Martin Seligman, Pendiri Psikologi Positif
INDOPOSITIVE.org—Kali
ini kami akan memberikan profil singkat dari salah seorang tokoh yang memiliki
pengaruh besar dalam lahirnya psikologi positif. (Profil, ini pun akan menjadi rubrik baru di Indopositive.org. Sebisa
mungkin kami hadirkan sejumlah profil dari berbagai tokoh atau peneliti dalam
bidang psikologi positif.) Untuk tokoh pertama, kami mulai dari Martin Seligman,
yang juga dikenal sebagai Bapak Psikologi Positif.
“Karakter orang pesimis
cenderung percaya bila hal buruk akan berlangsung lama, yang akan menghancurkan
semua yang mereka lakukan, dan menjadi kesalahan mereka sendiri. Orang optimis,
ketika dihadapkan pada masalah yang berat dalam hidupnya, mereka memikirkan
kemalangan itu dengan cara sebaliknya. Mereka cenderung percaya bilamana
kemalangan hanyalah kemunduran sementara atau sebuah tantangan, yang penyebabnya
hanya terbatas pada kasus itu saja.” Martin Seligman, Learned Optimis, 1991.
Di
tahun 1998, Martin Seligman terpilih sebagai Presiden American Psychological Association (APA). Misi utamanya kala
menjadi Presiden APA adalah untuk menggabungkan praktik dan sains agar dapat
berjalan bersama dan berkembang. Sebuah misi yang terinspirasi dari hidupnya
sendiri sebagai seorang psikolog. Sejak tahun 2000, misi utamanya kemudian
mempromosikan bidang Psikologi Positif. Hingga akhirnya, wilayah psikologi positif
berkembang ke pendidikan, kesehatan, dan ilmu saraf. Target penelitiannya pun
telah menyentuh berbagai lapisan. Harapan Seligman adalah membuat dunia lebih
bahagia.
Martin
Seligman lahir pada tanggal 12 Agustus 1942 di Albany, New York. Setelah lulus
SMA, ia melanjutkan kuliahnya di Universitas Princeton, dan meraih gelar B.A pada tahun 1964 dalam bidang filsafat dengan
predikat Summa Cum Laude. Pada tahun
1967, Seligman meraih gelar Ph.D. dalam bidang psikologi dari Universitas
Pennsylvania.
Lahirnya
psikologi positif tak lepas dari pengaruh pemikiran tokoh humanistik yang
dikagumi, seperti, Carl Rogers dan Abraham Maslow. Pada mulanya, Seligman
melakukan penelitian tentang pesimis. Akan tetapi, secara tidak langsung
penelitian pesimis juga membawanya pada kajian tentang optimis. Saat itulah
awal mula psikologi positif terbesit dalam benaknya. Seligman juga sering
menceritakan penggalan percakapan bersama anaknya, Nikki.
Percakapan
yang diduga memberikan pengaruh dalam keinginannya untuk menghadirkan psikologi
positif. Saat Seligman tengan membersihkan kebunnya, anaknya Nikki malah datang
mengacaukan dan menghamburkan daun-daun yang dikumpulkan. Seligman berteriak,
menggerutu dan marah. Nikki kemudian protes dan mengatakan, “Sejak saya
berjanji pada diri saya untuk tidak lagi merengek pada ayah di ulang tahun
kelima saya, saya berhasil melakukannya. Jika saya berhasil berhenti merengek,
mengapa ayah tak bisa berhenti marah dan menggerutu?” Di berbagai acara hingga
pidato, percakapan itu membuatnya untuk memikirkan cara agar manusia mampu
meningkatkan diri menjadi sesuatu yang lebih baik. Akhirnya, psikologi positif
pun lahir dengan harapan melihat manusia dapat lebih meningkatkan kemampuan
yang dimilikinya.
Selama
beberapa dekade belakangan ini, psikologi positif telah berkembang sangat pesat
dan menyentuh berbagai belahan dunia. Seligman juga telah menghasilakn sejumlah
buku tentang psikologi positif yang terkenal seperti The Optimistic Child,
Child’s Play, Learned Optimism, Authentic Happiness dan Flourish. Buku
terbarunya, The Hope Circuit: A Psychologist’s Journey from Helplessness to
Optimism, diterbitkan pada tahun 2018.
Sekarang,
Martin Seligman tinggal bersama istinya, Mandy dan bersama anak-anaknya. Sejauh
ini telah menerbitkan sekitar 250 artikel ilmiah dan lebih dari 20 buku yang
juga diterjemahkan dalam berbagai bahasa.