ketika target kata yang diberikan merupakan
tindakan yang melibatkan tangan dan kalimatnya berfokus pada tindakan tersebut
maka ditemukan peningkatan respon pada partisipan. Akan terdapat perbedaan respon dalam kalimat
“Winda melempar bola” dan “Winda akan melempar bola”. Sekalipun menggunakan
kata kerja yang sama, namun fokus tindakan pada kalimat kedua berbeda. Hal
tersebut terjadi karena sturktur motorik dalam otak manusia memproses kata
kerja melalui integrasi khusus pada makna kata dan makna konteks.
Melalui
paradigma eksperimental sederhana tersebut, kita dapat semakin memahami bahwa
kata dapat mempengaruhi tindakan manusia. Maka mungkin juga tidak mengherankan,
jika pada beberapa kesempatan, kita pernah menonton potongan video motivasi,
lalu kita merasakan sesuatu dalam diri kita berubah. Atau kita sering melihat,
beberapa rak di toko-toko buku sering sekali di isi oleh buku-buku motivasi,
pengembangan diri, self talk dan sebagainya yang sering memiliki logo best
seller. Melalui satu dari berbagai alasan yang mungkin hadir, adalah
mungkin karena video motivasi itu dan buku-buku itu memiliki banyak kata kerja,
yang secara terus menerus mengaktifkan sensor motorik di otak kita.
Hingga
saat ini, penelitian mengenai bagaimana kata-kata dimaknai dan mempengaruhi
aspek lain dalam diri seseorang masih terus dilakukan. Penelusuran hingga ke
efek emosional misalnya, yang dapat
menjadi faktor penguat dalam sebuah tindakan. Semoga setelah ini, kita dapat
belajar dan berpikir banyak mengenai kata-kata yang kita gunakan dan kita
dengarkan.