Panduan Singkat Memahami Harapan Bekerja dalam Kehidupan Kita



Charles R. Snyder merupakan salah seorang peneliti yang berfokus pada topik-topik psikologi positif, khususnya penelitian tentang Harapan (Hope). Selain meneliti, Snyder bekerja sebagai pengajar di University of Kansas. Melalui penelitiannya, kita dapat belajar tentang bagaimana harapan bekerja dan pengaruhnya bagi kehidupan kita. 

Tentu mendengar istilah harapan bukanlah hal asing di telinga kita. Namun, melalui sudut pandang psikologi, kita dapat memahami dan melihat lebih jauh bagaimana harapan memberi pengaruh terhadap kehidupan kita. 

Lihat juga: Bagaimana harapan bekerja di kelas?

Secara sederhana, Snyder menjabarkan hope sebagai kapasitas yang diyakini untuk memperoleh jalan (pathways) mencapai tujuan yang diinginkan, serta memotivasi diri melalui agency thinking dalam menggunakan jalan (pathways) tersebut. 

Bila kita mencermati dengan saksama perihal teori tersebut, harapan (hope) sebenarnya merefleksikan persepsi seseorang terhadap kapasitas individu untuk: 


  1. konseptualisasi tujuan; 
  2. mengembangkan strategi yang spesifik untuk mencapai tujuan; dan 
  3. mengajukan serta secara terus menerus memotivasi diri untuk menggunakan strategi tersebut (agency thinking). 

Dalam meraih tujuan, dibutuhkan dua hal penting yaitu agency thinking dan pathways thinking, yang pada akhirnya untuk menstimulasi atau merangsang pathways thinking dan selanjutnya. Tujuan tersebut menyajikan target dari rangkaian tindakan mental. 

Ada beberapa hal yang perlu dipahami mengenai tujuan yang dimaksud oleh Snyder. Tujuan dapat berupa pembayangan visual dan bisa juga berupa deskripsi verbal. Selain itu, tujuan juga dapat berupa tujuan jangka pendek serta tujuan jangka panjang, dan disertai dengan derajat yang beragam dan spesifik. Tujuan yang samar-samar biasanya jarang muncul pada orang-orang dengan pemikiran hope yang tinggi, sementara penetapan tujuan yang spesifik memudahkan seseorang untuk membayangkan pathways yang dimilikinya. Tujuan-tujuan ini haruslah tujuan yang bernilai agar dapat terus-menerus tertanam dalam pikiran. Di sisi lain tujuan harus dapat dicapai, namun tujuan biasanya memuat derajat ketidakpastian.


Lihat juga: Inilah efek psikologis akibat para pemberi harapan palsu (PHP)

Dalam rangka untuk mencapai tujuan, orang harus memandang dirinya sendiri sebagai orang yang mampu menghasilkan jalur-jalur kerja pencapaian tujuan tersebut. Proses mempersepsikan kapasitas inilah yang disebut dengan pathway thinking. Pathway thinking yang merupakan proses internal ini serupa dengan istilah “Saya akan menemukan jalan untuk menyelesaikan hal ini”. Orang-orang dengan hope yang tinggi merupakan individu yang secara efektif menghasilkan beberapa jalan (pathways) dan mendapati bahwa mereka lancar dalam menemukan jalur alternatif 

Komponen motivasi pada teori hope adalah agency. Agency thinking merefleksikan pikiran-pikiran sendiri mengenai dimulainya pergerakan menuju pathway dan melanjutkan kemajuan pikiran tersebut sepanjang pathway. Hasil penelitian tentang harapan, diketahui bahwa orang-orang dengan hope yang tinggi cenderung melakukan self-talk semisal “Saya bisa melakukan ini” dan “Saya tidak akan berhenti”. Apabila terjadi hambatan, agency thinking ini membantu individu untuk memunculkan motivasi agar menemukan jalan lain (pathway) sebagai alternatif yang terbaik

Hal yang membedakan antara hope dengan konsep lain seperti self-efficacy, optimism, dan self-esteem adalah bahwa hope harus terdiri atas jalan (pathways) dan agency thinking. Semakin banyak jalan yang dimiliki, semakin banyak agency thinking yang dimiliki untuk mencapai tujuan

Hope merupakan komponen kognitif. Emosi positif seharusnya mengalir dari persepsi terhadap keberhasilan pencapaian tujuan. Bila situasi tertentu mendatangkan stres, orang-orang dengan harapan yang tinggi akan menata pikiran dan tindakannya untuk mengubah hambatan menjadi sesuatu yang tidak memunculkan tekanan. Sehingga jika diperhadapkan pada emosi positif, individu yang bersangkutan akan memunculkan kembali tindakan-tindakan yang menyebabkan keberhasilaan pencapaian tujuan. Sementara jika diperhadapakan pada emosi negatif, individu tersebut akan memunculkan kembali tindakan-tindakan yang menyebabkan kegagalan dalam pencapaian tujuan. Orang-orang dengan hope yang tinggi melihat stressor sebagai tantangan, yang akan dapat memunculkan jalan alternatif serta penyaluran kembali agency pada jalan-jalan yang baru. Hal ini menguatkan bahwa teori hope meliputi sistem yang terhubung dari penataan pikiran terhadap tujuan yang memunculkan umpan balik dari beragam poin yang muncul.

Setelah mencapai satu tujuan, orang dengan hope yang tinggi cenderung akan memunculkan tujuan yang lain. Mereka mendasari tujuan tersebut pada acuan pribadi. Biasanya tujuan yang lain itu lebih atraktif daripada tujuan yang dibangun berdasarkan acuan orang lain. Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan hope yang tinggi lebih senang untuk memilih tujuan yang mewakili hasil sebelumnya pada tugas-tugas yang serupa. 

Lihat juga: 3 manfaat harapan dalam kehidupan kita

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa orang dengan hope yang tinggi secara konsisten memperoleh hasil yang lebih baik daripada mereka dengan hope yang rendah, seperti pada area akademik, atletik, kesehatan fisik, penyesuaian psikologis dan psikoterapi. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel