Apakah Kamu Pernah Mengalami Peak Experiences?

peak experiences


Kita tentu akrab dengan teori hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow, namun kali ini kita akan mencoba untuk membahas tentang salah satu hal menarik dari teori tersebut yaitu peak experiences. Hanya saja, mengalami kondisi tersebut terbilang sulit. 

Bila kembali pada teori hierarki kebutuhan Maslow, mencapai puncak aktualisasi diri bukanlah hal yang mudah. Nah, posisi peak experiences itu sendiri sebenarnya melampaui titik tertinggi dari hierarki yang disusun Maslon.

Apa yang sebenarnya dimaksud peak experiences oleh Maslow?

Maslow percaya bahwa semua orang mampu mengalami momen-momen ini, tetapi dia juga merasa bahwa orang-orang yang teraktualisasi-diri kemungkinan besar akan mengalaminya lebih sering.

Peak experiences adalah pengalaman yang sering digambarkan sebagai momen transenden dari sukacita dan rasa gembira yang luar biasa. Ini menjadi momen yang tak tergantikan. Ingatan akan peristiwa-peristiwa semacam itu berlangsung lama dan orang sering menyamakannya dengan pengalaman spiritual.

3 Karakter utama dari peak experiences


Gayle Privette dari University of West Florida, salah seorang peneliti terkait fokus ini merumuskan tiga karakter utama dalam peak experiences. 


Significance: peak experiences mengarah pada peningkatan kesadaran dan pemahaman pribadi dan dapat berfungsi sebagai titik balik dalam kehidupan seseorang. 


Fulfillment: peak experiences menghasilkan emosi positif dan secara intrinsik memberi sebentuk penghargaan pada diri sendiri.


Spiritual: Selama peak experiences, orang merasa menyatu dengan dunia dan sering tidak sadar akan berjalannya waktu.


Karakter ini dapat dibaca selengkapnya melalui The Handbook of Humanistic Psychology: Leading Edges in Theory, Research, and Practice, chapter 14 yang berjudul Defining Moments of Self-Actualization: Peak Performance and Peak Experience.


Dalam sebuah survei, orang-orang melaporkan bahwa peak experiences  cenderung terjadi selama pengalaman artistik, atletik atau agama. Momen di alam atau selama momen penting bersama keluarga atau teman juga biasa. Mencapai tujuan penting, baik yang pribadi maupun kolektif juga dapat mengarah pada kondisi tersebut. 

Saat-saat lain ketika pengalaman seperti itu mungkin terjadi, termasuk ketika seseorang membantu orang lain yang membutuhkan atau setelah mengatasi beberapa jenis kesulitan. Beberapa menggambarkan momen-momen ini sebagai perasaan kagum, heran, dan takjub. 

Pengalaman puncak memiliki banyak kesamaan dengan konsep yang dikenal flow yang dijelaskan oleh psikolog positif Mihaly Csikszentmihalyi. Flow adalah kondisi ketika seseorang tenggelam dalam suatu kegiatan sehingga dunia tampaknya terabaikan dan hanya berfokus pada kegiatan yang dilakukan. Ketika dalam keadaan flow, waktu berlalu begitu saja, fokus meningkat dan orang tersebut dapat lupa waktu.

Flow dapat terjadi ketika seseorang memiliki peak experiences, tetapi tidak semua flow memenuhi syarat untuk dapat disebut sebagai peak experiences. Saat-saat sehari-hari seperti asyik dengan buku yang menyenangkan, mengerjakan proyek yang memuaskan, atau menikmati permainan bola basket sore hari semuanya bisa mengarah pada kondisi flow, tetapi momen-momen ini belum tentu dapat disebut peak experiences.


Nah selanjutnya, apakah kita akan mengalami peak experiences? 



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel