Surat Untuk Adik-Adik PYP 2016
INDOPOSITIVE.org ─ Jika akhirnya surat ini
sampai kepada kalian, carilah tempat yang tenang untuk membukanya. Saya juga ingin
kalian membacanya dengan suara yang pelan.
Adik-adik saya yang
baik hati, apakah kalian membaca atau mendengar berita di media dalam beberapa
hari terakhir ini? Kalau belum, memulai surat ini, saya ingin memberitahukan tiga
berita kepada kalian.
Selasa lalu, di
Yogyakarta, mayat seorang mahasiswi ditemukan dan diduga mati karena dibunuh. Pada
hari yang sama, di Sumatera Utara, seorang mahasiswa membunuh dosennya sendiri.
Sebulan sebelum kejadian itu, di Bengkulu, seorang siswi SMP bernama YN berusia
14 tahun ditemukan tewas setelah diperkosa 14 orang remaja. Ia ditemukan warga
di dalam jurang dalam kondisi tangan dan kaki terikat.
Bagaimana perasaan
kalian membaca berita itu? Bukankah kita baru saja merayakan hari pendidikan
nasional?
(Saya meneteskan airmata
di bagian surat ini, meninggalkan laptop, lalu menyesap kopi yang sudah dingin
di atas meja. Butuh waktu lama bagi saya menenangkan diri untuk kemudian
melanjutkan menulis surat ini.)
Dunia ini sudah
dipenuhi orang-orang jahat, Dik. Mungkin benar kata Shakespeare, “Neraka itu
kosong dan semua setan berada di sini.” Menyeramkan sekali, ‘kan? Namun, sebelum
sampai pada kesimpulan itu, orang terdekat yang harus kita curigai lebih dulu adalah
diri kita sendiri.
Lingkaran kebaikan sebelum outbound PYP 2016 |
Saya sampai lupa
menanyakannya. Bagaimana kabar kalian hari ini? Sampaikan salam saya kepada
orangtua kalian. Kapan pun surat ini tiba kepada kalian, saya ingin mengucapkan
“selamat pagi.” Semoga kalian sehat-sehat saja dan kian rajin tersenyum.
Melalui surat ini, saya
ingin mengakui bahwa saya bangga sekaligus iri pada kalian. Di usia remaja dan
di tengah remaja-remaja yang mudah jatuh cinta pada hal-hal instan, mewah dan
menyenangkan, kalian masih memiliki kepedulian terhadap sesama dan keinginan
untuk mewujudkan kepedulian itu ke dalam tindakan. Saya tidak salah menilai
kalian, ‘kan? Jika saya salah, kita tidak mungkin bertemu di Positive Youth
Project 2016.
Saya bukan orang yang
percaya pada kebetulan. Pertemuan-pertemuan yang terjadi di Positive Youth
Project bukan tanpa alasan. Kalian percaya? Semesta sedang merencanakan sesuatu
untuk kita.
Begitulah, selama tiga
hari kita menghabiskan waktu untuk belajar, bertukar cerita, dan bermain
bersama. Kita belajar dari pemateri-pemateri yang hadir, kalian belajar dari
kakak-kakak panitia, dan diam-diam, kakak-kakak panitia juga belajar banyak hal
dari kalian. Di hari ketiga, pada akhirnya, kita harus melambaikan tangan dan
mengucapkan selamat tinggal. Kalian menyalami saya dan kakak-kakak panitia yang
lain. Sedih sekali rasanya. Seperti yang saya ucapkan sebelum kita saling
bertukar kado dan kegiatan berakhir, “Tidak ada kegiatan yang berat, yang berat
adalah perpisahan setelah kegiatannya.”
Kalian pulang membawa
cerita, semangat, dan ide social project
yang akan kalian laksanakan di tempat tinggal kalian. Saya dan kakak-kakak
panitia juga pulang membawa cerita, semangat, harapan untuk kalian dan
cita-cita untuk Positive Youth Project selanjutnya.
***
Adik-adik saya yang
menyenangkan dan penuh semangat, apa kalian pernah membaca Totto-chan? Di dalam buku itu, ada seorang tokoh bernama Sosaku Kobayashi.
Ia adalah seorang kepala sekolah. Sosaku Kobayashi memiliki empat ketakutan. Ketakutan
terakhirnya adalah jika seseorang punya hati tapi hati itu tidak pernah
tergerak sehingga tidak pernah terbakar.
Ketakutan Sosaku
Kobayashi terjadi hari ini, Dik. Pada hari ketika saya menulis surat ini untuk
kalian, sebuah situs berita online merilis
perkembangan kasus YN. Kalian tahu? Ketika diperiksa, dua belas tersangka pemerkosa
YN tidak menunjukkan perasaan menyesal karena perbuatan mereka.
Saya percaya bahwa kalian
berbeda. Hati kalian mudah tergerak dan terbakar. Jika tidak, kalian tidak
mungkin mampu merasakan masalah sekitar, menentukan satu untuk merumuskan
solusinya, lalu membawa dan mendiskusikan solusi itu bersama kami di Positive
Youth Project.
Oh iya, sudah sampai
dimana social project kalian?
Di akhir surat ini,
saya ingin mengatakan kepada kalian, bahwa di tengah arus kabar buruk di media
yang seolah tanpa henti, saya menantikan satu kabar baik yang bisa menghibur
saya. Dan tentu saja, kabar paling dekat dan memungkinkan adalah kabar perkembangan
dan keberhasilan social project kalian.
Ashari saat menjadi moderator untuk materi Kak Ridwan. |
Saya sungguh-sungguh
ingin bertemu kalian di tahun 2017. Saya ingin melihat kalian menceritakan
dengan bangga tentang project kalian.
Kalian mungkin saja akan bercerita sambil menangis, seperti Kak Ridwan Mandar
menumpahkan ketulusannya. Ketika hari itu tiba, mungkin giliran kalianlah yang
akan berteriak, “Positive Youth Project!” Lalu 30 orang peserta, atau mungkin
lebih, akan menyahut dengan teriakan lantang, “Hero! Hero! Hero!”
***
Bersamaan dengan surat
ini, saya mengirimkan sebuah gambar untuk kalian: