Mempelajari Kebijaksanaan melalui MORE Model
Masalah:
More Model
menjadi sesuatu yang dapat digunakan dalam mempelajari kebijaksanaan. Bagaimana
pendekatan More Model dibandingkan alat ukur kebijaksanaan yang pernah ada
sebelumnya?
Metode Riset:
Penelitian ini dilakukan oleh Judith Glück bersama timnya,
partisipan penelitian berjumlah 170 yang terdiri dari 90 perempuan dan 80
laki-laki. Partisipan diminta kesediannya untuk hadir dalam laboratorium untuk
mengikuti sejumlah wawancara dan mengisi sejumlah kuesioner tentang kebijaksanaan
dari beberapa penelitian sebelumnya. Membandingkan More Model dengan penelitian
kebijaksanaan lainnya.
Hasil:
MORE
Model memiliki daya
signifikansi dengan sejumlah alat ukur kebijaksanaan sebelumnya. More Model terdiri dari beberapa hal yaitu:
M (Mastery) yang bermakna kemahiran seseorang dalam menghadapi
situasi yang terjadi dalam hidupnya. Memiliki kesadaran akan ketidakmampuan
untuk mengendalikan hidup dan menerima ketidakpastian yang ada.
O (Openness) yang
bermakna keterbukaan seseorang untuk menerima berbagai pandangan yang berbeda
dengan dirinya. Mereka tak mudah menghakimi serta bersedia mempelajari hal baru
yang ada di sekitarnya.
R (Reflectivity) yang bermakna kemampuan seseorang dalam melakukan
reflektif. Memikirkan serta menimbang-nimbang tentang pengalaman hidup yang
telah dijalani.
E
(Emotion Regulation) dimaknai sebagai kemampuan seseorang dalam
mengendalikan suansana perasaannya dalam berbagai kondisi. Mampu bersikap dalam
situasi konflik atau hal yang tidak pasti.
E
(Empathy) empati menjadi
sebuah faktor penting dalam pengembangan kebijaksanaan. Dengan empati,
seseorang mampu mengembangkan sudut pandang terhadap orang lain dan merasakan
apa yang dialami orang di sekitarnya.
Kesimpulan:
Kebijaksanaan dianggap sebagai sesuatu yang kompleks
dan luas. Ada pula yang menganggap bahwa kebijaksanaan merupakan kepribadian
yang dimiliki seseorang. Namun, kebijaksanaan dalam penelitian ini memberikan
gambaran bahwa dua tanggapan tersebut menyatu dalam sebuah makna baru. Pola
pikir tertentu mampu menghasilkan sebuah kebijaksanaan dalam diri seseorang.
Kemauan serta kemampuan dalam perspektif yang luas serta tidak fokus pada
perspektif pribadi (egois). Dan juga berusaha untuk memahami kompleksitas dalam
hidup. Langkah seperti itu akan membawa seseorang untuk berpikir serta
bertindak bijaksana dan berkembang dari waktu ke waktu. Akan tetapi, pertanyaan
untuk membawa seseorang mendapatkan pola pikir tersebut masih menjadi hal yang
masih dikaji sampai saat ini. Begitu pun dengan pertanyaan, bagaimana More Model dapat melekat dalam diri
seseroang?
Sumber:
More on the MORE LifeExperience Model: What We Have Learned (So Far) yang dipublikasikan The Journal of Value Inquiry.