5 Alasan Mengapa Seseorang Kerap Mengalami Body Dissatisfaction

5  Alasan Mengapa Seseorang Kerap Mengalami Body Dissatisfaction


Pernahkah anda atau mungkin teman anda, melakukan komentar buruk terhadap bentuk tubuh anda sendiri? Membandingkan tubuh kita dengan orang lain dapat berakibat pada emosi negatif berupa ketidakpuasan terhadap tubuh sendiri, atau yang biasa disebut dengan istilah body dissatisfaction (ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh).

Body dissatisfaction secara umum dapat dilihat dari penilaian seseorang mengenai beberapa hal yang berhubungan dengan tubuhya, yaitu : berat badan yang dimiliki, tinggi badan yang dimiliki, serta bagian-bagian tubuh tertentu (perut, payudara, pinggang, pinggul, pantat, paha dan betis).

Berikut 5 alasan mengapa seseorang kerap mengalami body dissatisfaction:


1. Standar kecantikan yang tak mungkin dicapai


Setiap kebudayaan dalam suatu tempat atau wilayah memiliki standar kecantikan yang mungkin dapat berbeda satu dengan yang lain. Sebagian besar kebudayaan, walaupun berbeda, biasanya menganggap penampilan yang baik dan menyenangkan sebagai status yang lebih tinggi, kesempatan yang lebih baik untuk menarik lawan jenis, dan hal positif yang lain. Body dissatisfaction merupakan kesenjangan antara bentuk tubuh yang ideal dengan bentuk tubuh individu yang sesungguhnya. Brehm (1999) memberi contoh pakaian wanita yang hanya memungkinkan digunakan oleh individu yang beratnya 20% di bawah berat badan sehat. 

Selain itu, stereotipe dari media, iklan dan industri pakaian, semuanya secara tidak langsung mengenalkan bentuk tubuh ideal yang sering tidak realistik sehingga oleh individu dijadikan pembanding bagi dirinya. 

2.Keyakinan bahwa kontrol terhadap diri akan menghasilkan tubuh yang sempurna


Hal-hal seperti tinggi badan, warna kulit, bentuk rambut, merupakan hal -hal yang tidak dapat diubah, sehingga mudah diterima secara universal. Secara teori, salah satu hal yang dapat diubah dari tubuh adalah berat badan. Hal ini menyebabkan berat badan menjadi sasaran ketika seseorang tidak puas dengan hal lain dari tubuhnya, misalnya wajahnya dan kadang aspek psikologis dari dirinya sendiri. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa berat badan merupakan fungsi dari self-control. Lebih lanjut lagi, mitos kecantikan mendorong individu untuk merasa bersalah dan frustasi ketika berat badan individu tidak memberikan tubuh yang sempurna bagi individu karena mitos kecantikan itu mengatakan bahwa setiap wanita dapat mencapai berat badan yang ideal jika wanita dapat mengontrol dirinya.

3. Ketidakpuasan yang mendalam terhadap diri sendiri dan kehidupannya


Ahli citra tubuh atau body-image percaya bahwa body-dissatisfaction, terutama jika meningkat menjadi rasa benci terhadap tubuhnya, merupakan gambaran harga diri yang rendah dan perasaan inadekuat. Hal ini bisa terjadi karena tubuh merupakan bagian diri y ang dapat dilihat, sehingga bila individu memiliki perasaan negatif terhadap dirinya, maka dia juga memiliki perasaan negatif terhadap tubuhnya


4. Kebutuhan untuk memberi kontrol karena banyak hal yang tidak dapat dikontrol 


Manusia pasti memiliki masalah-masalah dalam hidupnya, dan sebagian masalah tersebut tidak memiliki jawaban kendati orang yang bersangkutan sangat membutuhkan jawaban atas suatu masalah. Keadaan ini dapat menyebabkan sebagian orang berusaha mengontrol hal-hal yang dapat mereka kontrol, misalnya mengontrol apa yang mereka makan dan mengontrol berat badan. Dengan mengontrol tubuh seperti itu, individu dapat merasa tertolong sebab setidaknya individu tersebut memiliki pengaruh terhadap hidupnya.

5. Hidup dalam budaya “first impressions” 


Penampilan seseorang merupakan hal yang sangat penting. Ini dibuktikan dengan adanya penilaian terhadap orang lain yang baru dikenal berdasarkan bagaimana orang tersebut berpakaian, cara berbicara, cara berjalan, dan lain-lain. Pendapat tersebut dengan mengatakan bahwa bila ada beberapa orang yang memiliki kesamaan dalam segala hal, maka individu yang menarik lebih disukai daripada yang tidak menarik. Jadi rasa tertarik berkaitan dengan daya tarik fisik. Contoh dari kesan pertama ini adalah orang yang gemuk dinilai sebagai orang yang malas, suka memanjakan dirinya sendiri dan tidak memiliki disiplin atas hidupnya walaupun sebenarnya belum mengenal orang tersebut. Sebaliknya, orang yang kurus diidentikkan sebagai orang yang memperhatikan tubuhnya, hidupnya teratur dan disiplin. 

Demikianlah 5 alasan mengapa seseorang kerap mengalami body dissatisfaction. Sekiranya, masalah ini dapat kita atasi setelah memahami sejumlah alasan terbentuknya. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel