Pengertian Forgiveness dalam Psikologi



Konsep dari forgiveness belakangan mulai marak diperbincangkan oleh berbagai peneliti. Dalam lingkup psikologi positif, topik ini menjadi salah satu kajian yang banyak diminati.

Forgiveness adalah proses memaafkan di mana emosi negatif seseoang berubah menjadi positif demi memunculkan kembali suasana normal.

Pengertian Forgiveness

Secara sederhana, forgiveness merupakan sikap seseorang yang telah disakiti untuk tidak melakukan perbuatan balas dendam terhadap pelaku, tidak adanya keinginan untuk menjauhi pelaku, sebaliknya adanya keinginan untuk berdamai dan berbuat baik terhadap pelaku, walaupun pelaku telah melakukan perilaku yang menyakitkan.

Kita juga bisa mendefinisikan forgiveness sebagai usaha untuk mengatasi dampak negatif dan penghakiman terhadap orang yang menyakiti, dengan tidak menghindari rasa sakit itu namun dengan menunjukkan rasa kasihan, perdamaian dan cinta.

Namun, kita dapat mendalami fogiveness dari penelitian seorang Michael E. McCullough yang memang fokus dalam bidang riset ini. Sejumlah penelitiannya sudah dapat kita akses dan pahami, berbagai peneliti pun telah menjadikan riset-risetnya sebagai rujukan utama.

Bagi McCullogh, memahami forgiveness dapat dilihat dari proses yang dijalani seseorang. Terdapat motivasi dan perubahan yang mencakup menurunnya keinginan untuk membalas kepada sesuatu atau seseorang atas apa yang telah dialami. Disertai dengan meningkatnya keinginan berbuat baik serta menerima proses yang telah terjadi.

Memaknai forgiveness sebagai proses tentu menjadi sesuatu yang tidak mudah. Dengan memaafkan akan ada perubahan sikap yang sebelumnya ingin membalas dendam dan menjauhi pelaku. Setelah memaafkan, seseorang akan mencoba untuk berdamai, di mana perilaku memaafkan ini akan tampil dalam pikiran, perasaan atau tingkah laku orang yang telah disakiti.

Forgiveness merupakan salah satu dari berbagai kajian dalam psikologi positif, yaitu pendekatan ilmiah dan terapan untuk mengungkap berbagai kekuatan seseorang dan mendorong fungsi positif mereka. Memaafkan bahkan dianggap sebagai salah satu penanggulangan masalah yang berfokus pada emosi yang dapat mengurangi risiko kesehatan dan meningkatkan resiliensi sehat.

Penting untuk dipahami bahwa keinginan seseorang untuk memaafkan tidak muncul begitu saja tetapi dipengaruhi oleh banyak hal. Forgiveness dipengaruhi oleh penilaian korban terhadap pelaku, penilaian korban terhadap kejadian, keparahan kejadian dan keinginan untuk menjauhi pelaku.

Hal lainnya yang mempengaruhi perilaku memaafkan adalah Rumination About the Transgression, yaitu kecenderungan korban untuk terus menerus mengingat kejadian yang dapat menimbulkan kemarahan, sehingga menghalangi dirinya untuk terciptanya perilaku memaafkan.

Tentu saja melangkah untuk memilih langkah memaafkan bukan hal mudah. Namun, proses itu juga dapat menjadi sebuah terapi. Memaafkan merupakan terapi yang efektif dalam intervensi yang membebaskan seseorang dari kemarahannya dan rasa bersalah. Selain itu, memaafkan dapat mengurangi marah, depresi, dan cemas.

Para ahli telah berusaha merumuskan definisi forgiveness dari berbagai penelitian yang telah dilakukan. Semakin berkembangnya situasi dan kondisi, tentu akan ada banyak temuan baru dan menarik lainnya. Sekiranya, kajian ini terus berkembang dan memberikan hal-hal bermanfaat bagi kita untuk dipelajari dan dikembangkan di masa yang akan datang.   

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel