Bystander Effect: Pengertian, Proses, dan Faktor yang Memengaruhi


Kita mungkin sering berada pada situasi ini, situasi yang membuat kita sulit bergerak atau merasa orang lain akan melakukannya. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas salah satu fenomena menarik yang kerap kita jumpai, Bystander Effect.

Secara sederhana, Bystander Effect merupakan fenomena sosial di mana semakin banyak keberadaan orang lain (bystander) pada sebuah situasi darurat, maka semakin kecil kemungkinan keberadaan orang lain (bystander) tersebut membantu seseorang yang sedang berada dalam situasi darurat.

Pengertian


Bystander effect merupakan penurunan intensitas perilaku menolong dalam situasi yang membutuhkan pertolongan disebabkan karena terdapat banyak individu lain yang beradadalam situasi tersebut.

Bystander effect adalah orang-orang yang berada di sekitar tempat kejadian dan mempunyai peran sangat besar dalam mempengaruhi seseorang saat memutuskan antara menolong atau tidak ketika dihadapkan pada keadaan darurat.

Tentu saja kita mungkin kerap berada pada situasi demikian. Dengan begitu, kita bisa lebih mudah memahami jika kembali berpikir atau menelaah berbagai peristiwa yang pernah kita lalui. 

Proses Terjadinya


Dalam jurnal yang berjudul  From empathy to apathy: The bystander effect revisited dijelaskan lima proses terjadinya bystander effect. Lima proses tersebut terdiri dari keadaan darurat, menangkap perhatian individu, mengevaluasi keadaan darurat, memutuskan tanggung jawab dan kepercayaan akan kompetensi, dan akhirnya membuat keputusan untuk membantu atau tidak. 

Namun, perhitungan ini dalam pengambilan keputusan proses tidak harus terjadi pada reflektif, tingkat kognitif dan dapat juga mencerminkan hasil dari reflektif. 



Faktor-Faktor yang Memengaruhi


a. Penyebaran tanggung jawab

Penyebaran tanggung jawab dapat terjadi ketika dalam suatu kondisi yang membutuhkan pertolongan, terdapat individu lain yang juga menyaksikan kondisi tersebut. Jika terdapat individu seorang diri, maka individu tersebut merasakan tanggung jawab penuh untuk memberikan pertolongan.

b. Ambiguitas

Ambiguitas merupakan kondisi penolong yang tidak yakin bahwa suatu kondisi membutuhkan pertolongan. Kita kerap ragu dan tidak bisa memastikan posisi serta keharusan dalam menolong di beberapa situasi.

c. Rasa takut dinilai

Rasa takut dinilai adalah kondisi emosional individu yang hendak menyesuaikan diri dengan norma sosial, namun individu takut dinilai telah melakukan tindakan yang bodoh dan salah penafsiran.

d. Jumlah pengamat

Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa semakin besar jumlah pengamat pasif yang menyaksikan situasi kritis, semakin sedikit intervensi yang akan terjadi. 


e. Tingkat bahaya dalam keadaan darurat

Penelitian tentang perilaku pengamat telah membuktikan bahwa efek pengamat berkurang apabila dalam keadaan darurat. Hal tersebut memberikan tiga penjelasan. Pertama, kedaruratan berbahaya dianggap lebih cepat dan kurang ambigu. 

Kedua, para pengamat dapat menjadi sumber dukungan fisik dalam keadaan darurat yang berbahaya. Secara khusus, beberapa situasi hanya dapat diselesaikan oleh sekelompok orang. 

Ketiga, efek pengamat berkurang dalam kasus-kasus darurat yang berbahaya. Keadaan darurat yang berbahaya hanya dapat diselesaikan ketika orang yang saling bekerja sama dan mengoordinasikan respons bantuan mereka.


f. Keanggotaan dalam kategori sosial

Bayangkan situasi berikut: Anda adalah pendukung besar tim sepak bola tertentu. Anda dan beberapa teman Anda berjalan-jalan di kota pada sabtu sore. Anda melewati orang asing yang mengenakan kemeja yang menampilkan logo klub sepak bola favorit Anda. 

Orang asing itu mendekati Anda dan meminta beberapa perubahan. Bayangkan skenario ini lagi, tetapi ganti kaos tim favorit Anda dengan baju pesaing terbesar tim favorit Anda. Dalam dua skenario manakah Anda akan lebih bersedia untuk membantu orang asing itu? 

Mengingat kehadiran pengamat lain, kebanyakan orang akan lebih bersedia membantu orang asing yang mendukung tim yang sama. Temuan pada proses kategorisasi sosial memberikan penjelasan untuk fenomena ini. Bagian ini mengutip sumber-sumber yang berhubungan dengan pengaruh proses kategorisasi sosial terhadap perilaku pengamat. 

Perilaku pengamat dipengaruhi oleh keanggotaan pengamat dalam kategori sosial. Seseorang akan lebih bersedia untuk membantu korban jika mereka tahu bahwa korban adalah anggota dalam kelompok yang sama.

g. Tekanan waktu

Rasionalitas (akal sehat) dan penelitian menunjukkan bukti bahwa kadang-kadang kita berada dalam keadaan tergesa-gesa untuk menolong sehingga kita memutuskan untuk tidak melakukan tindakan memberikan pertolongan.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel