Alasan Kita Malas atau Rajin: 3 Kebutuhan Dasar Psikologis Menurut Self Determination Theory



Suatu pagi kamu bangun lebih awal, bergegas mandi, sarapan dan bersiap-siap keluar rumah, memulai aktivitas.

Di hari lain, kamu rebahan sepanjang pagi, memesan makanan cepat saji, mandi di siang hari dan kembali rebahan.

Apa yang membuat manusia bergerak, terdorong melakukan sesuatu, dan sebaliknya, kehilangan keinginan atau ketertarikan bahkan untuk bergerak membuka pintu kamar?

Yap,  MOTIVASI


Telah bertahun-tahun studi mengenai motivasi dilakukan.

Dari ilmu sosial, bisnis, ekonomi, pendidikan, psikologi dan lainnya. Dan telah menghasilkan cukup banyak teori motivasi untuk ditelusuri. Salah satunya adalah SELF-DETERMINATION THEORY atau Teori determinasi-diri.


Selama kurang lebih 43 tahun, dua orang psikolog motivasi, Edward Deci dan Richard Ryan, menelusuri dan mengembangkan teori ini.

Mereka berpendapat bahwa ada berbagai alasan mengapa seseorang terdorong untuk bertindak. Sehingga mereka membagi dua tipe motivasi, yakni Autonomous dan Controlled.

Ada orang-orang yang melakukan beberapa aktivitas, secara sadar dan dengan sepenuh hati, diiringi oleh rasa senang, rasa tertarik dan perasaan bernilai. Ini adalan kondisi autonomous. 

Sedangkan, ada juga yang melakukan sesuatu karena faktor eksternal, kerena adanya imbalan atau sekedar menghindari hukuman,atau karena ada permintaan, tekanan, atau kewajiban. Ini disebut kondisi controlled. Kedua tipe ini didasari oleh adanya kebutuhan dasar psikologis manusia.

Deci dan Ryan menemukan tiga hal mendasar itu sebagai, competence, relatedness dan autonomy.
Competence berbicara mengenai rasa percaya diri seseorang bahwa mereka mampu melakukan sesuatu, secara baik dan efektif.

Relatedens, adalah perihal rasa keterikatan antar manusia, atau biasa disebut belonging. Bahwa kita adalah bagian dari komunitas, bahwa orang-orang peduli terhadap kita dan kita peduli terhadap mereka.

Autonomy adalah perasaan bahwa seseorang memiliki control atas dirinya, ia memiliki kekuatan untuk menentukan segala tindakan yang akan dilakukan tanpa dikendalikan oleh siapapun.

Orang-orang yang competence, relatedness dan autonomy-nya terpenuhi,  maka akan menjadi self-determined person, atau orang-orang yang bergerak karena motivasi intrinsik, dan akan tampil sebagai orang yang bekerja secara autonomous.

Ketika ketiga hal itu tidak lengkap, misalnya saja autonomy, atau relatedness nya tidak terpenuhi, maka seseorang akan bergerak karena motivasi ekstrinsik belaka, dan akan bekerja dalam kondisi controlled.
Dan ketika kehilangan tiga hal itu, maka hal terburuk  yang bisa terjadi adalah menjadi  non-self determined, berada pada kondisi AMOTIVASI. 

Tapi, dalam self-determination theory,  Deci dan Ryan menjabarkan sebuah continum motivasi. Bahwa seseorang dapat bergerak dari amotivasi, menuju motivasi eksternal, hingga motivasi internal. Perjalanan ini terjadi karena adanya proses internalisasi hingga integrasi. 

Amotivasi menunjukkan tidak adanya usaha regulasi, karena ketidakhadiran alasan di dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Merasa tidak ingin bergerak, gagal melihat nilai, tidak memiliki kompetensi dan tidak memiliki kontrol atas diri. Contoh misalnya berolahraga. Seseorang tidak memiliki alas an apapun untuk berolahraga, hingga ia tidak terdorong untuk melakukannya.

Selanjutnya adalah motivasi ekstrinsik

Dimulai dari External regulation. Sebuah perilaku terjadi karena adanya imbalan atau sekedar menghindari hukuman.  Contoh misalnya, yah saya olahraga karena diminta dokter.

Introjected regulation. Adalah karena ego, hadirnya perasaan bersalah, sungkan, merasa tidak enak menolak dan sebagainya. Contoh misalnya, ada perasaan bersalah jika tidak berolahraga, jadi saya olahraga saja.

Identified regulation. Perilaku terjadi karena adanya kepentingan pribadi, meskipun tidak menyenangkan tapi mulai hadir kesadaran akan nilai atau konsekuensi tertentu yang dapat diperoleh. Contoh, yah saya tahu olahraga itu penting.

Lalu Integrated regulation. Hal ini menunjukkan adanya keinginan berperilaku secara sadar karena sesuai dengan nilai yang dipegang atau dimilikinya. Contoh, berolahraga memang sudah menjadi prioritas dalam hidup saya.

Dan terakhir adalah Intrinsic regulation. Di sini kita akan bicara tentang seseorang yang menemukan motivasi sepenuhnya dari dalam diri, sepenuhnya self-determined. Karena ia tertarik! Senang! dan merasa puas! dalam melakukan pekerjaannya. Contoh, wah olahraga itu menyenangkan!

Banyak yang selama ini ingin mengontrol motivasi seseorang. Bagaimana agar siswa giat belajar? Bagaimana agar performa karyawan di tempat kerja meningkat?

Jika selama ini kita melirik upah, atau imbalan, menerapkan hukuman di sekolah, dan lain sebagainya.

Mungkin kita juga bisa mencoba mempelajari motivasi autonomous, yang sepertinya bisa membantu dengan cukup baik. 


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel