Membaca 25 Tahun Penelitian Seligman
INDOPOSITIVE.org — Martin
P. Seligman menjadi salah seorang pendiri Psikologi Positif. Melalui buku yang
ia tulis, Learned Optimism: How to Change Your Mind and Your Life, perlahan era
baru psikologi pun dimulai.
Seligman telah melewati kurang lebih dua puluh lima
tahun dalam mempelajari optimis dan pesimis. Karaketer seseorang yang pesimis
dijelaskan bahwa mereka cenderung percaya akan peristiwa buruk dapat bertahan
lama, merusak segala hal yang dilakukan dan bersumber dari kesalahannya
sendiri.
Namun, jika masalah yang serupa dihadapkan pada orang optimis, mereka
melakukan hal sebaliknya. Karakter seseorang yang optimis dijelaskan kesalahan
tidak berasal dari diri mereka, keadaan, nasib buruk atau orang lain yang
menyebabkannya.
Mereka menganggap itu sebagai tantangan dan akan berusaha lebih
keras. Pertanyaan
selanjutnya, apakah kamu adalah seorang yang optimis atau pesimis?
Salah satu
keunggulan dalam buku ini, ada self-assessments atau semacam tes untuk
mengukur dan mengetahui apakah anda pesimis atau optimis.
Dan ada pula
serangkaian tes untuk mengetahui apakah Anda atau orang yang Anda sayangi
beresiko depresi. Buku ini sangat pas untuk orang-orang yang senang mengutuki
dunia dan segala hal yang ditemukan.
Buku
ini juga boleh disebut sebagai titik awal dari berkembangnya penelitian tentang
optimis. Melalui bukunya ini, Seligman menjelaskan dua konsep yang membantu
kita dalam memahami gagasannya.
Pertama terkait dengan “Learned helplessness.”
Salah satu yang mengawali penelitian Seligman dalam kajian optimis dimulai
setelah berhasil memahami konsep ketidakberdayaan. Ada masa ketika individu
benar-benar menyerah dan menganggap bahwa apa yang dilakukan tak akan
menghasilkan apa-apa.
Penelitian tentang ketidakberdayaan memberikan gambaran
dasar, meski ada yang menyerah, namun tetap saja ada beberapa yang tetap
mencoba. Akhirnya, Seligman mulai berpikir bahwa optimis tetap ada.
Kedua
terkait dengan, “Explanatory style.” Hal ini adalah alat yang dapat digunakan
dalam mencegah diri kita menjadi lebih pesimis. Ada tiga dimensi yang
dijelaskan dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari guna meningkatkan
optimisme seseorang.
Dimensi pertama, Permanence: Apakah hal-hal buruk terjadi
atau akan berlangsung lama dalam hidup seseorang? Cara pandang optimis dan
pesimis begitu jauh berbeda dalam menjawab pertanyaan ini. Penjelasan tentang
jawaban ini dapat anda pahami dari paragraf awal tulisan ini.
Dimensi kedua, Pervasiveness:
Apakah kita menggeneralisasi sesuatu peristiwa atau kejadian yang terjadi di
sekitar kita? Pesimis cenderung menggeneralisasi setiap kejadian dan berpikir
lebih buruk dibandingkan orang optimis. Dimensi ketiga, Personalization: Apakah
Anda menyalahkan diri sendiri atau orang lain untuk penderitaan Anda?
Selain
dua hal tersebut, buku ini juga bercerita tentang pengalaman-pengalaman yang
telah dilalui oleh Seligman. Hanya saja, perkembangan teori optimis kemudian
menerima kritik akan pandangan orang-orang terhadap pesimis itu sendiri.
Anggapan bahwa pesimis adalah sesuatu yang buruk terkadang keliru dan dibantah
oleh beberapa peneliti. Salah satu hal baik dari orang pesimis adalah mereka
cenderung lebih antisipatif dalam menghadapi sejumlah kejadian.
Terlepas dari
itu semua, tidak ada salahnya jika anda mencoba membaca dan mengetahui apa yang
sedang terjadi dengan cara pandang anda dalam melihat kehidupan. Apakah anda
optimis atau pesimis?
Atau barangkali saja, ada hal lain yang anda temukan.
Selamat membaca buku yang ditulis oleh seorang tokoh penting dalam perkembangan
psikologi, sosok yang dulu pernah menjabat sebagai President dari American
Psychological Association di tahun 1998.