Pengertian Harapan dalam Psikologi




Setiap orang memiliki harapannya masing-masing. Meski tidak dapat dipungkiri, bahwa sebagian merasa tidak punya atau telah kehilangan harapan. Sebab itu, para peneliti melihat hal menarik dalam mengkaji harapan yang kita miliki.

Salah seorang peneliti yang telah melakukan berbagai kajian tentang harapan adalah Charles R. Snyder. Setelah Snyder, bermunculan sejumlah peneliti yang juga ikut melakukan hal serupa. Perkembangan penelitian tentang harapan terbilang cukup pesat. Pasalnya, kajian tentang harapan masih terbilang kurang dan peluang untuk menggali atau menemukan temuan baru terbuka lebar.

Harapan (Hope) juga menjadi salah satu kajian khusus dalam bidang psikologi positif. Dengan harapan, setiap orang mampu memaksimalkan potensi dan mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Keyakinan tersebut terus diuji dan membuktikan hasil-hasil menarik yang patut untuk dikembangkan.

Pengertian Harapan dalam Psikologi

Snyder sendiri menyatakan harapan sebagai keseluruhan dari kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menghasilkan jalur mencapai tujuan yang diinginkan, bersamaan dengan motivasi yang dimiliki untuk menggunakan jalur-jalur tersebut. Harapan didasarkan pada harapan positif dalam pencapaian tujuan.
Harapan adalah sekumpulan kognitif yang didasarkan pada hubungan timbal-balik antara agency (penentu perilaku yang berorientasi tujuan) dan pathway (rencana untuk mencapai tujuan).

Atas dasar itu juga, Snyder mengkonsepkan harapan ke dalam dua komponen, yaitu kemampuan untuk merencanakan jalur untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan agency atau motivasi untuk menggunakan jalur tersebut. Harapan merupakan keseluruhan dari kedua komponen tersebut.

Berdasarkan konsep ini, harapan akan menjadi lebih kuat jika harapan ini disertai dengan adanya tujuan yang bernilai yang memiliki kemungkinan untuk dapat dicapai, bukan sesuatu yang mustahil dicapai. Pemikiran hopeful mencakup tiga komponen, yaitu goal, pathway thinking, dan agency thinking.

Namun jika seseorang memiliki keyakinan untuk mencapai tujuannya, maka seseorang tidak memerlukan 
harapan. Sebaliknya, jika individu yakin bahwa ia tidak akan bisa maka ia akan menjadi hopeless. Berdasarkan konseptualisasi ini, emosi positif dan negatif merupakan hasil dari pemikiran hopeful atau hopeless yang memiliki tujuan.

Teori harapan juga menekankan peran dari hambatan, stressor, dan emosi. Ketika menjumpai hambatan yang menghalangi pencapaian tujuan, individu menilai kondisi tersebut sebagai sumber stres. Berdasarkan postulat teori harapan, emosi positif dihasilkan dari persepsi mengenai keberhasilan pencapaian tujuan.

Sebaliknya emosi negatif mencerminkan kegagalan pencapaian tujuan, baik yang mengalami hambatan ataupun tidak mengalami hambatan. Oleh karena itu, persepsi mengenai keberhasilan pencapaian tujuan akan mendorong munculnya emosi positif dan negatif.

Sekiranya topik tentang harapan dalam dunia psikologi bisa menjadi jalan untuk memahami bagaimana motivasi dan rencana-rencana yang dimiliki manusia. Proses kerja kognitif dan emosi dapat ditelaah lebih jauh.

Namun, penting untuk dipahami bahwa harapan dapat ditumbuhkan. Harapan merupakan sesuatu yang dapat dibentuk dan dapat digunakan sebagai langkah untuk perubahan. Perubahan yang menguntungkan dapat menyebabkan seseorang mencapai hidup yang lebih baik.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel