Mimpi Yang Nyata
Aku ingin berbagi,
tapi sesungguhnya yang aku bagikan adalah hal-hal yang menyenangkan. O, tentu
saja hal ini adalah momen yang memberiku kesan bahagia. Mungkin beberapa dari
kita enggan membacanya karena ini adalah pengalaman pribadi seseorang. Tapi,
aku yakin akan ada beberapa yang suka membaca sebuah momen tentang mimpi yang
begitu nyata.
Aku, ya, manusiawi,
suka dengan seseorang. Tahu kan rasanya kalau sedang suka dengan seseorang? Ya,
tentu saja lawan jenis. Pasti menyenangkan. Kau tahu, bagiku dia bagaikan apa
ya? Entahlah, pokoknya dia itu menyenangkan. Tapi berjumpa dengannya hanya
terjadi beberapa saat. Sialnya aku terjebak oleh tatapan matanya.
Pertemuan itu hanya
beberapa kali, hingga aku tak berani meyakinkan perasaanku. Entah mengapa, di
pertemuan pertama itu aku seperti biasa saja –rileks; tepat saat meminta nomor handphonenya. Aku mengenalnya lebih
banyak melalui teman-temannya, bukan dari dia sendiri. Ya, meskipun kadang aku
berbicara dengannya tapi rasanya itu tak cukup. Dia terlihat jaim.
Jadi kebahagiaan
itu rasanya seperti permen karet yang awalnya manis, lama kelamaan rasanya
memudar tapi wujudnya tetap ada. Nah, di kehidupan sehari-hariku, perasaan suka
kepada dia semakin memudar. Tapi dia tetap ada di kehidupan ini. Parahnya, aku
adalah laki-laki. Ya, kau tahu, perempuan sangat pandai menyembunyikan sesuatu
ketimbang laki-laki. Itulah yang menyebabkan aku mulai mengurungkan niat
mengenal dia lebih banyak. Toh, dia tak mau terbuka kepadaku.
Tapi, aku merasa
diteliti oleh dia ketika aku mendapatkan pesan singkat seperti ini:
“Blog kamu itu seperti menyembunyikan
sesuatu.”, tegurnya di pesan pertama
Aku penasaran dan balik
bertanya,”maksudnya?”
“Ya, kamu sepertinya suka dengan
seseorang tapi entahlah.”, balasnya
“O, dalam tulisanku, aku
kadang-kadang menjelma menjadi orang lain.”, jawabku –sambil berpura-pura
menjadi wanita.
Menjadi
wanita, itu sulit. Rasanya memang melanggar hukum. Ya, yang kumaksud disini
adalah “mencoba menyembunyikan sesuatu” –bukan memakai daster berwarna ungu di
malam hari. Kau tahu, rasanya aneh saja, tiba-tiba mendapat pesan dari
seseorang yang kita sukai. Tapi dia mencoba mencari tahu tentang kita lewat
tulisan yang telah kita ukir. Aku merasa tidak pantas ketika berhenti berharap
sampai disini. Mengapa dia mencoba mencari tahu aku lewat tulisan-tulisan itu?
Ya, itu pertanyaan besar bagiku. Padahal sesungguhnya itu adalah blog pribadi
milikku.
Nah,
dari beberapa peristiwa yang membuatku merasa diteliti oleh perempuan itu, aku
mulai bermimpi. Tiga hari yang lalu, setelah berbicara dengan dia di telepon,
aku bermimpi dia sedang tampil dengan tarian khas daerah. Nah, tadi malam, aku
bermimpi dia datang ke kampusku. Dia mencariku, dan kau tahu, dia benar-benar
nyata dalam mimpiku. Rasanya aku tak ingin bangun. Ya, mungkin mimpi tak
seringkas itu. Tapi paling tidak, seperti itulah mimpi yang mewarnai tidurku.
Setelah
tersadar, ternyata aku mendapat pesan dari dia,”sudah bangun?”
Ya aku balas saja,”aku telat bangun, karena mimpinya
seru. hehehe”
Mungkin
tulisan ini terlihat labil, tapi begitulah adanya. Perasaan bahagia yang aku
alami memang seperti ini. Tapi, kebahagiaan yang aku rasakan belum berhenti
sampai di sms tentang blogku. Dia,
ternyata benar-benar suka dengan tulisan-tulisanku. Dia pecinta tulisan, ya,
apa salahnya aku menulis untuk dia? Walaupun sesungguhnya tulisan adalah bahasa
untuk diri sendiri. Dan kau mulai mencoba menulis tentang dia lebih banyak. Dia
juga ternyata bermimpi tentang aku. Dia enggan menceritakan semuanya sebelum
aku yang memulai. O, iya, dia juga memang seseorang yang gemar menari.
Semua
yang ada di mimpiku adalah nyata. Agaknya, aku salah ketika harus melawan
takdir sebagai laki-laki. Apapun yang terjadi, aku harus menjadi seperti ini
–tidak sok menyembunyikan sesuatu lagi jika itu benar-benar membahagiakan. Ya,
kebahagiaan ini harus aku bagi.
Ya,
sekali lagi, semua benar-benar nyata di mimpi itu. Aku merasa mimpi adalah
jembatan yang dapat menghubungkanku dengan dia lebih dekat. Juga membuatku
kenal dengan dia lebih banyak. O, iya, kelihatannya dia terkesan dengan
pertemuan kala itu. Jujur saja, aku memang terkesan, dan aku tak tahu apa
penyebabnya.
Entah
apa yang menarik dari diriku ini? Aku belum tahu, tapi mungkin dia memiliki cukup
informasi untuk menyimpulkan bahwa aku ini “sesuatu”. Mungkin semua ini hanya
khayalanku saja. Tapi kita semua lebih baik yakin, bahwa diri kita jauh lebih
menarik dari apa yang kita bayangkan. Kebahagiaan, keberhasilan, ketenangan,
rasa menarik, dan yang lainnya, itu seperti hantu, dia benar-benar terasa nyata
jika kita memikirkannya. Be Positive.
_____
_____
*A.Fahrul Syarif, Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar