Mengapa Kita Wajib Membaca Fiksi?

INDOPOSITIVE.org — Masih ingatkah kamu pada sejumlah buku
pelajaran SD di tahun 90-an? Di mana setiap sampulnya ditulisi kalimat “Buku adalah Jendela Dunia”. Ya, melalui
sebuah buku kita bisa menjelajahi setiap sudut Bumi, terbang ke Bulan,
Matahari, bahkan rasi-rasi bintang dan menyelami dunia fantasi. Hal ini mungkin
sekedar menjadi pemahaman awal yang awam tentang membaca buku. Buku dapat
mempengaruhi hidup seseorang, mengubah pola pikir seseorang, dan juga berpengaruh
pada psikologis serta kehidupan sosial seseorang.
Saat ini, ada banyak sekali
bahan bacaan yang tersedia. Yang banyak diminati ialah fiksi. Mengambil waktu
beberapa jam dalam hidup kita untuk membaca fiksi, adakah manfaat yang dapat
diperoleh? Apa gunanya kita membuka lembar demi lembar buku Harry Potter? Hanya
untuk mengikuti dongeng tentang sihir-menyihir? Atau buku-buku yang digagas
Dewi Lestari? Hanya untuk mengikuti alur kisah percintaan-romantisme dan
sebagainya? Ternyata secara tidak sadar, kita membantu diri kita sendiri ke
arah yang lebih positif.
Sebuah penelitian di tahun 2009
dari University of Sussex menunjukkan bahwa membaca selama enam menit dapat
mengurangi tingkat stres hingga 68%. Bagian yang terbaik membuktikan bahwa
sastra yang memiliki plot atau alur yang baik, akan memberikan kesempatan pada
pikiran pembaca mengembara dan bersantai. Pembaca juga tidur lebih nyenyak,
memiliki tingkat lebih stress yang rendah, lebih tinggi harga diri, dan tingkat
depresi yang lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak membaca.
Sebuah riset telah membuktikan bahwa membaca fiksi sungguh bernilai. David Comer Kidd, seorang kandidat doktor dan pembimbingnya, Emanuele Castano, yang merupakan guru besar Psikologi di Universitas Katolik, Luven Belgia telah menerbitkan temuan mereka di jurnal science mengenai efek membaca fiksi terhadap Theory Of Mind. Setelah melakukan risetnya, hasilnya mengatakan bahwa subjek yang membaca novel-novel fiksi, rasa empati, persepsi sosial, dan kecerdasan emosionalnya, jauh lebih baik dibandingkan subjek lain yang membaca buku non-fiksi.
Temuan serupa juga diungkapkan oleh Raymon Mar, Psikolog di York University, Kanada. Mar pun pada akhirnya menemukan bahwa semakin banyak anak-anak dibacakan cerita, dongeng maka semakin bagus Theory Of Mind anak tersebut. Anak-anak ini akan tumbuh jauh lebih berempati, percaya diri, tidak egois dan berinteraksi lebih baik di lingkungannya. Secara biologis, fiksi mempengaruhi otak. Daerah otak korteks temporal kiri lebih banyak terpengaruh, hal ini berhubungan dengan penerimaan bahasa. Sebuah penelitian mengatakan bahwa ternyata dengan membaca fiksi terjadi perubahan syaraf dengan sensasi fisik dan sistem gerakan yang mengindikasikan sebuah novel mampu memindahkan kita ke tubuh protagonis dalam sebuah novel.
Dengan membaca novel atau
fiksi, kita juga mampu mengasah kemampuan analisa kita. Saat membaca kita
seringkali berkata“Sepertinya saya sudah tahu bagaimana akhir cerita ini”. Hal ini melatih otak kita dalam
menganalisa sesuatu. Maka, ditengah kesibukan kerja, dan sejumlah hal
lain, sebisa mungkin sempatkan diri membaca fiksi bagus yang dihasilkan
penulis-penulis hebat. Ada banyak sekali pilihan fiksi yang bagus. Bisa juga
anda melihat list dari "1001
Books You Must Read Before YouDie." Selamat
membaca!