Sumpah Pemuda dan Optimisme Bangsa
Pemuda dalam catatan sejarah bangsa Indonesia
memiliki peran penting dalam menemukan pintu kemerdekaan. Berdirinya keyakinan
untuk terlepas dari belenggu para penjajah lahir dari gagasan dan aksi nyata
para pemuda yang berintelekutal serta memiliki integritas tinggi terhadap
sebuah perubahan. 85 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 28 Oktober 1928, para
pemuda mengambil peran yang besar dalam menentukan masa depan bangsa Indonesia.
Kongres Pemuda (Kerapatan Besar Pemuda Indonesia,
KBPI) yang ke-2 di Jalan Kramat Raya 106, Jakarta secara tidak langsung
menumbuhkan keyakinan psikis guna membangkitkan semangat perjuangan dalam
mencapai titik kemerdekaan bangsa Indonesia. Nama bangsa “Indonesia” pun mulai
tercetus dalam Kongres Pemuda sebagai nama bangsa yang kemudian dideklarasikan
kelahirannya melalui Sumpah Pemuda.
Sejarah kata “Indonesia” pertama kali dikemukakan
dalam bentuk “Indu-nesians” oleh seorang pelancong sekaligus pengamat sosial
asal Inggris Georg Samuel Windsor Earl. Earl merumuskan “Indu-nesians” sebagai
kata etnografis untuk menggambarkan cabang ras Polinesia yang menghuni
kepulauan Hindia” atau “Ras-ras berwarna coklat di kepulauan Hindia”. Kolega
Earl bernama James Logan kemudian mengoreksi Earl dengan menggunakan kata
“Indonesia” sebagai kata geografis bukan etnografis.
Dengan membedakan penggunaan “Indonesia” secara
etnografis dan geografis, Logan menjadi orang pertama yang menggunakan kata
“Indonesia” untuk menjabarkan, walau secara longgar, kawasan geografis
kepulauan Indonesia, apa pun suku atau ras yang menghuninya. Hadirnya Sumpah
Pemuda patut dianggap sebagai simbol akan keberanian serta rasa optimis yang
tinggi untuk menemukan kemerdekaan dan kekuatan bangsa atas nama Indonesia.
Seligman, Reivich, Jaycox, dan Gillham (1995)
menjelaskan bahwa optimis berawal dari diri sendiri kemudian menjadi individu
yang lebih baik dari sebelumnya dan melihat suatu hal lebih jelas dan nyata. Shihab
(2009), optimis adalah suatu harapan individu bersifat positif terhadap sesuatu
hal yang baik dan sangat ditunggu kedatangan hal tersebut. Sikap tersebut
mengandung unsur penilaian yang bernilai positif maupun negatif individu
mempersepsikan masalah melalui sikap optimis yang bertolak belakang dengan
sikap pesimis.
*
Kekuatan Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda menuntut para pemuda yang hidup di
alam kemerdekaan untuk terus menjaga Indonesia sebagai ide “kebangsaan dan
kesetaraan”. Tonggak dari berdirinya bangsa ini dimulai dari kesadaraan yang
kuat dari pemuda yang berkarakter. Kesadaran untuk bangkit, dari kondisi bangsa
yang telah kehilangan jiwa selama tiga setengah abad merupakan suatu proses
panjang.
Butir-butir sumpah pemuda menanamkan kekuatan harapan
yang dimulai secara nyata pada tahun 1928. Penderitaan akan penejajahan yang
berlangusung lama dapat diselesaikan. Menggengam martabat bangsa yang telah
tertindas dan dihiina menjadi tanggung jawab besar bagi pemuda. Hingga
akhirnya, tiga poin penting yang terdapat dalam Sumpah Pemuda menjadi suatu
pondasi yang kuat dalam menjaga jiwa bangsa Indonesia.
Butir pertama, “Kami Pemuda
Indonesia bersumpah, bertanah air satu: Tanah Air Indonesia” Tanah air
Indonesia adalah seluruh tanah dan air yang dulu lebih dikenal dengan Hindia
Belanda. Menjaga tanah air untuk tetap utuh, tanpa ada sejengkal tanah pun yang
kemudian menghilang. Kekuatan untuk menjaga dan setia terhadap sumpah pemuda
menjadi modal besar dalam menguatkan martabat bangsa di mata dunia internasional.
Butir kedua, “Kami Pemuda Indonesia
bersumpah, berbangsa satu: Bangsa Indonesia”. Dalam buku “Kembali je Jati Diri
Bangsa” karya Djon Pakan Lalanngi mengemukakan bahwa menurut sejarah, bangsa
Indonesia merupakan istilah asli de
indeiers yang berarti, berasal dari keturunan berbagai ras, bangsa dan
benua. Letak Indonesia berada di persilangan rute perdaganan antarbangsa
sepanjang sejarah. Bangsa Indonesia memiliki potensi yang besar dalam menjadi
bangsa terbaik di dunia. Kita wajib untuk optimis dengan menatap masa depan
bangsa lebih cerah. Hindari rasa pesimis yang menghapus semua mimpi untuk
Indonesia.
Butir ketiga, “Kami Pemuda
Indonesia bersumpah ber-Bahasa satu, Bahasa Indonesia” Bahasa merupakan
identitas utama yang dapat menjadi pembeda suatu bangsa. Karakter bangsa dapat
lahir dalam bahasa yang digunakan.
*
Tantangan Pemuda
Persaingan global yang akan
menghadang Indonesia tentu akan menjadi salah satu tantangan yang patut untuk
diperhatikan. Sebut saja, Asean Community yang akan dimulai pada tahun
2015. Di mana peluang warga kawasan Asia Tenggara akan setara dalam memasuki
kawasan yang ada. Kualitas pemuda Indonesia akan dipertaruhkan dalam menghadapi
persaingan global tersebut.
Pemuda sekiranya tetap untuk
menjaga butir-butir Sumpah Pemuda yang telah menjadi titik harapan dalam meraih
kemerdekaan. Kembali merenungi dan melihat sejarah lahirnya Sumpah Pemuda tentu
dapat menjadi energi positif untuk kembali menanamkan serta menemukan mozaik
perjuangan yang sedikit demi sedikit mulai menghilang.
Pemuda hari ini patut untuk berjuang dengan
tekad yang lebih dibandingkan dengan pemuda 85 tahun yang lalu. Spirit
perjuangan itu dapat ditemukan dengan kembali menggali sejarah. Bung Karno
mengatakan, “Jangan sekali-kali Meninggalkan sejarah”. 85 tahun lalu menjadi
pondasi kokoh bangsa Indonesia, yang dilahirkan dari tangan para pemuda.
Sekiranya, pemuda tetap menciptakan
perubahan, melahirkan gagasan, serta menjalankan sebuah keyakinan atau
optimisme guna menemukan kondisi yang lebih baik. Seperti halnya pemuda yang
mengusung butir-butir sumpah pemuda Semoga hari ini, pemuda tetap menjaga
optimisme untuk bangsa Indonesia. Amiiin