Stop Overthinking: Yuk Kurangi Rasa Cemas Terhadap Masa Depan

 


Kita semua pasti sering mengalami yang namanya overthinking, entah itu soal pekerjaan, percintaan, keluarga, hingga masa depan. Seringnya, kecemasan masa depan selalu muncul tanpa memandang usia.

Bisa jadi, pada siswa yang telah menyelesaikan sekolah dan memilih untuk bekerja/gap years dibanding melanjutkan kuliah. Atau pada mahasiswa yang hampir/baru saja menyelesaikan wisuda dan masih bingung untuk memilih akan bekerja dan melanjutkan S2 di mana.

Bisa jadi pada perempuan atau laki-laki yang masih resah menanti kedatangan/dijemput oleh jodoh, ketika melihat teman-teman seusianya sudah di jenjang pernikahan. Dan mungkin saja pada orang-orang yang hidup di rentang umur 30-45 tahun yang terkadang masih pesimis dengan karirnya sendiri, ketika melihat orang-orang disekelilingnya selangkah lebih maju dan mereka merasa gagal dalam memupuk masa depan.

Kita semua pasti pernah merasakan ketakutan yang luar biasa terhadap masa depan. Tidak jarang pikiran berlebihan selalu muncul dengan akhiran kalimat tanya. Seperti, akan jadi apa ‘aku’ di masa depan nanti? Atau, apakah nanti ‘aku’ bisa hidup bahagia dan sukses?

Bisa jadi pertanyaan yang muncul adalah, apakah ‘aku’ bisa mencapai mimpi dan cita-cita yang selama ini aku impikan? Dan pertanyaan-pertanyaan yang terus bermunculan secara berlebihan. Padahal, jika bicara soal masa depan, hidup tidak selalu akan berjalan indah sesuai dengan harapan. Semuanya butuh proses, begitu pula dengan masa depan.

Untuk menggapai masa depan yang diinginkan, seseorang harus memulai langkah-langkah kecil sebagai pengantar. Karena kekayaan di masa depan tidak selalu tentang punya banyak harta, rumah, dan mobil mewah. Meskipun hal-hal tersebut selalu menjadi tolak ukur, namun ilmu juga berarti kekayaan bagi kehidupan seseorang.

Dari pada kita terus overthingking dengan masa depan, yuk kita hentikan rasa cemas dan takut tersebut dengan beberapa tips berikut :

1.      Nikmati saja kehidupan kita yang sedang berjalan sekarang!

“Gagal atau suksesnya seseorang tidak bisa diukur dari keadaannya sekarang, karena apapun masih bisa terjadi nanti, tergantung bagaimana kita mempersiapkannya”. Kalimat itu cukup untuk menyemangati diri sendiri.

 

Dari pada mencemaskan masa depan dengan terlalu overthinking mending kita menikmati kehidupan yang berjalan sekarang. Nikmatilah, ketika di usia muda kita masih bisa berjalan-jalan dan bertemu teman-teman. Nikmatilah, ketika di usia muda kita masih punya banyak energi untuk melakukan banyak hal, seperti hobi.

 

Namun, jangan lupa di tengah kehidupan yang sedang kita nikmati, kita harus mempersiapkan masa depan. Seperti, ketika seorang penulis ingin melahirkan karya yang hebat suatu saat nanti, maka teruslah menulis cerita-cerita singkat sebagai pengantar untuk menjadi penulis sebuah buku best seller.

 

Kita tidak harus langsung melakukan hal besar untuk mengubah masa depan dalam sehari. Namun, kita butuh bertahun-tahun untuk mengubah masa depan dan jangan lupa, selagi menikmati hidup, mulailah untuk menyicil masa depan.

 

2.      Hadapi masa depan sesuai dengan cara kita sendiri!

 

Masa depan itu memang perlu dipersiapkan, namun jangan nanti. Mulailah sedini mungkin dengan cara menyicilnya. Jangan buang energi untuk memikirkan hal-hal berlebihan yang akan terjadi nanti karena sebenarnya, ketakutan terbesar ada dalam pikiran kita sendiri.

 

Katanya, “Apa yang kita tanam, itu yang akan kita petik beberapa tahun ke depan”. Maka, tanamlah sebanyak-banyaknya, agar nanti kita tinggal memetik hasil. Jangan pikirkan perkataan orang, namun pertimbangkan juga masukan dan saran dari orang-orang terdekat. Meskipun di muka bumi, manusia selalu punya parameter sendiri untuk mengkategorikan kesuksesan, namun cobalah berhenti dari pandangan tersebut.

Lakukanlah semua dengan caramu sendiri karena sukses di masa depan tidak selalu harus terlihat sama dengan orang lain. Agar menjadi kaya tidak selalu harus menjadi seorang pengusaha dan bekerja di pemerintahan. Kekayaan juga bisa kita peroleh dengan cara menabung. Tidak cukup hanya menabung maka, lakukanlah deposito. Tidak cukup sampai di situ, maka terjunlah ke dunia saham.

 

Kita masih butuh perjuangan dan kerja keras untuk melahirkan masa depan dengan cara kita sendiri. Kita bisa menggunakan berbagai cara, seperti membiarkan hidup mengalir mengikuti arus atau membuat rencana dari jauh-jauh hari. Semua tergantung pada pilihan kita saat ini.

 

3.      Kita harus belajar menyiapkan diri dengan risiko, seperti masa lalu.

 

Meskipun masa depan merupakan hal yang tidak pasti dalam kehidupan, kita butuh menyiapkan diri untuk menerima ketidakpastian tersebut. Sebab, terkadang impian tidak selalu terwujud seperti yang kita harapkan, namun bisa saja kehidupan punya banyak kejutan.

 

Oleh karena itu, kita harus mempersiapakan sebanyak-banyaknya rencana untuk menerima risiko. Masa lalu merupakan salah satu risiko terbesar dalam kehidupan. Bisa saja, seseorang masih terjebak dalam kegagalan masa lalu, sehingga merasa sangat patah untuk bangkit membangun masa depan. Kita perlu untuk mempersiapakan diri dalam menghadapi masa lalu.

 

Jadikan masa lalu sebagai pengalaman berharga untuk mengubah masa depan. Mari ambil pelajaran dari setiap kejadian yang terjadi, perbaiki apa yang perlu di perbaiki dan tinggalkan apa yang tidak bisa lagi untuk diperbaiki.

Itu adalah beberap tips untuk mengurangi cemas dan overthingking terhadap masa depan. Jadi, daripada kita membuang waktu untuk berpikir secara berlebihan mengenai masa depan, mending kita mempersiapakan diri untuk memulai dan menghadapinya sekarang.*


*Penulis

Elys Krisdiana, saat ini berstatus sebagai mahasiswi Universitas Islam Indonesia, Hubungan Internasional. Penulis juga menggeluti dunia pendidikan terkait HAM dan saat ini berstatus sebagai ketua divisi pendidikan dalam organisasi Klinik Advokasi Hak Asasi Manusia. Serta beberapa kali menjadi moderator dalam diskusi HAM bersamaYLBHI dan KontraS. Serta penyelenggara dari Seminar Nasional Memperingati Hari HAM Internasional yang bekerja sama dengan komunitas Millennial Youth Action. Penulis dapat dijumpai di @elyskrisdianaa

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel