Apakah Rasa Syukur Mampu Mengurangi Kesepianmu?
INDOPOSITIVE.org — Pernahkah
anda merasa kesepian? Pertanyaan ini mungkin akan menimbulkan beragam jawaban
yang relatif berbeda, tergantung dari pengalaman setiap individu. Namun
orang-orang yang sering merasakan kesepian, patut mengetahui bahwa kesepian begitu
erat kaitannya dengan bentuk rasa syukur kita. Mengapa demikian?
Individu
yang cenderung bersyukur akan mengalami emosi yang positif sehingga sangat
minim untuk merasakan kesepian. Penelitian sebeumnya oleh Watkins
di tahun 2013 bersama timnya menjelaskan bahwa
rasa syukur dan kesehatan mental sangat berkorelasi. Individu yang terbiasa bersyukur,
jarang mengalami emosi negatif, seperti depresi dan kecemasan, selain itu rasa
syukur memperbaiki kesehatan mental, dan kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan. Temuan lain, Algoe bersama
rekannya Fredrickson di tahun 2001 sebelumnya menjelaskan dalam studinya yang
berjudul, Emotional fitness and the
movement of affective science from lab to field. Teori emosi positif menjelaskan bahwa sebagai emosi positif, syukur
memberikan pengaruh pada skema kognitif, meningkatkan aktivitas dan
fleksibilitas, membangun sumber daya psikologis dan sosial, dan menghilangkan
efek negatif yang ditimbulkan oleh emosi negative. Lantas bagaimana rasa syukur
berhubungan dengan pengalaman kesepian?
McCullough serta timnya di tahun 2002 menjelaskan hal tersebut
dalam jurnalnya yang berjudul, The
grateful disposition: A conceptual and empirical topography. Temuan tersebut
menjelaskan bahwa rasa syukur mewakili efek pada kesehatan emosional dan
spiritual, dan menyatakan bahwa rasa syukur dipicu oleh proses individu
berkonsentrasi pada pengalaman positif mereka dan menghubungkan
pengalaman-pengalaman positif untuk faktor eksternal, seperti rahmat atau
bantuan dari orang lain. Individu yang merasa sangat bersyukur cenderung untuk
mengingat bantuan dan sangat percaya diri bahwa bantuan tersebut merupakan
bentuk dukungan sosial yang ada di sekitarnya sehingga menekan hadirnya emosi
negatif untuk meminimalkan rasa kesepian. Lalu bagaiman solusi untuk mereka
yang selalu merasa kesepian ?
Shinguang, Ruidong dan Zhang di tahun 2015 dalam jurnal yang
berjudul, Effect of Gratitude on loneliness
of Chinese college students: social support as a mediator mencoba
menawarkan solusi untuk meringankan kesepian dan meningkatkan kesehatan mental
mahasiswa. Tim peneliti merekrut 728 mahasiswa dari enam perguruan tinggi yang
ada di Cina untuk berpartisipasi dalam penelitian tersebut.
Hasilnya, dukungan
sosial merupakan faktor penting yang mempengaruhi kesepian, dan individu yang
menerima dukungan lebih, dari pasangan, teman, atau anggota keluarga mereka,
akan merasa terhindar dari kesepian daripada mereka yang menerima kurang dukungan. Namun, dukungan sosial juga berdampak dalam meningkatkan rasa syukur sehingga nantinya
dapat membantu individu dapat menciptakan emosi positif yang menekan
terciptanya emosi negatif dari rasa kesepian itu. Rasa syukur itulah yang mengarahkan individu untuk kembali merasakan berbagai bentuk dukungan sosial yang pernah dialami. Sudahkah kita bersyukur hari ini?