Mengapa Kita Ingin Berbahagia?

INDOPOSITIVE.org —  Setiap manusia tentu saja menginginkan hidup yang begitu menyenangkan dan memberi efek bahagia jangka panjang. Namun tidak sedikit yang keliru dan memilih jalan yang keliru untuk hal tersebut. Salah satu cara yang sebenarnya sangat sederhana dan bahkan bisa dilakukan sejak kita lahir dan mampu belajar. Yaitu, menemukan hal baru.




Hal baru dapat kita temukan melalui teribat dalam aktivitas sosial atau “engagement. Hal ini secara khusus penting dalam mendukung kesehatan secara fisik dan psikologis. “Pikiran Anda sangat mirip dengan otot, dan menggunakannya adalah sebuah kunci utama”, untuk terus menghidupkan kesehatan mental, jelas Lisa Berkman seorang Profesor kebijakan publik dan epidemiologi di Universitas Harvard.  

Beberapa peneliti juga percaya bahwa ada hubungan yang bermanfaat antara belajar seumur hidup dan tetap aktif secara sosial dengan kesejahteraan mental dan kebahagiaan dalam hidup. Bahkan  para lansia yang telah terkurung atau terbatasi dapat kehilangan berbagai aktifitas yang justru memicu pikiran untuk terlibat dalam aktifitas yang bersemangat dan menyenangkan.

Jacquelyn James, seorang pengarah penelitian di Sloan Center on Aging & Work dan telah menyaksikan banyak studi yang berlangsung mengenai manfaat para lansia yang terus melakukan pekerjaan. Sepanjang seluruh masa bekerja-Pekerjaan berbayar/dengan gaji, pengasuhan, sukarelawan dan pendidikan- tingkat keterlibatan yang dialami oleh setiap orang berbeda, hal ini tergantung dengan tingkat kenyamanan dan manfaat yang didapatkan dalam sebuah aktifitas. Keterlibatan atau “engagement” harus berkaitan dengan kesadaran akan tujuan dan pencapaian untuk menghasilkan kebahagiaan.

“Selagi kita bertambah tua, semakin penting untuk menemukan hal-hal yang menghidupkan kehidupan kita” ungkap James. Pikiran merupakan pusat untuk setiap usaha ini, dan semakin berkembang ketika kita menemukan hal-hal baru untuk dilakukan. Baik yang berhubungan dengan memperoleh kemampuan atau keahlian baru, bergabung dalam kelompok baru dan bertemu dengan orang-orang baru, atau menemukan cara untuk melanjutkan menggunakan kemampuan atau keahlian yang telah ada, penuaan yang sukses dan umur yang panjang dibangun berdasarkan sebuah pola “belajar seumur hidup”. 

Lalu kenapa mempelajari hal baru atau menemukan hal baru dapat meningkatkan kebahagiaan seseorang? Tenyata secara sederhana, di dalam struktur otak manusia terdapat bagian yang disebut dengan Nucleus Accumbens bagian ini disebut juga dengan “Pleasure Center” atau pusat kenikmatan. Ketika bagian otak ini aktif, maka Anda akan merasakan kenyamanan, kelegaan dan rasa nikmat. Bagian inilah yang berperan penting dalam memproses stimuli-stimuli “reward atau hadiah” dan “reinforcing atau penguatan”.

Pada tahun 1954, James Old dan Peter Milner menanam sebuah elektroda pada septal area seekor tikus. Tikus tersebut dapat menekan sebuah tombol yang akan mengetuk bagian khusus dalam otaknya dan menyebabkan nucleus accumbens aktif. Hal itu terus dilakukan oleh tikus berulang-ulang bahkan tidak lagi makan dan minum karena kepuasan atau sensasi nikmat yang dirasakan telah ia temukan hanya dengan menekan tombol, hingga kemudian tikus tersebut mati karena tidak lagi melakukan aktifitas apapun. 

Simulasi seperti ini serupa dengan manusia yang mengonsumsi narkoba dan segala hal instan untuk pemenuhan kesenangan atau “instant gratification.” Maka adalah sebuah pilihan bagi setiap orang yang berpikir untuk menentukan hal-hal yang akan berlangsung dalam hidupnya. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel