3 Hal Secara Psikologis Terjadi Saat Kita Memikirkan Masa Depan
Salah satu tujuan dari hadirnya Psikologi Positif adalah memberi kemungkinan agar individu dapat berkembang dan tidak sekadar bertahan hidup. Orang-orang di balik Psikologi Positif memiliki kepercayaan bahwa individu dapat memperlihatkan kemampuan maksimalnya jika dikembangkan dan terus diupayakan.
Salah
satu kajian guna mencapai tujuan tersebut adalah Positive future thinking (PFT).
Tentu saja, kemungkinan besar semua orang akan mencoba melihat bagaimana masa
depannya. Namun bagaimana saat PFT berlangsung?
Positive future thinking (PFT) merupakan salah satu fungsi kognitif yang mendorong individu untuk memikirkan masa depannya dengan cara yang lebih baik.
Salah satu penelitian yang berjudul The relationship between positive future thinking and suicidal ideation in depressed college students, temuan penelitian ini menjelaskan bahwa PFT dapat mencegah individu dalam memunculkan keinginan bunuh diri.
Individu
yang sulit memikirkan hal-hal baik tentang masa depannya, kerap dipenuhi dengan
kecemasan bahkan dapat merasakan depresi.
Mari
kita melihat manfaat psikologi yang dapat ditimbulkan dari PFT bagi kita:
Memunculkan
motivasi dan harapan
Bayangan
akan masa depan bisa jadi sesuatu yang menggerakkan seseorang dalam bertindak.
Hal tersebut sekiranya akan menjadi harapan sekaligus membantu dalam mencapai
serta menyusun strategi untuk meraih harapan itu.
Visualisasi
Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa visualisasi memberikan hasil yang baik pada apa yang hendak dicapai. Namun ada juga penelitian yang membuktikan bahwa hal tersebut tidak signifikan (Ekeocha, 2015).
Dalam kehidupan kita, visualisasi
bisa membantu untuk memberikan gambaran yang lebih jelas sekaligus memberikan
kita keyakinan tertentu untuk berhasil.
Delay Discounting
Delay discounting istilah psikologis yang menggambarkan bagaimana orang biasanya memilih penghargaan yang lebih kecil yang dapat mereka peroleh lebih cepat daripada imbalan jangka panjang, sehingga mengabaikan penundaan.
Misalnya, kita mungkin memilih untuk membelanjakan uang untuk membeli
ponsel keluaran terbaru sekarang, daripada menyimpannya untuk tujuan yang lebih
besar, seperti dana pensiun.
Tentu akan berbeda jika kita bisa melihat masa depan yang lebih baik, ketika kita membayangkan pensiun masa depan di mana kita bepergian dan penuh ceria, kita lebih mudah terhubung dengan versi diri kita di masa depan.
Itu menjadi lebih
nyata dan mungkin. Oleh karena itu, kita akan lebih mungkin untuk berinvestasi
dalam masa pensiun masa depan itu dan mengatasi delay discounting.
***
Tentu
saja selain dari tiga hal tersebut masih ada beberapa temuan menarik. Namun
kedepannya semoga kita bisa mencoba untuk mengamati dugaan tentang masa depan
yang peneliti lakukan. Semoga saja masa depan selalu memberikan harapan dan
kita berjalan dengan ceria menuju ke titik itu.
Referensi
Ekeocha, T. C. (2015). The effects of
visualization and guided imagery in sports performance.
Lee, S. J. P. H. J. (2019). The relationship
between positive future thinking and suicidal ideation in depressed college
students. Korean Journal of Clinical Psychology, 38(2), 145-156.
O’Connor, R. C., & Williams, J. M. G.
(2014). The relationship between positive future thinking, brooding, defeat and
entrapment. Personality and Individual Differences, 70, 29-34.