Penelitian: Kebahagiaan Orangtua Setelah Miliki Anak
Setelah mendapati kalau kebanyakan keluarga di Amerika dan Eropa memilih untuk tak memiliki anak kedua, mereka mulai menganalisa data yang pernah dilakukan di Jerman terhadap 20 ribu orang di penjuru negeri. Hasilnya, menjadi orangtua baru ternyata membuat hidup menjadi sedikit berantakan, sehingga kalaupun ada yang ingin memiliki anak kedua, mereka akan menunggu sekitar 3 tahun setelah kelahiran anak pertama.
Dalam penelitian tersebut didapati, sebuah keluarga baru terbukti sangat bahagia saat tahu mereka akan memiliki anak. Kebahagiaan terus meningkat menjelang kelahiran sang buah hati. Kebahagiaan tetap tinggi di bulan-bulan pertama merawat bayi. Sayangnya, setelah itu kebahagiaan malah cenderung menurun.
Seperti yang pernah diangkat dalam Washington Post, hanya sekitar 30% orangtua yang memiliki tingkat kebahagiaan di level yang sama seperti sebelum anak mereka lahir. Bila diskala 1 sampai 10, 37% lainnya mengalami tingkat kebahagiaan yang berkurang 1 poin. Sedangkan, 19% lainnya mengalami penurunan kebahagiaan 2 poin, bahkan 17% kehilangan 3 poin. Bila dirata-ratakan, orangtua baru kebanyakan mengalami penurunan kebahagiaan sebanyak 1,5 hingga 2 poin.
Studi yang diangkat dalam The Journal Demography menyimpulkan, ada tiga penyebab mengapa kebahagiaan orangtua bisa berkurang. Pertama ialah masalah kesehatan, baik sebelum atau sesudah kelahiran, seperti trauma rasa sakit karena proses kelahiran atau perubahan kondisi fisik yang drastis. Kedua ialah komplikasi selama kehamilan, seperti kondisi kesehatan janin. Dan ketiga ialah kelelahan dalam mengurus anak, terutama bagi mereka yang mengurus anak tanpa bantuan pengasuh.
Peneliti juga menemukan bahwa, bila orangtua tetap merasa bahagia di tahun kedua, atau mampu mengembalikan kebahagiaan setelah mengalami stres pasca kelahiran bayi, maka akan sangat mungkin untuk memiliki anak kedua dalam jangka waktu berdekatan.
Sedangkan, orangtua dengan umur yang lebih matang atau orangtua dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi, ternyata lebih mungkin hanya mau memiliki satu anak, bila mereka mengalami pengalaman buruk tadi setelah melahirkan anak pertama.
Penelitian ini sebenarnya ditunjukkan untuk negara-negara maju yang mengharapkan adanya peningkatan angka kelahiran. Bahwa orangtua sebaiknya diberi kemudahan dalam mengasuh anak, seperti penyediaan layanan perawatan anak atau kesehatan tambahan, agar para orangtua senang memiliki anak banyak.