4 Hal yang Memberi Pengaruh Pada Empati Kita
INDOPOSITIVE.org—Di
tengah peliknya kehidupan, salah satu hal yang penting kita miliki adalah
empati. Dengan empati, kita bisa belajar untuk memahami dan mengenali berbagai
kondisi yang terjadi di sekitar kita. Bukan hanya tentang diri sendiri,
melainkan masalah atau keberadaan orang lain akan lebih mudah dimaknai dengan
adanya empati yang kita miliki. Sayangnya, beberapa orang di sekitar kita atau
mungkin diri kita sendiri, masih sulit untuk memehami posisi empati dalam
kehidupan sehari-hari.
Sebelum
melangkah lebih jauh tentang empati, kita dapat melihat beberapa hal yang
ternyata memberikan pengaruh terhadap empati seseorang. Berikut empat hal yang
memberikan efek pada empati:
Pertama,
Gender memberi pengaruh pada empati
Gender
differences in empathic accuracy: Differential ability or differential motivation?
– ini menjadi penelitian yang memberikan
jawaban terkait dengan gender dan empati. Hasilnya menjelaskan bahwa empati
perempuan lebih baik dibandingkan laki-laki, hal ini terjadi pada kondisi
tertentu saja. Perempuan lebih mudah merasakan perasaan orang lain dibandingkan
laki-laki. Perempuan lebih sering menggunakan perasaan sedangkan laki-laki
menggunakan rasionalisasi.
Kedua,
Kognitif memberi pengaruh pada empati
Kognitif menjadi salah satu hal yang
paling banyak dibahas dalam meneliti empati. Berbagai hal yang didorong oleh
cara kerja kognitif membawa seseorang memiliki kemampuan empati yang lebih baik.
Misalnya saja kecerdesan verbal. Seseorang dengan kecerdasan verbal yang tinggi
akan mampu berempati dengan lebih baik dibandingkan yang lebih rendah. Hal
tersebut diakibatkan kemampuannya dalam mengekspresikan perasaan dan pikiran
untuk memahami perasaan serta pikiran orang lain. Ada hubungan yang kompleks
antara pikiran dan perilaku yang tampak, di mana perilaku yang tampak merupakan
wujud dari manifestasi dari pikiran.
Salah
satu penelitian yang berjudul, Cognitive
Empathy and Emotional Empathy in Human Behavior and Evolution memberikan
gambaran bagaimana kognitif berperan penting dalam memberikan atau membuka
perspektif baru seseorang terhadap kondisi orang lain.
Ketiga,
Lingkungan memberi pengaruh pada empati
Seseorang yang memiliki hubungan yang
baik dengan lingkungan sekitarnya akan memiliki kemampuan empati individu.
Pengaruh sosial dapat meningkatkan intensitas hubungan dengan orang lain,
intensitas hubungan yang dapat memengaruhi perilaku empati individu. Empati
yang tinggi pada seseorang dapat memelihara hubungan sosial.
Keempat,
status sosial ekonomi memberi pengaruh pada empati
Seseorang dengan status sosial
ekonomi yang rendah lebih efektif dalam memahami emosi-emosi yang dirasakan
oleh orang lain, dibandingkan seseorang dengan status sosial ekonomi tinggi. Hal
ini telah dibuktikan dalam beberapa penelitian. Salah satunya sebuah studi yang
dipublikasikan dalam Psychological Science.
Pada sejumlah percobaan, ditemukan
bahwa masyarakat kelas bawah lebih baik saat membaca emosi di wajah seseorang.
Ini menjadi satu ukuran dari akurasi empati. Tidak hanya itu saja, penelitian
sebelumnya juga menyebutkan bahwa orang dengan status sosial ekonomi rendah
lebih suka membantu dan dermawan. Jadi bukan hanya akurasi empati, tapi empati
itu sendiri dapat ditingkatkan oleh keadaan. Michael W. Kraus mengatakan
lingkungan kelas bawah jauh berbeda dengan lingkungan kelas atas. Mereka harus
merespon sejumlah kerentanan dan ancaman sosial yang datang sehingga lebih peka
terhadap emosi.Penelitian lebih lengkap dapat dibaca melalui jurnalnya yang
berjudul Social class, contextualism, and empathic accuracy.
Tentu saja, keempat hal tersebut
bukan sesuatu yang mutlak pada empati kita. Namun dari sejumlah hal itu, kita
bisa melihat dan belajar memperhatikan sekitar kita – dengan mengamati atau
merefleksikan berbagai hal, secara tidak langsung kita juga kembali mengenal
dan mencari empati kita.