Agar Olahraga Ringan Kita Menjadi Rutin, Lakukan 3 Hal Ini
INDOPOSITIVE.org—Olahraga
ringan yang dimaksud kali ini bisa seperti berjalan santai, lari, berenang,
bersepada, atau segala hal yang menggerakkan badan. Sederhananya, olahraga yang bisa dilakukan kapan saja dan mudah untuk
siapa pun. Meskipun terbilang mudah untuk dilakukan kita masih sulit untuk
rutin melakukannya. Padahal, kita pun sudah memahami berbagai manfaat yang ditimbulkan
dari hal tersebut. Manfaat yang ditimbulkan pun beragam, mulai dari
menghilangkan stres, lebih banyak energi, hidup lebih lama, hingga meningkatkan
kebahagiaan kita.
Hanya
saja, sulit rasanya untuk membuat kebiasaan agar dapat rutin melakukan olahraga
ringan di kehidupan yang serba cepat dan padat. Kesibukan membuat kita lupa dan
tak sempat memikirkan hal yang sebenarnya penting untuk dilakukan.
Kali
ini, berdasarkan pesan dari beberapa penelitian, tiga hal ini dapat dilakukan untuk
mencoba menghadirkan kebiasaan berolahraga.
Pertama, membuat olahraga
terasa menyenangkan untuk dilakukan.
Sesuatu
yang dikerjakan dengan asas menyenangkan dapat bertahan lebih lama dan berdampak
besar. Tentu ada banyak cara untuk menjadikan olahraga terasa menyenangkan,
seperti misalnya mengajak teman, gabung pada kelompok atau komunitas, membuat
target dan menghadiahkan diri sendiri saat tercapai, berolahraga sambil mendengar
musik atau sejumlah podcast. Semua itu tergantung kebutuhan dan kesesuaian kita
pada berbagai hal tersebut.
Tentu menemukan hal yang tepat dengan kebutuhan
diri bukan hal mudah. Akan tetapi, merancang agenda olahraga untuk terasa lebih
menyenangkan dapat menjadi awal yang baik untuk membuat rencana kita berjalan semakin
baik.
Kedua, olahraga yang kita
lakukan butuh proses dan tujuan jelas.
Dalam
sebuah penelitian yang dilakukan oleh Lien B. Pham dan Shelley E. Taylor dari Universitas
California, Los Angeles, siswa dibawa ke laboratorium penelitian seminggu
sebelum ujian. Satu kelompok siswa diminta untuk memvisualisasikan hasil
pencapaian nilai yang baik pada ujian. Kelompok lain memvisualisasikan proses
yang diperlukan untuk mencapai hasil yang baik. Dengan kata lain, mereka
membayangkan diri mereka belajar.
Para
siswa yang memvisualisasikan proses belajar akhirnya belajar lebih banyak dan
berprestasi lebih baik pada ujian. Belajar dari penelitian tersebut, kita
cenderung membayangkan hasil dibandingkan proses. Semisal ingin menurunkan
berat badan atau berlari sejauh 5 Km? Tentu kita bisa mulai membayangkan
proses, seperti minimal lari sejauh berapa dalam sehari atau dalam seminggu
berapa lama waktu untuk berlari? Semua proses itu dapat membantu kita dalam
mencapai tujuan yang ditargetkan. Acap kali visualisasi keliru karena hanya
membayangkan hasil tanpa melihat proses yang terjadi dalam mencapainya.
Ketiga, buat semua
menjadi terasa lebih mudah.
Seperti
yang kita pahami di awal, rutin olahraga bukanlah hal yang mudah. Hal itu bisa
terjadi lantaran kita menganggapnya sebagai sesuatu yang penting atau tak
menjadi hal prioritas kita.
Kita
bisa belajar dari penelitian yang dilakukan Walter Mischel yang terkenal di
tahun 1960 – 1970, tentang eksperimen marshmallow. Pada eksperimen ini, anak-anak ditawari
pilihan. Mereka dihidangkan marshmallow lezat di depan mereka. Jika mereka
menunggu sampai peneliti kembali ke dalam ruangan, anak itu akan mendapat dua
buah sebagai hadiah. Akhirnya peneliti keluar dan membuat anak-anak itu
berjuang melawan diri sendiri. Beberapa anak — yang paling rendah dalam kontrol
diri — langsung menyantap marshmallow yang ada di depannya. Anak yang lain, ada
menunggu sambil menatap marshmallow selama beberapa menit tapi pada akhirnya
menyerah. Mereka yang kuat berhasil mencari cara untuk bertahan. Beberapa
memutar kursi mereka sehingga tak melihat dan tak tergoda, ada yang menutup mata, memperhatikan lantai,
dan terus mengalihkan perhatian mereka. Hingga akhirnya mereka berhasil
bertahan dan mendapat hadiah.
Dalam
hal olahraga, kita butuh membuat semua terasa menjadi lebih mudah. Caranya,
dengan memanfaatkan hal yang ada di sekitar kita. Misal, jika ingin berolahraga
ringan, kita tak perlu ke gym, selama kita mampu melakukan di sekitar rumah
atau berlari di kompleks perumahan, itu akan terasa lebih mudah dan tak
menguras kemampuan kita mengendalikan atau melawan diri sendiri. Seringkali
kita terkuras dengan keputusan-keputusan tentang waktu, lokasi, dan olahraga
apa di hari yang sama, membuat rencana dan menyusunnya dengan jelas akan
membuat terasa menjadi enteng dan tidak akan melibatkan energi psikis yang
kerap melelahkan, bahkan sebelum kita memutuskan untuk berolahraga.
Tekad
anak-anak yang berhasil dalam eksperimen marshmallow mengajari kita untuk bisa
menyesuaikan dan membuat semua terasa sesuai dengan kebutuhan yang didambakan.
Tentu, masih ada langkah lain yang bisa dilakukan. Setidaknya, tiga hal di atas
bisa menjadi awal hingga teman-teman menemukan cara yang lebih ampuh. Selamat
berolahraga!