Stres Positif: Panduan Sederhana untuk Mengubah Masalah Jadi Solusi



Tidak selamanya stres menjadi pertanda buruk. Ada masa ketika hal tersebut dapat menjadi sinyal bagi kita untuk berbuat hingga mencapai hasil yang lebih baik dari dugaan awal. Penting untuk dipahami bila stres sendiri secara sederhana terbagi dalam dua jenis, positif dan negatif. 

Pada stres negatif, kondisi itu akan berdampak buruk pada kondisi fisik dan terus menerus mengganggu psikis kita. Berbeda halnya dengan stres positif, di titik tertentu kondisi ini mampu memberikan dorongan yang berbeda sehingga kita dapat melewati atau melakukan hal yang tak kita duga sebelumnya.

Meski terdengar sederhana, namun untuk menjalankan atau memahami stres positif ini, butuh proses yang cukup menantang. Orang-orang yang tak terlatih cenderung membiarkan stres yang dialami berujung pada stres negatif semata. 

Tidak semua orang mampu menemukan atau mengendalikan stres yang dimiliki. Tapi berhubung stres atau manajemen stres merupakan sebuah keterampilan, dan keterampilan adalah sesuatu yang dapat dipelajari, semua orang berpeluang untuk bisa. 

Penting untuk memahami konsep stres dengan mulai memahami dua peran hormon yang ada dalam diri kita: adrenalin dan kortisol.

Saat kita menerima kondisi menekan atau situasi buruk, dua hormon ini akan bekerja dan berefek pada kita. Pada masa seperti itu, adrenalin meningkatkan denyut jantung, meningkatkan tekanan darah, dan memberi dorongan energi. 

Kortisol sendiri akan menahan sistem yang berfungsi untuk menggerakkan kita pada pilihan fight or flight. Sehingga pencernaan terganggu, lalu mengirimkan sinyal ke otak dan kemudian memberikan efek pada suasana hati, dorongan, dan memunculkan rasa takut. 

Dua hormon ini akan bekerja secara bersamaan dan akan dipengaruhi oleh waktu yang ada. Itulah juga mengapa deadline atau batas waktu kerap akan memberi pengaruh pada kekuatan tekanan yang ada. 

Dalam jangka panjang, stres kronis meningkatkan risiko kecemasan, depresi, masalah pencernaan, sakit kepala, penyakit jantung, masalah tidur, gangguan memori dan konsentrasi, dan kondisi lainnya. Namun, pada dasarnya manusia memiliki mekanisme bawaan untuk mengelola stres saat itu terjadi.

Cobalah menarik napas dalam-dalam, langkah ini akan membantu cardiorespiratory coupling-penyelarasan detak jantung, tekanan darah, pernapasan, yang pada dasarnya membantu kita terlepas dari tekanan. Ini merupakan cara singkat, namun dalam proses jangka panjang, kita dapat melakukan beberapa hal seperti:

Cobalah meditasi,  melatih pernapasan dan kemampuan kita untuk tetap tenang di situasi sulit.


Cobalah visualisasikan diri, saat melakukan visualisasi,  membayangkan diri kita mampu mengatasi hambatan, hal tersebut memberi perspektif yang kita butuhkan untuk secara konsisten menyadari bahwa stres dapat kita atasi. 

Cobalah positive self-talk, berbicara dengan diri sendiri dan memberikan semangat pada situasi-situasi pelik. Hal ini akan membantu kita meningkatkan semangat dan rasa percaya diri kita.

Melakukan hal tersebut dari waktu ke waktu atau melatihnya dengan rutin, dapat memberikan kita kemampuan untuk mengubah masalah jadi solusi. Dengan memahami stres atau tekanan yang ada, kita bisa tetap berpikir jernih. 

Stres positif atau yang biasa disebut eustress dapat membuat kita melihat situasi menjadi tantangan dan mengajak kita untuk lebih giat dan bertekad untuk mengatasinya. Selamat mencoba dan semoga keterampilan ini berhasil kita miliki. 

Selanjutnya, kita bisa mencoba melakukan beberapa hal sebelumnya dijelaskan. Setidaknya kita paham secara sederhana bagaimana proses tersebut terjadi. Terlebih lagi kita paham, tekanan dan tantangan pasti selalu ada. Tapi cara kita menyikapinya, akan membuat semua baik-baik saja. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel