Belajar Memahami Konflik dalam Diri dari Film Inside Out
“Apakah kau pernah melihat seseorang, dan
bertanya-tanya apa yang terjadi di dalam kepalanya?”
Kalimat tersebut adalah pembuka sebuah film animasi
berjudul Inside Out yang diproduksi oleh Disney. Film animasi
itu mengajak kita untuk mengenal proses konflik di dalam diri, pertarungan
emosi, pengambilan keputusan, dan cara kerja memori.
Di dalam kehidupan, manusia seringkali
diperhadapkan pada beragam pilihan-pilihan. Kata Wirawan di dalam bukunya Manajemen
Konflik, beragam pilihan itulah yang dapat mengakibatkan konflik dalam diri
manusia. Kurt Lewin mengelompokkan tiga bentuk konflik di dalam diri
manusia yaitu approach to approach conflict, avoidance to avoidance
conflict, dan approach to avoidance conflict.
Approach to approach conflict terjadi jika
kita harus memilih di antara dua atau lebih alternatif pilihan yang sama-sama
menarik. Sementara avoidance to avoidance conflict terjadi
jika kita harus memilih di antara beberapa alternatif yang sama-sama ingin
dihindari, tidak disukai, dan tidak menarik. Sedangkan approach to
avoidance conflict terjadi jika kita memiliki perasaan positif dan
negatif yang seimbang terhadap suatu hal. Ringkasnya, konflik diri adalah
dilema yang terjadi di dalam diri untuk menentukan sebuah pilihan.
Mari kita simak film Inside Out dalam
menjelaskan konflik di dalam diri. Film ini memaparkan konflik-konflik yang
terjadi di dalam kepala Riley. Riley adalah seorang gadis kecil yang hidup
sebagai anak tunggal dalam keluarganya di Minnesota, Amerika. Peter Doctor
sebagai pengarang cerita mencoba menampilkan bahwa emosi yang paling mula
dikenal seorang manusia adalah kebahagiaan. Sebagaimana ditampilkan sosok Joy di dalam kepala
Riley saat ia baru saja dilahirkan. Tiga puluh tiga detik kemudian, Riley mulai
mengenal emosi sedih dengan munculnya sosok Sadness saat Riley menangis karena
mulai tidak nyaman dengan lingkungannya. Saat Riley bisa berjalan dan bermain,
ia mulai mengenal ancaman dan bahaya dari proses belajar. Peter menampilkan
sosok Fear dalam kepala Riley untuk mengidentifikasi bahaya dari luar. Jadi,
takut di dalam diri ada karena dipelajari.
Beriringan dengan rasa takut, muncul pula rasa
jijik dan amarah. Kelima bentuk perasaan itu bertarung dalam kepala Riley
setiap menghadapi situasi dari luar. Pertarungan itu yang menentukan sikap dan
perilaku yang ditampilkan Riley pada orang di sekitarnya. Perasaan mana yang
berhasil memegang kendali maka dialah yang menentukan respon dari stimulus yang
masuk. Setiap reaksi yang terjadi akan tersimpan dalam ingatan Riley
dengan wujud butiran-butiran serupa mutiara yang akan menggelinding ke
jaringan-jaringan saraf di kepala Riley menuju term memory.
Jadi, segala hal yang dialami akan tersimpan
semuanya dalam memori tanpa ada filter. Hanya saja, kesadaran tidak serta merta
mampu memunculkan isi memori, jika tidak ada stimulus yang terkoneksi
dengannya. Memori ibarat hutan belantara yang dipenuhi beraneka ragam pepohonan
(pengetahuan/pengalaman). Namun akan sulit diakses jika tak ada jalan yang
pernah dibuka untuk memasukinya. Kita mesti membabat semak belukar lalu
menciptakan jalanan setapak menujunya.
Kata Horney, diri kita akan merespon suatu hal
sebagai konflik jika berkaitan dengan 10 kebutuhan neurotik yang tidak
terpenuhi. Seperti Kebutuhan akan kasih sayang dan penerimaan, kebutuhan partner yang
bersedia mengambil alih peran, kebutuhan menghadapi keterbatasan di saat
sempit, kebutuhan akan otoritas, kebutuhan mengeksploitasi orang lain,
kebutuhan akan pengakuan sosial dan prestise, kebutuhan menjadi
pribadi yang dikagumi, kebutuhan akan ambisi dan prestasi, kebutuhan akan
independensi atau kemandirian, serta kebutuhan akan kesempurnaan dan
ketaktercelaan.
Namun, kita bisa mencari-cari di dalam diri
berupa alasan dari semua kebutuhan neurotik itu dengan
menjawab pertanyaan singkat “Mengapa kita menginginkannya?” Meski terjawabnya
pertanyaan itupun tak serta merta mampu menyelesaikan konflik di dalam diri.
Pertanyaan “mengapa” hanyalah pintu masuk untuk mengenal hakikat diri kita
sebagai manusia.
Selamat Berpetualang!