Bagaimana Kita Mengekspresikan Rasa Syukur?
INDOPOSITIVE.org — Apakah
anda pernah mengekspresikan rasa syukur? Berdasarkan penelitian kami dari 312
remaja Bugis Makassar, bentuk ekspresi bersyukur pada remaja cenderung hanya
dalam bentuk mengucapkan secara lisan kalimat syukur kepada Tuhan. Tapi,
bagaimana semestinya kita mengekspresikan syukur? Penelitian yang dilakukan Kennon
M. Sheldon dan Sonja Lyubomirsky memberikan temuan yang menarik.
Selama
kurun waktu empat minggu sebanyak 67 partisipan mengikuti sebuah rangkaian
penelitian eksperimen. Mereka diberikan tugas untuk mencatat sejumlah hal yang
disyukuri serta membayangkan hal-hal baik yang mereka impikan. Penelitian ini
pada dasarnya merupakan pengulangan dari berbagai penelitian sebelumnya.
Penelitian yang berkaitan dengan ekspresi syukur. Sebelumnya, di tahun 2013
penelitian Emmons dan McCullough membagi dua kelompok. Kelompok pertama partisipan
diminta untuk menuliskan sejumlah hal yang mereka syukuri selama beberapa
minggu dan kelompok kedua diminta menuliskan sejumlah kesialan atau masalah
serta keluhan sehari-hari. Dua kelompok tersebut kemudian dibandingkan, dan
kelompok pertama memiliki emosi positif yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Penelitian
yang dilakukan Kennon M. dan Sonja
Lyubormirsky kembali menugaskan partisipan untuk mencatat hal yang disyukuri
ditambah dengan tugas membayangkan atau melakukan visualisasi hal terbaik yang
akan terjadi dan menuliskannya.
Strategi mental seperti ini pernah dilakukan
juga oleh King, L.A pada tahun 2001 yang dipublikasikan dengan judul “The health benefits of writing about life
goals.” King meminta partisipan penelitiannya menuliskan hal terbaik yang
diinginkan selama empat hari berturut-turut, hasilnya partisipan dapat
meningkatan mood menjadi lebih baik dan terjadi peningkatan kebahagiaan.
Hasil
dari penelitian itu kemudian kembali membuktikan sejumlah penelitian
sebelumnya, bahwa salah satu cara untuk meningkatkan emosi positif dapat
melalui ekspresi syukur dan visualisasi hal yang diharapkan terjadi. Penelitian
seperti ini tentu akan terus berlanjut dan berkembang.
Sebab tak bisa
dipungkiri, dari hari ke hari manusia akan terus bergerak mencari titik
kebahagiaan masing-masing. Bahkan Michael W. Fordyce, salah seorang psikolog
yang fokus pada kajian tentang kebahagiaan merancang 14 “fundamental” teknik
untuk mencapai kebahagiaan seperti bersosialisasi, mengurangi rasa khawatir,
berfokus pada masa sekarang dll).
Sejumlah
rancangan itu kemudian berkembang, hingga mengarahkan para peneliti untuk
merancang caranya sendiri. Menghitung atau mencatat rasa syukur dan
membayangkan hal baik menjadi pilihan untuk menjaga kebahagiaan kita hari ini. Hanya
saja, pada umumnya kita mengekspresi syukur pada Tuhan dan jarang diekspresikan
dengan orang-orang di sekitar kita.
Padahal, ekspresi syukur pada dasarnya
merupakan bagian dari penalaran moral, yang mengarahkan kita menolong dan
membantu membangun hubungan sosial dengan sesama.